100 Hari Kepergian Steven Kaligis, Coconuttreez Rilis Album 'Langsamkan'

Kamis, 30 September 2021 - Ananda Dimas Prasetya

“Langsamkan!” Sebuah jargon yang selalu diucapkan oleh almarhum Steven N. Kaligis atau karib disapa Tepeng. Tepat seratus hari sepeninggalan sang vokalis, Coconuttreez meluncurkan album baru berjudul sama dengan jargon yang biasa diucap Tepeng pada 29 September 2021.

Pada konferensi pers yang digelar secara virtual melalui kanal YouTube resmi dari Coconuttreez, gitaris band tersebut, Teguh Wicaksono atau Tege mengungkapkan arti dari album Langsamkan.

Baca juga:

Selamat Jalan Tepeng Steven & Coconut Treez

Musisi Aray Daulay Meninggal Dunia
Peluncuran album keempat Coconuttreez. (Foto: screenshoot)

“Album ini sangat berarti buat gue pribadi dan Coconuttreez. Malam ini kami rilis album keempat dan sebenarnya sudah rampung sejak 2020, namun karena situasi pandemi yang tidak memungkinkan jadinya diundur,” jelas Tege.

Tege lebih lanjut, menceritakan bahwa proses rekaman album ini sudah dimulai sejak akhir 2018, dengan beberapa spot yang dikunjungi untuk mendalami materi di album ini, mulai dari Bogor hingga Anyer.

“Cukup panjang memang prosesnya, kita sampai harus karantina seminggu di Bogor. Sementara itu, mas bro (Tepeng) itu wajib apa yang kita sebut nge-charge atau cuci darah setiap dua minggu sekali. Namun, seperti yang kita tahu, mas bro itu semangatnya membara, beliau juga enggak mau untuk di kasihani dan rampunglah album ini,” tambah gitaris Coconuttreez.

Sementara itu, bassis Rival Hamrin menuturkan bahwa album yang berisikan 13 lagu ini tercipta dari masing-masing personel, mulai dari lirik, aransemen hingga musiknya sendiri.

“Beda cara yang kita pakai di album keempat ini, kalau di album-album sebelumnya itu mas bro semua yang bikin. Tetapi di album ini, kita semua ada porsinya masing-masing dan itu keinginan almarhum untuk bisa dijalankan seperti ini,” pungkas Rival.

Baca juga:

Bob Marley Rilis Video Klip No Woman No Cry Untuk Merayakan Hari Reggae Sedunia

Album ini merupakan rangkaian perjalanan waktu dan kondisi yang membentuk suasana batin masing-masing personel. Masa ketika album ini diikthiarkan akhirnya hadir untuk masyarakat.

Di sela perilisan album, teman-teman Coconuttreez juga mempersembahkan video musik dari salah satu nomor di album ini, berjudul Tak Terganti yang semula berjudul Tak Tergoda.

“Namun karena lirik yang kita rasa cukup mewakilkan perasaan dari almarhum, akhirnya kita ganti dengan judul Tak Terganti. Sekalipun mendengar syair yang tertulis di lagu ini, kita bisa merasakan perasaan batin dari mas bro,” lanjut Rival.

Pada video berdurasi 4.59 menit, terlihat para personel Coconuttreez terdiam diiringi dendang irama suara khas Pepeng. Suasana sendu tergambar dalam video tersebut, rasa kangen yang tidak bisa dibohongi dari masing-masing personel. Video musik tersebut juga memperlihatkan beberapa rekaman manggung dari almarhum.

Ode kepergian yang pas, digarap sedemikian indah dengan sinematik sederhana, namun mengena di hati para peggemar Trully Kawan (sebutan untuk penggemar Coconuttreez). Sebuah album yang didedikasikan terakhir untuk Teddy Wardhana, A Ray Daulay dan Steven Kaligis. (far)

Baca juga:

Musisi Aray Daulay Meninggal Dunia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan