Anak Jadi Materialistis? Ketahui Cara Mencegahnya
Jumat, 02 Oktober 2020 -
KEBIASAAN yang ditanamkan sejak kecil bisa berdampak bagi si anak ketika tumbuh dewasa kelak. Terutama terlalu sering memberi sesuatu yang diminta hanya karena ingin melihatnya senang. Hati-hati, kebiasaan ini bisa membuat anak jadi materialistis.
Materialistis adalah sikap yang memandang kebahagiaan atau pencapaian dari sisi materi semata. Kemungkinannya, sifat buruk ini akan terbawa hingga ia dewasa. Mereka juga akan tumbuh jadi seseorang yang narsistik dan tidak pernah merasa puas. Ia juga bisa merasa harga dirinya ditentukan oleh harga barang atau produk yang ia miliki.
Baca juga:
Ada beberapa hal yang menyebabkan sikap materialistis pada anak. Pertama, memberikan penghargaan dalam bentuk materi. Kedua, terlalu sering menjanjikan materi, misalnya memberi ponsel baru atau mainan mahal jika anak meraih sesuatu. Hal ini akan mengajarkan anak bahwa tujuan utamanya bekerja keras adalah mendapatkan materi, bukan untuk mencapai prestasi.
Jangan salah, menghukum anak dengan mengambil harta benda yang mereka miliki juga tidak boleh. Misalnya menyita ponsel atau video gimnya. Nyatanya, ini dapat mengajarkan anak bahwa ia membutuhkan harta benda untuk merasa lebih baik.
Lalu, bagaimana cara mengatasi anak yang sudah materialistis? Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan menurut laman Alodokter:
1. Tanamkan rasa syukur pada diri anak

Bersyukur merupakan sikap menerima segala hal yang sudah diberikan dan dijalani. Sikap ini akan mencegah anak memandang materi sebagai kebahagiaan. Cara paling sederhana agar anak mengerti arti bersyukur adalah dengan melatihnya mengucapkan terima kasih.
Selain itu, Bunda juga harus memberikan contoh kapan dan bagaimana seseorang harus mengucapkan terima kasih agar anak dapat menirunya.
Baca juga:
2. Hindari menjanjikan hadiah atas keberhasilan anak

Memberikan hadiah pada anak sebenarnya sah-sah saja. Tetapi, Bunda harus tau barang apa saja yang boleh dan tidak boleh diberikan. Selain itu, jangan terlalu sering menjanjikan hadiah sebagai penghargaan atas pencapaiannya. Biarkan anak fokus pada proses dan melakukan yang terbaik bukan karena hadiah.
3. Ajarkan anak untuk mengenali perbedaan kebutuhan dan keinginan

Tidak ada salahnya mengajarkan anak mana kebutuhan dan mana keinginan. Bantu ia memahami mana hal yang sifatnya prioritas dan sementara. Tentunya ini harus dimulai dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
Mumpung masih kecil masih ada kesempatan untuk memperbaiki sikap si anak. Mulailah lakukan cara-cara di atas untuk mencegah ataupun memperbaiki sifat materalistis pada dirinya. (and)
Baca juga: