Armand Maulana Bicara Soal Royalti Musik

Selasa, 15 Maret 2022 - Muchammad Yani

MENURUT Armand Maulana, selain tarif royalti yang masih sangat rendah di Indonesia, ada beberapa pihak yang belum teredukasi tentang royalti dan tidak usah membayar royalti.

“Iya (tarif royalti rendah). Sudah rendah, terus juga masih banyak beberapa pihak yang harusnya membayar royalti, masih belum ‘ngeh’. Masih belum melek bahwa (pembayaran) royalti tu harus dijalankan,” kata Armand saat dihubungi ANTARA, Jumat malam (11/3).

Baca juga:

3 Musisi Kulit Hitam yang Mampu Mengambil Alih Industri Musik

“Susahnya tuh, kita sudah terbuai, sudah tertidur terlalu lama bahwa sebuah karya, bukan hanya musik, sebuah karya itu kan ada royalti. Ada harganya, ada nilainya,” tambahnya.

Tarif royakti dianggap terlalu kecil. (Foto: Instagram/Armandmaulana04)
Tarif royalti dianggap terlalu kecil. (Foto: Instagram/Armandmaulana04)

Meski begitu, aturan membayar royalti saat ini lebih baik dibandingkan era 1970an dan 1980an, meskipun belum sempurna. Ia pun berharap aturan ini bisa ditegakan kepada siapa saja tanpa pandang bulu.

“Tapi kalau dibanding tahun 70an 80an sih jauh lah. Memang sudah lebih mendingan sekarang. Tapi belum sempurna,” ujar Armand.

Baca juga:

Menelusur Pengaruh Awards Bagi Musisi

“Harapannya sih simple-simple saja. Bahwa sebetulnya hukum dan pasalnya sudah ada. Namun penegakannya saya harap tidak pandang bulu. Karena lagu itu kan hasil karya seseorang gitu,” lanjutnya.

Suami dari Dewi Gita itu menganalogikan pihak yang tidak membayar royalti ibarat pelanggan yang tak membayar di sebuah restoran. Oleh sebab itu, Armand berharap agar semua pihak memikirkan para musisi. Sebab para musisi tidak mudah menciptakan musik.

Menurut Armand harus ada kesadaran dari semua pihak. (Foto: Instagram/Armandmaulana04)
Menurut Armand harus ada kesadaran dari semua pihak. (Foto: Instagram/Armandmaulana04)

“Sama saja kayak kita bikin nasi goreng atau pisang goreng, kan itu ada harganya. Nah sekarang masa gue dagang nasi goreng, terus lu ambil aja piring, makan terus pergi. Kan nggak gitu,” ungkapnya.

“Padahal kebayang kan misal gue sebagai artis, komposer dan produser, sudah menciptakan lagu, itu juga nggak gampang. Itu bikinnya kita sudah keluarkan uang. Coba saja pikirkan misal kita sudah makan makanan orang, terus nggak bayar. Jadi analoginya bisa ke arah situ,” tutupnya. (Yni)

Baca juga:

Begini Jadinya Punya Teman Musisi di Tongkrongan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan