Bagaimana Seorang Psikopat Jatuh Cinta?
Selasa, 18 Februari 2020 -
MENURUT penelitian, sekitar 1% dari populasi dunia mungkin psikopat. Orang-orang yang dianggap psikopat berjuang dengan mengekspresikan berbagai jenis emosi, terutama empati, kesedihan, dan ketakutan.
Para psikolog percaya bahwa mereka dapat jatuh cinta layaknya manusia normal. Hanya saja cara mereka mengekspresikan perasaan dan berkomunikasi dalam hubungan mereka tentunya sangat berbeda.
Baca juga:
1. Cinta mereka bisa merusak

Karena psikopat tidak benar-benar tahu cara berinteraksi dengan orang-orang pada level yang dalam. Hubungan romantis mereka dapat merusak bagi kedua pasangan. Psikopat lebih cenderung bertindak secara impulsif dan tidak emosional.
Seorang psikopat yang manipulatif dan kurang empati. Ini apat merusak kesejahteraan psikologis pasangan, serta membuat hubungan menjadi tidak stabil dan tegang.
2. Dukungan emosional pada pasangannya

Psikolog percaya bahwa psikopat kebanyakan tidak merasa takut atau tertekan. Karena mereka tidak pernah merasakan hal tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa psikopat dapat merawat orang lain. Hanya saja dalam kasus, mereka melakukannya dengan sukarela dan telah mengetahui bagaimana menjadi empati.
Baca juga:
3. Hubungan jangka pendek

Psikopat mengikuti fast life history strategy, mereka lebih suka hubungan jangka pendek tanpa ikatan emosional yang kuat. Mereka jarang tertarik untuk melakukan upaya yang cukup untuk menciptakan hubungan jangka panjang yang berpotensi mengarah pada pernikahan.
Seorang psikopat lebih cenderung mengambil risiko dan mengutamakan diri sendiri. Sehingga menyulitkan mereka menemukan pasangan yang cocok.
4. Memanipulasi pasangan

Seorang psikopat dapat dengan mudah membaca pikiran orang lain dan memahami niat mereka. Mereka tahu bagaimana menjadi menarik dan merasa nyaman dalam situasi apa pun. Itu membuat mereka menjadi manipulator yang sempurna.
Uniknya, mereka tidak merasa bersalah ketika melakukanya. Psikopat tidak peduli tindakannya dapat menyusahkan orang lain.
5. Empati dan simpati

Kabar baiknya adalah psikopat dapat meningkatkan perilakunya ketika mereka cukup termotivasi untuk melakukannya.
Psikolog percaya bahwa romansa dan komunikasi dengan orang-orang yang mengekspresikan cinta kepada mereka dapat mengajarinya lebih berempati terhadap orang lain dan meningkatkan kualitas interaksi sosial mereka. (arb)
Baca juga: