Kesehatan

Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Antigen dan Kegunaannya

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 18 Desember 2020
Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Antigen dan Kegunaannya

Rapid Test Antibodi (Foto: 123RF/Inna Astakhova)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KAMU ingin jalan-jalan pada liburan akhir tahun ini? Siap-siap bekal hasil rapid test antigen. Hasilnya tentu saja kamu harus negatif alias tidak terkena COVID-19. Ini bukan tes dengan sample darah ya. Lalu, apa sih rapid test antigen? Dan, apa bedanya dengan rapid test antibodi yang menggunakan sample darah?

Perlu dipahami dulu, satu-satunya tes diagnostik COVID-19 yang akan dicatatkan resmi dalam data nasional adalah yang menggunakan tes polymerase chain reaction (PCR). Tes ini dilakukan dengan mengambil sample melalui usap hidung atau tenggorokan. Karena alat tes terbatas dan tingginya load kerja laboratorium yang akan menganalisa sampel tersebut, maka hadirlah alternatif pengetesan lain yang fungsinya untuk screening, yaitu rapid test.

Baca juga:

Sertifikat CHSE untuk Bangkitkan Sektor Pariwisata di Tengah Pandemi

Saat ini rapid test yang digunakan umum di Indonesia ada dua jenis: rapid test antibodi dan rapid test antigen. Pada awal pandemi yang banyak digunakan adalah rapid test antibodi. Sekarang untuk keperluan screening yang lebih ketat, akhirnya banyak pemerintah daerah dan bahkan pemerintah pusat yang mewajibkan rapid test antigen untuk mereka yang ingin bepergian.

Rapid Test Antigen

Sementara tes PCR mengambil materi genetik virus Corona, tes antigen mencatat protein permukaan pada virus. Sistem ini lebih mudah dikenali, membuat pengujian lebih cepat dan lebih murah, dan berpotensi untuk digunakan mandiri di rumah. Antigen hanya dapat menunjukkan jika kamu saat ini terinfeksi, bukan jika sudah sembuh dari virus.

Rapid Test Antigen (Foto: 123RF/Hanna Kuprevich)
Rapid Test Antigen (Foto: 123RF/Hanna Kuprevich)

Dirangkum dari laman FDA, rapid test antigen berfungsi untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi virus Corona dengan mendeteksi adanya materi genetik atau protein spesifik dari virus tersebut dalam tubuh seseorang.

Sampel yang diambil adalah lendir dari dalam hidung maupun tenggorokan dengan metode usap atau swab. Sehingga, rapid test antigen terkadang disebut juga dengan swab antigen.

Tes ini bisa dikatakan lebih akurat dan spesifik dibandingan rapid test antibodi karena mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan. Namun, tes ini masih kurang akurat jika dibandingkan dengan PCR. Hasil tes ini bisa didapatkan hanya dalam waktu hitungan menit saja biasanya sekitar 15 hingga 30 menit.

Baca juga:

Marah Bikin Sakit Kepala, ini Penyebabnya

Tingkat keakuratan hasil rapid test antigen jika seseorang dinyatakan positif terinfeksi virus corona biasanya tinggi. Meski demikian, tetap ada kemungkinan hasil tes positif palsu. Itulah mengapa masih perlu dilakukan tes PCR untuk mengetahui hasilnya secara lebih akurat.

Harga rapid test antigen di Indonesia berada di kisaran Rp349.000 hingga Rp665.000. Variasi harga tergantung dari laboratorium atau instansi yang menyediakan rapid test antigen COVID-19.

Rapid Test Antibodi

Antibodi virus Corona umumnya tidak dapat dideteksi hingga 14 hari setelah gejala dimulai. Pengujian antibodi terutama efektif digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang dampak keseluruhan pandemi.

Pengujian antibodi yang meluas dapat membantu melacak di mana virus telah menyebar dan tingkat kematiannya, dan menentukan apakah tepat atau tidak untuk memudahkan karantina wilayah.

Rapid Test Antibodi (Foto: 123RF/Anna Ivanova)
Rapid Test Antibodi (Foto: 123RF/Anna Ivanova)

Berbeda dengan tes usap untuk diagnosis, tes antibodi memerlukan sampel darah, biasanya melalui tusukan jari. Darah kemudian diperiksa untuk dua jenis antibodi: antibodi IgM, yang berkembang lebih awal selama infeksi, dan antibodi IgG, yang lebih mungkin dideteksi setelah Anda pulih dan merupakan indikator yang lebih baik dari setidaknya sebagian imunitas.

Hasil tes IgM dapat tersedia hanya dalam 15 menit, sementara tes IgG dikirim ke laboratorium dan bisa memakan waktu hingga seminggu untuk hasilnya. Tetapi beberapa klinik hanya akan melakukan tes darah IgG karena lebih dapat diandalkan.

Dan hasil negatif tidak selalu berarti kamu bebas COVID-19. Ini bisa berarti kamu mengalami infeksi aktif dan tidak memiliki antibodi apa pun. Bahkan tanpa gejala, kamu tetap berisiko menyebarkan virus.

Tes deteksi antibodi ini juga dapat bereaksi dengan jenis virus Corona lainnya selain penyebab COVID-19 sehingga ada peluang memberikan hasil positif palsu. Sehingga, hasilnya kurang akurat dibandingan rapid test antigen.

Harga rapid test antibodi ini cukup terjangkau yaitu Rp150,000 bahkan di beberapa tempat harganya bisa di bawah Rp100.000 jika sedang ada promo. (Aru)

Baca juga:

10 Ribu Langkah per Hari tidak Bantu Turunkan Berat Badan

#COVID-19 #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Bagikan