Tidak Disiplin, Agustus Indonesia Masih Dicengkeram Pandemi COVID-19
Jubir Pemerintah, Achmad Yurianto (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyatakan masyarakat harus disiplin menerapkan langkah-langkah pencegahan penularan virus corona atau Covid-19.
Menurut Yurianto, hal ini mesti dilakukan bila ingin wabah ini berakhir pada Juni-Juli mendatang.
Baca Juga:
Langkah Pemerintah Beri Kelonggaran Pembayaran THR Berbahaya Bagi Nasib Pekerja
"Berbagai perguruan tinggi dan para pakar telah lakukan kajian dengan perhitungan matematis soal perkiraan gambaran pandemi Covid-19 dalam beberapa bulan ke depan. Kami berterima kasih dan apresiasi upaya itu, " ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jumat (8/5).
Lebih lanjut, Yurianto mengungkapkan berbagai hasil penelitian tersebut mendorong optimisme pemerintah dalam meredakan Covid-19.
"Optimisme kita untuk meredakan Covid-19 di bulan Juni-Juli adalah tantangan kita bersama, sebab kuncinya adalah disiplin kita semua," ucap Yuri.
Dia kemudian mengingatkan kembali sejumlah langkah pencegahan Covid-19.
Langkah-langkah itu adalah mematuhi anjuran tetap tinggal di rumah, menghindari bepergian, tidak mudik, mencuci tangan memakai sabun dan air yang mengalir, menjaga jarak serta menggunakan masker.
Disiplin untuk menerapkan berbagai langkah di atas menurut Yuri perlu dijalankan sejak dari individu hingga tingkat nasional.
"Awali dari orang per orang dulu, lalu ke setiap keluarga, lalu ke tingkat desa, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Sebab, inilah cara kita semua untuk melindungi bangsa ini," kata Yuri.
Sementara itu, di tempat yang sama, Menteri Kordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy bersyukur prediksi para ahli terkait ledakan kasus covid-19 (korona) di Indonesia tak terjadi.
Sebaliknya, dia mengklaim kasus korona mulai menunjukkan penurunan meski belum drastis.
"Kita bersyukur bahwa ternyata prediksi kasus di Indonesia akan tumbuh secara eksponensial yang sangat ekstrem, ternyata tidak terjadi. Dan kita bersyukur. Karena angka kasus kita rata-rata masih rendah," kata Muhadjir.
Baca Juga:
Badai PHK dan Polemik Kartu Prakerja di Tengah Pandemi COVID-19
Muhadjir optimistis Indonesia akan kembali normal. Ini ditunjukkan semakin banyak pasien yang sembuh dari virus korona.
"Kasus per hari kita masih di bawah 500 paling tinggi puncaknya. Kemudian kesembuhan semakin tinggi yaitu sudah mendekati 300 per hari. Kemudian angka kematian juga landai tidak ada penambahan yang cukup drastis," pungkasnya.(Knu)
Baca Juga:
Kementerian Pertahanan Salurkan Paket Makanan Siap Saji untuk Tenaga Medis
Bagikan
Berita Terkait
Kemenkes Respons Temuan Mikroplastik di Air Hujan Jakarta: Waspadai, Bukan Ditakuti
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Profil Benjamin Paulus Octavianus, Sosok Dokter Spesialis Paru yang Dipercaya Prabowo Jabat Wamenkes
Presiden Prabowo Lantik Benjamin Paulus Octavianus Jadi Wakil Menteri Kesehatan
Kasur Pasien RSUD Cut Meutia Dipenuhi Belatung, DPR Desak Kemenkes Tindak Tegas
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat