Apa Dampak Vaksin Palsu pada Tubuh? Ini Pendapat Ahli Vaksin
Selasa, 28 Juni 2016 -
MerahPutih Nasional - Berita terbongkarnya produksi vaksin palsu menimbulkan keresahan di masyarakat, khususnya yang memiliki anak balita. Vaksin palsu itu sudah diproduksi sejak tahun 2003 dan telah diedarkan ke setidaknya tiga provinsi.
Menurut dr Dirga Sakti Rambe, seorang vaccinologist atau ahli vaksinologi lulusan Universitas Siena, Italia vaksin palsu memiliki dua dampak pada kesehatan yaitu dampak keamanan dan dampak proteksi.
Dampak keamanan bergantung dari larutan yang dicampurkan oleh pembuat vaksin palsu. Saat ini, analisisnya masih dilakukan oleh Pusat Laboratorium Forensik Polri dan Badan POM.
"Yang jelas, pencampuran larutan vaksin palsu dilakukan dengan cara tidak steril. Risiko tercemar bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya tinggi," ujar Dirga melalui akun Facebook-nya, Sabtu (25/6) lalu.
Dampak keamanan dari terkena vaksin palsu adalah timbulnya infeksi. Infeksi dapat bersifat ringan, dapat pula berat (sistemik). Tanda-tanda infeksi berat seperti demam tinggi, laju nadi meningkat, laju pernapasan meningkat, leukosit meningkat, anak tak mau makan/minum, sampai terjadi penurunan kesadaran.
Bila benar terjadi, kata Dirga, dampak ini terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama pascavaksinasi. Dalam 2 minggu pertama. Segera ke dokter bila gejala ini timbul. Dampak keamanan dalam jangka panjang belum diketahui, tergantung dari hasil analisis yang belum selesai.
Kemudian dampak kedua adalah dampak proteksi. Vaksinasi bertujuan untuk mencetuskan kekebalan pada seseorang sebelum ia sakit. Misalnya, seorang anak mendapat vaksinasi Hepatitis B sebanyak 3 kali. Setelah terpenuhi, anak ini kebal bila kelak terpapar oleh virus Hepatitis B. Ia sudah kebal tanpa harus jatuh sakit. Sementara anak yang tidak divaksinasi, harus sakit dulu baru dapat memiliki kekebalan.
"Bila ternyata anak ini mendapatkan vaksin yang palsu, tentu kekebalan tadi tidak pernah ada. Tujuan vaksinasi tidak tercapai. Kalau ini terbukti, anak harus direvaksinasi," katanya.
BACA JUGA: