Kondisi Terkini Gunung Semeru, Warga Harus Waspadai Lontaran Batu
                Gunung Semeru erupsi pada Kamis (28/3/2024), pukul 02.27 WIB (ANTARA/HO-PVMBG)
MerahPutih.com - Aktivitas Gunung Semeru memperlihatkan bahwa aktivitas erupsi, awan panas, dan guguran lava masih terjadi. Akumulasi material hasil erupsi (letusan dan aliran lava) maupun pembentukan scoria cones berpotensi menjadi guguran lava pijar atau awan panas.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid memaparkan kondisi terkini aktivitas Gunung Semeru setelah erupsi berupa awan panas pada Kamis (28/3), pukul 15.18 WIB.
Baca juga:
Gunung Semeru Erupsi Lagi, Warga Dilarang Beraktivitas
Di mana, erupsi berupa awan panas dengan jarak luncur dan tinggi kolom abu erupsi tidak diketahui dan karena visual Gunung Semeru tertutup kabut, namun terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi 27 menit.
Ia mengingatkan, material guguran lava atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan.
Selain itu, interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder.
Ia menegaskan, gempa vulkanik dalam dan harmonik yang masih terekam mengindikasikan masih adanya suplai di bawah permukaan Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan, serta adanya proses penumpukan material hasil letusan di sekitar kawah Jonggring Saloko.
"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada level III (Siaga) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini," ujarnya dalam keteranganya, Sabtu (29/3).
Untuk itu direkomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi) dan masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selain itu, warga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar) dan diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. (*)
Baca juga:
Semeru Erupsi 3 Kali dalam Sehari, Letusan Tertinggi Capai 1 KM
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Gunung Semeru Erupsi Hebat Pagi Ini, Masyarakat Diminta Waspadai Lontaran Batu Pijar
                      Gunung Semeru 6 Kali Erupsi hingga 05.53 WIB, Tinggi Letusan sampai 700 Meter
                      Bandara Larantuka Terpaksa Ditutup Imbas Erupsi Gunung Ili Lewotolok
                      Debu Vulkanik Dari 2 Letusan Gunung Api Ancam Warga NTT, Warga Diminta Pakai Kacamata dan Tutup Rumah
                      Erupsi Gunung Semeru 23 September 2025: Status, Risiko, dan Rekomendasi Keselamatan
                      Cegah Tragedi 2024 Terulang, Gereja Digandeng Sosialisasikan Peringatan Dini Erupsi Lewotobi
                      Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Berulang, Masyarakat di Radius 6 Km Diminta Segera Mengungsi
                      Semburan Abu Tebal Gunung Semeru Setinggi 700 Meter, Pahami Zona Merah untuk Hindari Awan Panas dan Lahar Hujan
                      Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erups, Beberapa Desa Terancam Banjir Lahar Hujan
                      Hujan Deras di Puncak Gunung Semeru Picu Banjir Lahar Selama 2,5 Jam, Waspada Potensi Awan Panas Hingga Radius 13 Kilometer