Susi Susanti dari Tasikmalaya ke Olimpiade
Susi Susanti dan suaminya, Alan Budikusuma. Keduanya dikenal juga sebagai 'Pengantin Olimpiade'. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)
SEMUA setuju bila Susi Susanti menyandang ratu bulu tangkis Indonesia. Kelincahan dan keganasannya di lapangan bulu tangkis tak ada yang menandinginya hingga saat ini. Pebulutangkis dengan nama lengkap Lucia Francisca Susi Susanti dilahirkan di Tasikmalaya pada 11 Februari 1971.
Putri pasangan Risad Haditono dan Purwo Banowati ini menyukai bulu tangkis sejak sekolah dasar. Dengan dukungan orangtuanya, Susi kemudian memasuki PB Tunas Tasikmalaya yang mengasah dasar-dasarnya sebagai pebulutangkis. Apalagi klub bulu tangkis itu milik pamannya yang membuatnya semakin bersemangat mengolah kemampuannya pada olahraga ini.
Baca Juga:
Berawal dari AADC, Selamat Ultah 'Ratu Soundtrack Indonesia'
Susi kemudian pindah ke Jakarta saat usianya 14 tahun. Sejak saat itu kiprahnya di dunia bulu tangkis terus meroket. Dia mendominasi bulu tangkis perempuan semenjak pertengahan tahun 1990-an. Tercatat menjuarai All England di tahun 1990, 1991, 1993, dan 1994. Lalu kejuaraan World Badminton Grandprix menjadi finalis selama lima kali berturut-turt dari tahun 1990 sampai 1994 dan 1996. Kemudian kejuaraan IBF World Championships di tahun 1993. Tahun 1992 bersama Alan Budikusma yang kelak menjadi suaminya meraih medali emas pada Olimpiade Barcelona, Spanyol. Membuat Susi menjadi satu-satunya perempuan pebulutangkis kategori tunggal yang menjadi juara di Olimpiade, World Championship dan All England. Kariernya dihargai dengan mencatatkan namanya pada International Badminton Federation (IBF sekarang dikenal dengan BWF) Hall of Fame pada Mei 2004.
Dalam sejarah perbulutangkisan Susi memiliki musuh bebuyutan Tang Jiuhong (Tiongkok), Huang Hua (Tiongkok), Ye Zhaoying (Tiongkok), dan Bang Soo-hyun (Korea Selatan). Susi dikenal memiliki gaya permainan menjebak kesalahan lawan dengan melakukan rali panjang. Staminanya boleh diadu dengan musuh-musuh bebuyutannya yang kebanyakan memiliki gaya permainan agresif. Dia memaksa lawannya untuk mengcover seluruh area permainan, sementara dia akan mendikte arah bola yang diluncurkan ke lawan. Gerakan signaturenya adalah kaki split layaknya balerina, yang membuatnya mampu mengambil bola-bola rendah yang jauh dari posisi awalnya berdiri.
Perjalanan hidup Susi Susanti kemudian diangkat pada film Susi Susanti: Love All yang diperankan oleh Laura Basuki. Selamat ulang tahun Susi Susanti! (dea)
Baca Juga:
Pangeran Diponegoro Ledakan Perang Jawa yang Hampir Bikin Bangkrut Belanda
Bagikan
Berita Terkait
Turunkan 'Tim Lapis Kedua' di ISG Riyadh 2025, Indonesia Yakin Bisa Bikin Kejutan
David Beckham Resmi Dianugerahi Gelar Ksatria, Diakui atas Jasanya bagi Dunia Sepak Bola dan Masyarakat Inggris
Indonesia Amankan 3 Emas di Para Badminton International 2025, Siap Buru Gelar Juara Umum
Pramono: Belum Lengkap Jadi Warga Jakarta Kalau Belum Coba Padel, Khususnya Orang Jaksel
Masuk Rangking 5 Besar, Indonesia jadi Poros Pengembangan Woodball Asia dan Dunia
Voli Putri Indonesia Raih Perak di Asian Youth Games 2025, Tim Pelatih Sebut Gaya Permainan Beda Tipis sama Jepang
Rowoon Resmi Masuk Wamil, Antusias Sambut Usia 30-an dan Janji Jadi Aktor yang Lebih Baik
Fathih Cetak Sejarah, Atlet Balap Unta Pertama Indonesia Tampil di Multievent Internasional
Tepergok Pegangan Tangan di Paris, Katy Perry dan Justin Trudeau 'Mengonfirmasi' Hubungan Asmara Mereka
Bintang Muda Taekwondo Indonesia Queenit Kisha Raih Perunggu di Asian Youth Games 2025, Fokus Capai Target Tampil di Youth Olympic Games