Selisik Jasa Pawang Hujan Supaya Hajatan Lancar Jaya


Mau hajatan tapi mendung? Seketika ingin jadi Rara Sang Pawang Hujan (Sumber: MotoGP)
GRAND Prix MotoGP di Mandalika memiliki sejumlah catatan menarik. Pertama, tentu saja sejarah penyelenggaraan balap motor level elit pertama dalam kurun waktu 25 tahun bagi Indonesia. Kedua, penampilan sang pawang hujan, Rara Isti Wulandari nan begitu ikonik dan mengesankan pengunjung baik lokal maupun internasional.
Dengan membawa cawan berbahan tembaga diklaimnya sebagai 'remote AC langit', ia membuat hujan mengguyur Mandalika berhenti.
Aksi Rara kontan jadi bahan pembicaraan publik, baik dalam maupun luar negeri. Terlepas dari perdebatan keyakinan antara percaya dan tidak percaya aksi Rara, namun kebiasaan Warga +62 menggunakan jasa pawang hujan saat hajatan justru jadi keunikan tersendiri.

Entah hajatan pernikahan, khitanan, ulang tahun, panggung gembira Agustusan, dan lain sebagainya acap meminta bantuan juru kendali hujan agar lokasi acara tak hujan.
Bahkan, selain bantuan pawang hujan, ada semacam kepercayaan di kalangan masyarakat jika ingin hajatannya tak hujan caranya dengan si empunya hajat melempar celana dalam ke atas atap rumah
Menikah di musim penghujan memang butuh perjuangan. Sesungguhnya beroleh tanggal tersebut bukan karena cari tanggal cantik atau perhitungan weton, tapi karena tanggal kosong gedung hanya ada hari itu, selebihnya penuh.
Kekhawatiran sudah pasti akan berkecamuk. Gimana kalau hujan badai? Gimana kalau karena hujan enggak ada tamu datang? Parahnya lagi, gimana kalau tempat resepsi banjir? Hati dan pikiran tambah berkecamuk saat hujan disertai angin nonstop dari malam sampai pagi!

Sebenarnya kebiasaan lempar celana dalam bukan satu-satunya ritual untuk menangkal hujan. Ada banyak lagi mitos seputar menangkal hujan. Misalnya, ada orang rela enggak mandi saat hajatan karena percaya kalau mandi dapat mendatangkan hujan.
Beberapa juga ada pakai metode tusuk sate. Caranya hanya perlu menancapkan lidi ke bawang merah, bawang putih, dan cabai. Niscaya hujan enggan datang ke sang empunya hajatan.
Di Pandeglang, Banten, kepercayaan memasang lidi menusuk bawang merah, bawang putih, dan cabai lalu ditancapkan ke tanah masih berlaku.
Enung, salah seorang pawang hujan, dikutip dalam "Tradisi Nyarang Hujan Masyarakat Muslim Banten", karya Eneng Purwanti, mengaku medium lidi, bawang merah, bawang putih, dan cabai merupakan wujud dari bahan pangan dapur saat memasak bersama keperluan hajatan sehingga dipersembahkan medium tersebut agar hujan tidak turun.

Enung sebelum menancap lidi berisi bawang merah, bawang putih, dan cabai akan merapal mantra. Bismillahirachmannirrachim, niat ingsung nerang udan, kakang kawah adhi ari-ari, sedulur papat kalima pancer, Muhammad rasulku. Lalu, membaca Al-Fathihah, Al-Iklhas, Al-Falaq, An-Nas, dan Ayat Kursi.
Selain itu, mantra lain nan biasa dirapal pawang hujan di Pandeglang untuk Nyarang Hujan, antara lain. Mega mengkol ka kulon, hasep mawa ka kaler, hujan mawa ngetan, tungkul tuluy ka kidul, aki tumenggung ajeg di tengah panggung, disered meped ngaler, ngetan, ngidul, ngulon, laahaula wala quwwata illa billah.
Sebagian besar mayarakat Pandeglang, menurut Eneng Purwanti, berkeryakinan tradisi Nyarang Hujan tidak bertentangan dengan ajaran Islam karena tetap berkeyakinan pada Allah SWT sebagai otoritas tertinggi. "Pawang hanyalah media (wasila) menyampaikan keinginan tersebut kepada Allah SWT," tulis Eneng Purwanti. (Avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Jadi Menpora, Erick Thohir Ingin Perkuat Kapabilitas Pemuda dan Jadikan Olahraga Alat Pemersatu dan Duta Bangsa

Tim Woodball Indonesia Makin Pede jadi Terbaik di SEA Games Thailand 2025, Catat Prestasi Gemilang di Kejuaraan Dunia

Chelsea Hadapi 74 Dakwaan Terkait dengan Pembayaran Agen, Terancam Sanksi Denda hingga Larangan Transfer

Bangga Banget! Indonesia Bawa Pulang 4 Emas di World Cup Beach Woodball Championship 2025

Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Bela Negara Run 2025 Sukses Digelar, Menyatukan Olahraga dan Patriotisme

Makin Naik Kelas, Kejurnas Layangan Aduan 2025 Resmi Digelar!

PSMS Punya Presiden Klub Baru, Fendi Jonathan Pimpin ‘Ayam Kinantan’ kembali ke Level Atas

Juara Umum Asian Cup Woodball Championship, Ketua NOC Indonesia Yakin Bisa Borong Medali Emas di SEA Games Thailand 2025

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
