500 Juta Orang Tewas karena Cuaca Panas Ekstrem Setiap Tahun  

Jumat, 26 Juli 2024 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - CUACA panas ekstrem makin membahayakan dunia. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memberikan sorotan untuk isu ini, Kamis (25/7).

"Panas diperkirakan membunuh hampir setengah juta orang per tahun. Itu 30 kali lebih banyak daripada siklon tropis," kata Guterres kepada wartawan, seperti dilansir ANTARA.

Ia mengungkap pendorong terjadinya cuaca panas ekstrem ialah perubahan iklim yang disebabkan manusia dan bahan bakar fosil. Ia menekankan panas ekstrem semakin menghancurkan ekonomi, memperlebar kesenjangan, melemahkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) PBB dan membunuh korban. “Kita tahu ini akan jadi makin buruk,” tegasnya.

Ia menyebut panas ekstrem sebagai ‘ketidaknormalan baru’. Meski demikian, Guterres mendorong usaha menyelamatkan nyawa dan membatasi dampaknya. Oleh karena itu, Sekjen PBB tersebut mengatakan ia meluncurkan tuntutan global dengan empat area fokus, yakni merawat yang paling rentan, meningkatkan perlindungan bagi pekerja, meningkatkan ketahanan ekonomi dan masyarakat dengan menggunakan data dan sains.

Baca juga:

BMKG Diminta Jaga Keakuratan Peringatan DIni Terkait Cuaca Ekstrem

Guterres menegaskan poin utamanya yaitu fokus komunitas internasional sekarang ialah dampak panas ekstrem. "Namun, jangan lupa bahwa masih banyak lagi gejala krisis iklim yang menghancurkan. Badai yang semakin dahsyat, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, naiknya permukaan air laut, dan masih banyak lagi," kata Guterres.

Untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, dia menyerukan perlunya langkah untuk melawan penyakit. Penyakit yang ia maksud yakni kegilaan yang membakar satu-satunya rumah kita. Penyakit itu ialah kecanduan bahan bakar fosil. “Penyakit itu ialah tidak adanya tindakan untuk mengatasi perubahan iklim,” tegasnya.

Ia meminta G-20 mengalihkan subsidi bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan mendukung negara-negara dan masyarakat yang rentan. "Pesannya jelas: panas sedang terjadi. Panas ekstrem berdampak ekstrem pada manusia dan planet ini. Dunia harus bangkit menghadapi tantangan kenaikan suhu," tutupnya.(*)

Baca juga:

DPRD DKI Minta Personel BPBD Sigap Hadapi Cuaca Ekstrem

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan