6 Hal yang Perlu Diperhatikan Perempuan terkait Penggunaan Celana Dalam

Selasa, 06 Agustus 2024 - Frengky Aruan

Merahputih.com - Sepuluh ribu pakan dalam menjadi properti dalam projek featuring Billie Eilish dan Charli XCX dalam single Guess. Klaimnya semua pakaian yang tidak terpakai itu akan disumbangkan ke I Support The Girls yang sasarannya untuk perempuan tunawisma.

Pakaian dalam sendiri salah satu item yang sangat penting bagi wanita, apalagi seperti celana dalam. Dilansir dari laman Healthnews.com, manfaat menggunakan celana dalam bagi wanita membantu mengurangi kelembaban, mengurangi risiko infeksi, serta mengurangi risiko gesekan yang berlebih pada kulit vagina.

Healthline menyebutkan ada enam hal yang perlu diperhatian dalam penggunaan celana dalam. Apa saja?

1. Pilih bahan celana dalam katun alami

Semakin berkembangnya zaman, celana dalam melewati banyak transformasi dalam hal bahan penyusunnya. Namun tetap, bahan yang paling terbaik untuk celana dalam adalah katun.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Alyse Kelly-Jones mengatakan bahwa katun memilih sifat yang lembut dan halus. Ia juga dibuat dari bahan kapas yang sifatnya menyerap dan memberi nafas. Sehingga celana dalam bahan katun sangat membantu menjaga kondisi bagian dalam vagina.

Baca juga:

Miu Miu Lepas Celana Dalam Termahal di Dunia

"Vulva adalah area yang sangat sensitif dan halus, mirip dengan bibir wajah Anda. Anda ingin memperlakukannya dengan lembut,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, celana dalam dari bahan katun membantu mengatasi masalah keputihan pada perempuan. Karena bahannya yang menyerap dan menjaga kondisi dalam tetap kering dan tidak lembab.

"Bahan ini juga dapat bernapas dan menyerap, yang dapat membantu mencegah infeksi jamur," katanya.

Ia kemudian mengingatkan jangan memilih bahan celana dalam dari nilon dan spandex. Pasalnya bahan penyusun jenis kain tersebut tidak memberi ruang bernapas. Di mana, memerangkap panas dan kelembaban, sehingga menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi jamur.

2. Rutin mengganti celana dalam

Pada umumnya rutin mengganti celana dalam sangat membantu kondisi kesehatan kemaluan. Orang mengganti celana dalam sekali dalam sehari.

Namun beberapa dokter mengatakan, boleh saja mengenakan celana dalam dua hari berturut-turut asal tidak banyak keluarnya cairan atau keringat.

Namun jika mulai merasa tidak nyaman karena penumpukan keputihan, mulailah menggantinya lebih dari sekali sehari.

Baca juga:

Celana Dalam Ramah Lingkungan, Bisa Hancur dalam 90 Hari

“Banyak pasien saya yang merasa terganggu dengan kelembaban ini dan selalu memakai celana dalam,” katanya. “Saya pikir ini bukan perilaku yang paling sehat karena liner dapat menyebabkan lecet dan iritasi. Pakaian dalam berbahan katun akan mengatasi masalah ini, dan tidak masalah jika Anda menggantinya lebih dari sekali sehari.”

3.Pikirkan tentang kecocokannya

Kecocokan dalam hal ini adalah karet yang terdapat di bagian pinggang celana dalam. Kondisi karet yang terlalu ketat menyebabkan ketidaknyamanan jika digunakan sehari-hari.

Selain itu kondisi karet pinggang celana dalam yang terlalu ketat menyebabkan iritasi sebab gesekannya terhadap kulit terlalu intens.

Dalam beberapa kasus, kondisi karet yang terlalu ketat ketika terkena keringat menimbulkan gatal yang tidak tertahankan. Maka lebih baik jika memilih karet pinggang celana dalam yang sesuai dengan lingkat pinggang. Tidak terlalau ketat tapi masih pas di pinggang.

4. Pikirkan bahan yang membantu breathable

Walaupun vagina merupakan organ bagian dalam, juga perlu diperhatikan sirkulasi udara yang masuk dan keluar. Kondisi ini menjaga keseimbangan kelembaban di dalam vagina.

Dalam memilih celana dalam keseimbangan sangat penting. Pakaian dalam harus pas dan tidak meninggalkan bekas atau menimbulkan rasa tidak nyaman. Sehingga memungkinkan kebebasan bergerak.

Baca juga:

Mana yang Lebih Baik dan Nyaman, Celana Dalam atau Boxer?

5. Cuci pakaian dalam dengan sabun hipoalergenik

Menjaga celana dalam sama pentingnya dengan kinerja celana dalam melindungi bagian vital. Disarankan agar mencuci celana dalam dengan menggunakan sabun hipoalergenik.

Hal tersebut dilakukan karena bahan aktif sabun yang digunakan ketika mencuci celana dalam, kemungkinan akan menempel di area kulit sehingga bisa menimbulkan reaksi tertentu lebih sensitif untuk jangka waktu yang lama.

Kelly-Jones menyebutkan dengan hipoalergenik, dapat mengatasi persoalan alergi. Berbeda jika tidak menggunakan sabun jenis tersebut.

"Sabun atau bahan kimia apa pun di dekat vulva dapat menyebabkan iritasi, gatal, dan reaksi alergi," kata Kelly.

6. Rutin mengganti celana dalam tiap setahun sekali

Menurut Good Housekeeping Institute, pakaian dalam yang bersih pun bisa mengandung hingga 10.000 bakteri hidup. Ini karena terdapat bakteri dalam air mesin cuci — sekitar satu juta bakteri hanya dalam 2 sendok makan air bekas.

Selain itu, sekitar 83 persen pakaian dalam yang “bersih” mengandung hingga 10.000 bakteri. Dr. Gerba mengatakan kepada ABC News pada tahun 2010, bahwa pada celana dalam terdapat sekitar sepersepuluh gram kotoran rata-rata.

Membuang pakaian dalam setiap tahun tentu bisa jadi pilihan yang paling ramah lingkungan, Jika tidak ada permasalah genital seperti Vaginosis Bacterialis (BV) atau lainnya, tidak terlalu perlu melakukan pergantian celana dalam. Namun kondisi ini berbeda ketika seseorang memiliki masalah genital. (tka)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan