Atasi Karhutla, BNPB kerahkan 22.107 Personil Gabungan
Kamis, 15 September 2016 -
MerahPutih Nasional - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah daerah di Indonesia belum kunjung selesai. Pembakaran dengan sengaja untuk pembukaan kebun dan pertanian menjadi penyebab utamanya.
Satelit MODIS dengan sensor Terra Aqua milik NASA telah mendeteksi 260 hotspot di Indonesia, dimana 80 hotspot di Kalimantan Barat dan 66 hotspot di Kalimantan Tengah. Jumlah hotspot ini jauh lebih sedikit dibandingkan pola hotspot normal.
"Memang tidak mungkin menihilkan hotspot di seluruh wilayah Indonesia selama setahun karena terkait dengan perilaku dan kebiasaan membakar, baik di lahan gambut maupun mineral," tulis Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilisnya, Kamis (15/9).
Saat ini, telah ada strategi untuk mengatasi karhutla melalui operasi darat dan operasi udara. Operasi pemadaman di darat dikerahkan 22.107 personil gabungan dari TNI, Polri, BNPB, BPBD, Manggala Agni, Damkar dan Masyarakat Peduli Api.
"Untuk operasi udara BNPB mengerahkan 24 helikopter dan pesawat untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan dari udara. Heli dan pesawat tersebut untuk water bombing dan hujan buatan," lanjutnya.
Berdasarkan data yang didapat jumlah hotspot hingga September 2016 memiliki penurunan 60 persen dibandingkan jumlah hotspot tahun 2015. Kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 adalah bencana asap yang paling besar karena membakar 2,61 juta hektar hutan dan lahan serta menyebabkan kerugian ekonomi 221 trilyun rupiah.
"Luas hutan dan lahan yang terbakar serta dampak kerugian ekonomi yang terjadi pada tahun 2016 ini belum dilakukan perhitungan. Yang pasti luas dan kerugian ekonomi jauh lebih kecil dibandingkan tahun 2015 lalu," tutupnya. (Yni)
BACA JUGA:
- Helikopter dan Pesawat Water Bomb Siaga Kebakaran Hutan di Riau
- Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Meningkat
- BNPB: Satelit Deteksi 482 Hotspot Kebakaran Hutan di Wilayah Indonesia
- Rawan Terjadi Kebakaran Hutan, Ukraina Siap Bantu Indonesia
- SP3 Kasus Kebakaran Hutan Riau, Setara Institute: Jokowi Hanya Janji