Perjuangan Perajin Batik Kampung Kauman Lestarikan Warisan Leluhur di Tengah Pandemi


Pengrajin batik di Kampung Batik Kauman Solo bertahan di tengah pandemi COVID-19, Minggu (3/9). (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada perusahaan besar, tetapi juga berdampak pada pelaku UMKM batik di Kampung Batik Kauman Solo, Jawa Tengah. Akibat terkena dampak pandemi tersebut jumlah pelaku usaha batik di Solo gulung tikar.
Hal itu dirasakan Ketua Paguyuban Kampung Batik Kauman, Gunawan Setiawan. Ia tidak menampik jika pandemi COVID memiliki efek luar biasa bagi pelaku usaha batik di Solo khususnya di Kampung Batik Kauman.
Baca Juga
"Jumlah perajin di Kampung Batik Kauman Solo, menyusut selama pandemi COVID-19. Ini jadi perhatian kami untuk tetap melestarikan batik di Solo," ujar Gunawan pada MerahPutih.com, Minggu (3/10)

Ia menyebut pandemi membuat banyak orang menghentikan kunjungan wisata dan membuat penjualan batik anjlok. Seretnya penjualan membuat para perajin memilih berhenti produksi dan beralih ke pekerjaan lain.
"Batik yang telah diproduksi tidak laku dijual. Pengusaha pun menghentikan produksinya dan merumahkan karyawannya," kata dia.
Gunawan mencatat ada sekitar 130 pengusaha yang aktif di bisnis batik yang berada di Kampung Batik Kauman. Saat ini jumlah pengusaha yang masih aktif berbisnis batik di tengah pandemi tersisa sekitar 50 orang.
"Ya mau gimana lagi, kita tidak bisa berbuat banyak. Kemampuan finansial antara pengusaha batik satu dengan lainnya berbeda-beda," katanya.
Ia menegaskan pandemi ini membuat beberapa perajin beralih pekerjaan demi bertahan hidup untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Sebagian besar dari mereka mencoba peruntungannya di bisnis kuliner.
"Kalau saya tetap konsisten bisnis batik karena sudah menjadi warisan keluarga. Saya masih mempekerjakan 30 orang untuk tetap memproduksi batik," kata dia.
Diakuinya, meskipun penjualan batik sedang lesu untuk mencukupi kebutuhan biaya produksi dan gaji karyawan, ia harus menjual mobil dan motor seharga ratusan juta rupiah untuk menutup biaya itu.
"Pemasukan tidak ada tapi tetap harus membayar gaji, ya begitulah perjuangan kami di tengah pandemi," kata dia.
Tidak sampai disitu, ia mengumpulkan karyawannya untuk memberitahu adanya kebijakan mengurangi gaji hingga 30 persen dibanding saat sebelum pandemi. Semua karyawan menerima kebijakan itu.
"Alhamdulillah karyawan saya bisa memahami kondisi ini. Ini demi mempertahankan warisan leluhur agar batik tetap lestari," kata dia.
Ia menambahkan Hari Batik Nasional menjadi momen tepat bagi tempat wisata Kampung Batik Kauman Solo bangkit usai gempuran pandemi COVID-19.
"Sekarang kasus harian corona di Solo turun. Vaksinasi tinggi sehingga membuat kepercayaan wisatawan datang kembali berkunjung ke Solo," kata dia.
Pengrajin lainnya, Sugito mengatakan meningkatnya COVID-19 berdampak pada anjloknya wisatawan lokal dan mancanegara di Kampung Batik Kauman.
Dikatakannya, pada awal tahun lalu wisatawan mulai berdatangan di Kampung Batik Laweyan. Namun, adanya peningkatan kasus pasca Lebaran membuat wisatawan kembali sepi.
"Kami mengapresiasi kepedulian Pemkot Solo terhadap kampung wisata Kauman. Kami optimistis wisata Solo akan segera bangkit," katanya.
Ia mengatakan selama pandemi tingkat kunjungan di Kampung Batik Kauman mengalami penurunan dan omzet jual beli batik juga turun.
"Banyak yang datang ke seni (Kampung Batik Kauman) hanya sekedar selfie (foto-foto) saja. Hanya sedikit yang transaksi, nilainya sekitar Rp 500.000-Rp 1.000.000," ucap dia
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, capaian vaksinasi di Solo saat ini sudah mencapai 119 persen. Dengan ini merupakan momen yang tepat untuk percepatan pemulihan ekonomi Solo.
"Ada event Solo Great Sale (bulan belanja murah), ada Hari Batik Nasional sehingga membuat lokasi wisata Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik Laweyan kembali ramai," kata Gibran.

Ia menambahkan di tengah Solo memberlakukan PPKM Level 3, masyarakat tidak boleh menghentikan kegiatan ekonomi. Gibran juga mengajak pada masyarakat untuk disiplin menerapkan prokes 5M.
"Saya yakin sampai akhir tahun ini ekonomi Solo bisa bangkit. Angka covid turun, vaksinasi tinggi saatnya lakukan percepatan ekonomi," tandasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Hari Batik Nasional, Gibran Janji Perbaiki Akses Kampung Batik Kauman
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Rahasia Batik Indonesia Tak Hanya Warisan Budaya, Tapi Senjata Ampuh di Kancah Global

Kunjungi Kampung Batik Kauman, Gibran Minta Tingkatkan Produktivitas Produk

Galeri Indonesia Kaya Jadi 'Tuan Rumah' Pemutaran 'Tutur Batik: Jejak Artistik Para Penjaga Tradisi Batik Jawa Barat'

Pagelaran Tutur Batik: Jejak Artistik Para Penjaga Tradisi Batik Jawa Barat

Tutur Batik: Upaya Menjaga Tradisi dan Inovasi Kriya Batik Jawa Barat
Peluang Ekspor Batik Indonesia Masih Sangat Tinggi

Hari Batik Nasional 2024, dari Tema, Sejarah hingga Kisah Sengketa Budaya

Yayasan Batik Indonesia Rayakan Hari Batik Nasional Lewat 'Bangga Berbatik'

Filosofi Burung dan Pemberdayaan Perempuan dalam ‘Kukila Khatulistiwa’

Kreativitas Hidupkan Tren Batik di Kalangan Gen Z
