Selisik Tradisi Festival Bunga dan Buah Berastagi 2022

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 02 Juli 2022
Selisik Tradisi Festival Bunga dan Buah Berastagi 2022

Festival Bunga dan Buah Berastagi 2022 kembali digelar selama 1-3 Juli 2022. (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Indonesia Travel)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

FESTIVAL Bunga dan Buah Berastagi 2022 kembali digelar selama 1-3 Juli 2022. Festival tahunan ini sempat terhenti selama dua tahun karena pandemi. Mengambil tema "We Survived Pandemic", festival ini diharapkan ikut membangkitkan perekonomian di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Demikian rilis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Festival Bunga dan Buah ini disebut kali pertama digelar sejak 1980-an. Tapi tak ada keterangan pasti mengapa dan kapan sebenarnya festival ini digelar. Penelusuran Merahputih.com menemukan festival ini sejatinya telah digelar jauh lebih lama.

"Awalnya perayaan pesta Bunga dan Buah ini dilakukan karena masyarakat Karo mensyukuri karunia Tuhan berupa lahan yang subur dengan hasil pertaniannya yang melimpah," sebut Simon Surana Bramana dalam penelitiannya, Pesta Bunga dan Buah Masyarakat Karo di Berastagi (1988-1998).

Baca juga:

Melihat Keseruan Festival Bunga dan Buah Berastagi 2022

Orang Karo adalah suku pertama yang mendiami Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Sebelum mengenal agama Kristen, mereka memeluk agama Pemena.

"Agama ini merupakan agama yang telah diturunkan oleh nenek moyang suku Karo," catat Septyani Emlita Sitepu dalam "Informasi Budaya Suku Karo Sumatera Utara", termuat di Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol 8 No 1, September 2019.

Pemena mengajarkan masyarakat Karo tentang pentingnya penghormatan kepada roh leluhur dan alam semesta. Penghormatan itu terwujud dalam perayaan rasa syukur atas keberlimpahan hasil panen pertanian.

Selain itu, orang Karo juga tinggal di wilayah yang sangat indah. Orang Karo menyebutnya Bumi Turang. "Bumi Karo, bumi berbudaya, bumi yang dihuni masyarakat Karo yang berbudaya penghasil bunga, buah, sayur," tambah Simon.

Alam Sumatera Utara
Berastagi diapit oleh dua gunung berapi : Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. (Unsplash Muhammad Prayogi)

Berastagi diapit oleh dua gunung berapi : Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Letusan kedua gunung pada masa lalu meninggalkan tanah vulkanik yang membuat tanaman tumbuh subur.

Keindahan alam ini hingga sekarang masih bisa dinikmati. Bahkan telah jadi objek wisata yang diperkenalkan dan dipromosikan secara terus-menerus oleh pemerintah setempat.

Sebagai bentuk rasa syukur atas berbagai karunia itulah, orang Karo lalu membuat ritual besar bunga dan buah selama turun-temurun. Hingga datanglah agama Kristen di Karo pada awal abad ke-19.

Agama ini tak melarang gelaran tersebut, melainkan hanya mengganti kepada siapa rasa syukur itu ditujukan. "Meniadakan bagian acara penyembahan roh-roh leluhur, menggantinya dengan ibadah rasa syukur ditunjukkan pada Tuhannya, sedangkan pentas seni tradisi diperkaya dengan alat musik elektronik (keyboard)," terang Simon.

Baca juga:

Cipera Menu Andalan Masyarakat Karo

Orang Karo kemudian menyebut ritual ini "Pesta Kerja Tahun". Mereka merayakannya dengan sukacita, berhias diri, menyajikan makanan enak, dan menggelar pentas seni tradisi.

Ketika industri wisata Indonesia mulai berkembang, pemerintah setempat menetapkan Festival Kerja Tahun ini sebagai salah satu agenda wisata tahunan sejak 1988. Namanya pun berganti jadi Festival Bunga dan Buah.

"Untuk meningkatkan pendapatan daerah dengan menarik para wisatawan agar datang berkunjung ke daerah ini serta dapat memperkenalkan adat istiadat, budaya, dan lain sebagainya," lanjut Simon.

Setelah 10 tahun penyelenggaraan, festival ini berhenti digelar karena krisis ekonomi 1998. Namun, festival ini kembali dirayakan setelah krisis mereda.

Festival terakhir pada 2019 mendatangkan hampir seratus ribu orang. Pemerintah Karo berharap festival kali ini mendatangkan lebih banyak orang. Lebih banyak orang yang datang berarti menandakan lebih banyak kebahagiaan yang bisa dibagi.

Baca juga:

Cimpa Kue Basah Andalan Masyarakat Karo

#Lipsus Juli Liburan Sekolah #Wisata #Wisata Medan #Wisata Indonesia #Pariwisata Indonesia #Travel #Kabupaten Karo #Festival #Buah #Sumatera Utara
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Fun
Pop City 2025: Festival Kreativitas Lintas Komunitas di Jantung Jakarta
Pop City 2025 mengangkat semangat Pop Culture Society dengan merayakan berbagai bidang.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 18 September 2025
Pop City 2025: Festival Kreativitas Lintas Komunitas di Jantung Jakarta
ShowBiz
Angkat Tema 'Saling Silang', Synchronize Fest 2025 Bawa Ruang Kolaborasi Seni Rupa
Synchronize Fest 2025 mengangkat tema Saling Silang, Tema ini berasal dari simbol angka Romawi "X", yang dimaknai sebagai lambang perjumpaan lintas generasi.
Soffi Amira - Kamis, 11 September 2025
Angkat Tema 'Saling Silang', Synchronize Fest 2025 Bawa Ruang Kolaborasi Seni Rupa
Travel
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
'KPop Demon Hunters' telah menjadi panduan tidak resmi bagi wisatawan asing.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
Travel
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa
Airbnb Experiences ini mulai diluncurkan Kamis (21/8) di Seoul dan akan segera hadir di Los Angeles dan Tokyo, bertepatan dengan tur mendatang SEVENTEEN, ‘SEVENTEEN WORLD TOUR [NEW_]’.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa
Travel
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Pulau ini meluncurkan pengumuman etika multibahasa pertama di Korea.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Indonesia
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berencana membuka Ragunan hingga malam hari. Namun, hal itu langsung ditolak keras oleh fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Indonesia
MBG Jadi 'Senjata Rahasia' Pemerintah untuk Tarik Wisatawan, Sampai Bikin Dunia Kagum dan Geleng-Geleng Kepala
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi ujung tombak program MBG juga memiliki fungsi ganda
Angga Yudha Pratama - Kamis, 14 Agustus 2025
MBG Jadi 'Senjata Rahasia' Pemerintah untuk Tarik Wisatawan, Sampai Bikin Dunia Kagum dan Geleng-Geleng Kepala
Indonesia
Sumatera Utara Dilanda Cuaca Ekstrem Sepanjang Minggu, 10 Agustus 2025
Hal ini berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Frengky Aruan - Sabtu, 09 Agustus 2025
Sumatera Utara Dilanda Cuaca Ekstrem Sepanjang Minggu, 10 Agustus 2025
Indonesia
Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan
Pulau kecil hasil reklamasi di perairan Gili Gede, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat terancam disegel pemerintah daerah setempat.
Wisnu Cipto - Selasa, 05 Agustus 2025
Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan
Indonesia
Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
Gunung Tambora merupakan satu-satunya balai taman nasional terlengkap di Indonesia
Wisnu Cipto - Kamis, 31 Juli 2025
Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
Bagikan