6 Menteri Perempuan Hadiri Peringatan Hari Perempuan Sedunia
Minggu, 08 Maret 2015 -
MerahPutih Nasional - Hari ini (8/3) merupakan hari bersejarah bagi perempuan di seluruh dunia. Tanggal 8 Maret memang telah ditetapkan sebagai hari di mana seorang perempuan ikut memperjuangkan kemerdekaan negara serta hak-hak wanita yang didiskriminasi.
Di Indonesia sendiri sudah banyak pendekar perempuan yang ikut serta memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini (NKRI), sebut saja Gayatri Radjapadmi, Laksamana Malahayati, Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika, dan Christina Martha Tiahahu.
Seperti halnya mereka yang saat ini berada di jajaran kabinet Jokowi-JK. Setidaknya ada delapan perempuan yang didaulat menjadi menteri. Enam dari kedelapan menteri perempuan tersebut dikabarkan telah menghadiri acara peringatan Hari Perempuan Sedunia ini. (Baca: Melirik Sejarah Hari Perempuan Dunia)
Keenam menteri perempuan itu di antaranya Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menlu Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Acara ini juga dihadiri oleh mantan Presiden RI ke -5 Megawati Soekarnoputri sebagai pengisi pidato budaya dengan mengusung tema “Tahun Penentuan bagi Perempuan Indonesia”. (Baca: Aksi Perempuan Indonesia di Hari Perempuan Dunia)
Acara dimulai sekitar pukul 15.00 wib yang bertempat di gedung Taman Ismail Marzuki dengan dihadiri sekitar 200 perserta dari bidan se-Indonesia.
Dalam sambutannya, Megawati Soekarnoputri mengatakan, “Mereka para menteri perempuan sengaja didatangkan untuk memberikan semangat kepada para perempuan di Indonesia bahwa peran perempuan untuk membangun bangsa ini tidak kalah pentingnya pada laki-laki.”
Lebih jauh Mantan Presiden RI ke 5 ini menambahkan, “Untuk menekan angka kematian terhadap ibu melahirkan perlu kiranya ada perhatian kesejahteraan terhadap para bidan-bidan yang selalu siap membantu bagi ibu yang akan melahirkan terutama di desa-desa,” pungkasnya. (fik)