242 Juta Siswa Terdampak Cuaca Ekstrem, UNICEF Soroti Krisis Pendidikan

Jumat, 24 Januari 2025 - Ikhsan Aryo Digdo

MerahPutih.com - Setidaknya 242 juta siswa di seluruh dunia mengalami gangguan pendidikan pada tahun lalu akibat gelombang panas, siklon, banjir, dan cuaca ekstrem lainnya, menurut laporan UNICEF yang dirilis pada Jumat (24/1).

Gelombang panas menjadi penyebab gangguan terbesar, dengan negara-negara seperti Bangladesh, Filipina, dan Kamboja menghadapi penutupan sekolah secara massal dan pengurangan jam belajar. Situasi ini memengaruhi jutaan anak yang terpaksa kehilangan akses pendidikan.

Afghanistan menjadi salah satu negara yang menghadapi dampak cuaca ekstrem secara berlapis. Selain gelombang panas, banjir bandang yang melanda negara tersebut pada Mei lalu merusak atau menghancurkan lebih dari 110 sekolah, memperburuk krisis pendidikan yang sudah ada.

Tahun 2024 mencatat rekor suhu global tertinggi dalam sejarah, dengan rata-rata suhu permukaan bumi meningkat 1,55 derajat Celsius dibandingkan rata-rata pada periode 1850-1900, menurut Organisasi Meteorologi Dunia.

Baca juga:

Selamat Hari Anak Sedunia 2024, UNICEF Angkat Tema Listen to The Future

“Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap krisis cuaca terkait, termasuk gelombang panas yang lebih kuat dan sering, badai, kekeringan, serta banjir,” ujar Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF, seperti dikutip Aljazeera, Jumat (24/1).

Laporan ini menjadi peringatan mendesak bagi dunia untuk segera mengambil tindakan terkait perubahan iklim, karena dampaknya tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga mengancam masa depan pendidikan jutaan anak. (ikh)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan