Atlet Pelatda PON Jawa Barat Diwajibkan Jalani Tes Kebugaran

Jumat, 01 Januari 2016 - Rendy Nugroho

MerahPutih Olahraga - Atlet Pelatda PON XIX/2016 Jawa Barat akan menjalani tiga kali tes kebugaran sepanjang tahun 2016. Hal tersebut untuk memastikan bisa mencapai VO2MAX (kemampuan jantung memompa oksigen) optimal pada Juni 2016.

"Minimal, pada Juni 2016 kebugaran atlet sudah mencapai VO2MAX ideal. Rencananya, akan ada dua hingga tiga kali tes kebugaran," kata Komandan Satgas Prestasi KONI Jabar Yunyun Widiana kepada Antara.

Artinya, kata Yunyun para atlet Jabar telah mencapai Vo2MAX ideal pada saat mereka berangkat beruji tanding di Korea tepatnya di Gyeongsangbuk-do.

Pada kesemapatan itu, pihaknya melakukan edukasi kepada para atlet dan pelatih untuk bisa mempertahankan kondisi terbaik yang telah dicapai, sehingga tidak perlu sulit untuk mencapai Vo2MAX ideal pada saatnya nanti.

"Kemampuan mempertahankan kondisi itu sangat diperlukan, jangan sampai menurun pada saat pertandingan sesungguhnya. Untuk itu kami lakukan sosialisasi kepada atlet dan pelatih," kata Yunyun.

Pemantauan kondisi kebugaran atlet Jabar dilakukan dengan menggunakan sistem sport science yang telah dibangun oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Tahun 2015 akan dilakukan penambahan perangkat pendukung untuk pengujian sehingga bisa lebih maksimal.

"Pengujian kebugaran atlet tidak dilakukan secara umum, namun disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga masing-masing. Sehingga apa kekurangannya bisa segera diketahui," kata Yunyun.

Menurut dia, pencapaian kebugaran atau Vo2MAX untuk cabang olahraga balap sepeda, tentu beda dengan cabang atletik atau basket. Semuanya akan disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga masing-masing.

"Awal tahun 2016 mungkin akan dilakukan test pertama di tahun ini, kemudian dilanjutkan beberapa bulan kemudian untuk memastikan kondisi atlet tetap terjaga dan ada peningkatan," katanya.

Di sisi lain kondisi kebugaran atlet juga mengantisipasi terjadinya kemungkinan cedera yang dialami atlet saat berlatih, sehingga konsepnya selain untuk kebugaran juga untuk mengantisipasi cedera atlet.

"Kami tidak berharap cedera atlet terjadi jelang laga sesungguhnya pada ajang PON," tutupnya. (esa)

BACA JUGA:

  1. Komnas Api Nilai Pemberian Dana Kesejahteraan Atlet Sangat Penting
  2. Indonesia Diminta Lakukan Perubahan Sistem Kerja Olahraga
  3. NPC Indonesia Yakin Loloskan 19 Atlet di Paralympic Games 2016
  4. Menpora Tak Bedakan Pemberian Bonus Atlet Difabel dan Normal
  5. Renovasi GBK, Kemenpora Alokasikan Anggaran Sebesar Rp3,3 Triliun

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan