Perbedaan Bahasa Akademik Anak Sekolah Vs. Kuliahan di Tongkrongan

annehsannehs - Kamis, 01 April 2021
Perbedaan Bahasa Akademik Anak Sekolah Vs. Kuliahan di Tongkrongan

Ada istilah yang dapat merujuk kepada jenjang pendidikan yang tengah di tempuh seseorang. (Foto- xinhuanet)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JENJANG pendidikan antara sekolah dan kuliah memiliki beberapa perbedaan. Salah satunya adalah gaya bahasa dari para pelajar ketika mereferensikan kegiatan-kegiatan belajar saat berada di tongkrongan.

Walau tubuh anak sekarang membuat kita kesulitan untuk mengetahui apakah mereka masih pelajar atau mahasiswa. Beberapa kata di bawah ini pun mampu membuat kita tahu tingkat pendidikan yang tengah mereka tempuh.

Baca juga:

Ini Topik Ghibah Paling Panas di Tongkrongan Cewek

1. Kelas vs. Pelajaran

Kelas vs. pelajaran.  (Foto- xinhuanet)
Kelas vs. pelajaran. (Foto- xinhuanet)

"Eh, abis ini pelajaran apa sih?", "besok kita harus kumpul tugas pelajaran bu Sri nih", "pelajaran yang paling gue benci sih Matematika ya."

Dari ketiga kalimat di atas, ketebak banget jika tongkrongan tersebut masih berada di jenjang SMA. Anak sekolah biasanya sering menyebut istilah "pelajaran". Sedangkan anak kuliahan biasanya identik dengan kata "kelas" untuk menyebut kegiatan belajar mengajar.

"Duh, gue ada kelas nih jam tiga", "besok kelasnya siapa sih?", dan sebagainya menjadi kalimat yang akrab di telinga tongkrongan anak kuliahan.

2. Matkul vs. Mapel

mata pelajaran identik dengan jenjang sekolah.  (Foto facultyfocus)
mata pelajaran identik dengan jenjang sekolah. (Foto facultyfocus)

"Eh, besok ada mapel MTK enggak?" dan "Wah gue cabut matkul Agama nih".

Biasanya, nama kelas yang diikuti oleh para pelajar sering disebut dengan istilah "mata pelajaran" di sekolah dan "mata kuliah" di dunia perkuliahan. Singkatnya, biasa anak sekolah akan menyebutkan "matkul" sedangkan anak kuliahan menyebutnya dengan istilah "mapel".

Jika di sekolah, mata pelajaran yang dipelajari bisa dibilang cukup umum dan sering didengar oleh masyarakat seperti Matematika, Geografi, Sosiologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Biasanya, anak sekolahan pun lebih bergantung pada buku cetak untuk mempersiapkan ulangan atau Quiz.

Untuk mata kuliah di kampus, biasanya materi yang dipelajari lebih kompleks dan mendalam lagi. Beberapa contoh nama mata kuliah di universitas antara lain Perspektif dan Teori Komunikasi, Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif, dan lain-lain.

Buku dan jurnal pun hanya menjadi pedoman dalam belajar, tetapi ketika ada UTS atau Quiz, biasanya mahasiswa akan diminta untuk berpikir dengan kritis terhadap suatu studi kasus atau fenomena.

Baca juga:

Casing HP Anak Tongkrongan Mencerminkan Kepribadian

3. Ulangan vs. Quiz

Mana istilah yang paling sering digunakan? (Foto Pixabay/Tumisu)
Mana istilah yang paling sering digunakan? (Foto Pixabay/Tumisu)

Jika kamu mendengar ada orang yang membahas tentang ujian dan menyebutnya dengan kata "ulangan", kemungkinan besar mereka adalah tongkrongan anak SMA. Di sisi lain, jika kamu akrab mendengar kata-kata "Quiz", maka kemungkinan mereka adalah tongkrongan anak kuliahan. Meski begitu, saat ini sudah ada beberapa sekolah yang menyebutkan ulangan sebagai Quiz, terutama di

Meski begitu, anak kuliahan dan anak sekolah masih menggunakan istilah yang sama untuk Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).

Biasanya, makna UTS anak kuliahan dan sekolah pun berbeda. Bentuk UTS di sekolah biasanya tertulis dan dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan biasanya bisa didapatkan dari buku cetak. Maka dari itu, biasanya UTS dan UAS di kalangan pelajar sekolah bersifat close book.

Lain halnya dengan mahasiswa. Biasanya, UTS dan UAS tidak terbatas pada soal-soal yang harus dijawab. Terdapat variasi tugas untuk menyelesaikan UTS dan UAS seperti project, makalah, kerja kelompok, dan lain-lain. Jika UTS dan UAS bersifat tertulis, maka kemungkinan besar ujian tersebut bersifat open book karena kamu tidak bisa menemukan jawabannya di dalam buku cetak.

4. Guru vs. Dosen

Panggilan dosen akrab ditemukan di tongkrongan anak kuliahan. (Foto- edunews)
Panggilan dosen akrab ditemukan di tongkrongan anak kuliahan. (Foto- edunews)

Meski terkadang masih ada beberapa mahasiswa yang menggunakan istilah "guru" untuk mereferensikan pengajar, istilah tersebut sebenarnya digunakan di jenjang sekolah. Dunia perkuliahan akan menyebut pengajarnya sebagai dosen. Perbedaan ini pun bisa membuatmu ngeh dengan cepat dalam menentukan jenjang pendidikan suatu tongkrongan yang kamu temui.

Guru bisa merujuk kepada guru sekolah, guru les, dan lain-lain. Sedangkan dosen hanya merujuk kepada pengajar di perkuliahan.

Jika mendengar kata "guru", biasanya kita akrab dengan kata PR, ulangan, dan hukuman. Ya, guru di sekolah memiliki peran yang seolah-olah berusaha untuk membuat semua muridnya bisa mendapatkan nilai dengan baik. Bahkan, terkadang murid-muridnya yang malas pun diberikan hukuman agar bisa mengetahui kesalahan mereka dan lebih rajin sekolah.

Seperti yang pernah dikatakan oleh guru di sekolah Penulis dulu, "Sekarang saya (guru) yang ngejar-ngejar kalian untuk kumpul tugas. Kalo di kampus, kalian yang bakal mati-matian mengejar dosen."

Lain halnya dengan dosen. Jika kamu malas, dosen tidak akan menasehati atau memaksamu untuk mengerjakan tugas. Kamu bisa bolos kelas dan tidak mengikuti UTS tanpa dicegah oleh siapapun. Bahkan, yang lebih sering terjadi adalah mahasiswa yang mengejar-ngejar dosen untuk meminta penjelasan atau keringanan atas tugas yang diberikan.

Dosen biasanya sering menggunakan contoh kasus untuk menghantarkan materi yang ingin disampaikan. Bahkan, beberapa dosen tidak memperbolehkan mahasiswanya mencatat karena ia ingin pelajarnya mendengarkan dan memahami apa yang ia bicarakan. Jika logika yang ingin disampaikan sudah "ngena" ke mahasiswa, sang dosen akan membagikan PPT yang dipresentasikan sehingga mahasiswa tidak perlu mencatat lagi.

(SHN)

Baca juga:

4 Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Dosen 'Killer'

#Kuliah #Sekolah #April Tongkrongan Di Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
Stop Rebahan di Usia Senja! Sekolah Lansia di Jakarta Bikin Kakek-Nenek Kembali Semangat Belajar dan Melek Literasi Digital
Program ini terbukti sukses membuat Lansia sehat, mandiri, dan produktif, bahkan 1.624 peserta baru lulus pelatihan literasi digital
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Stop Rebahan di Usia Senja! Sekolah Lansia di Jakarta Bikin Kakek-Nenek Kembali Semangat Belajar dan Melek Literasi Digital
Indonesia
Terkejut Ada Insiden Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Menteri PPPA: Sekolah Harus Jadi Tempat Aman!
Menteri PPPA RI, Arifah Fauzi, angkat bicara soal insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta. Ia mengatakan, bahwa sekolah harus menjadi ruang aman untuk anak.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Terkejut Ada Insiden Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Menteri PPPA: Sekolah Harus Jadi Tempat Aman!
Indonesia
Insiden Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, KPAI Sebut Longgarnya Pengawasan Keamanan Sekolah
Insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading cukup mengejutkan. Sebab, bahan berbahaya bisa masuk ke sekolah.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Insiden Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, KPAI Sebut Longgarnya Pengawasan Keamanan Sekolah
Indonesia
Kapolda Metro Ungkap Detik-Detik Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Kejadian saat Salat Jumat
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri mengungkapkan ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading terjadi saat khotbah Jumat. Sebanyak 54 korban dilarikan ke RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 07 November 2025
Kapolda Metro Ungkap Detik-Detik Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Kejadian saat Salat Jumat
Indonesia
BPBD DKI Ungkap Kronologi dan Jumlah Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara
BPBD DKI Jakarta melaporkan 39 orang menjadi korban ledakan di Masjid SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Enam korban mengalami luka berat, 15 lainnya alami gangguan pendengaran.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 07 November 2025
BPBD DKI Ungkap Kronologi dan Jumlah Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara
Indonesia
Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Polisi Temukan Benda Mirip Senpi
Polisi menemukan benda mirip airsoft gun di lokasi ledakan SMAN 72 Kelapa Gading. Benda ditemukan dekat dua korban yang kini dirawat di rumah sakit.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 07 November 2025
Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Polisi Temukan Benda Mirip Senpi
Berita
54 Orang Jadi Korban, Kapolda Metro Jaya Langsung Cek TKP Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading
Kapolda Metro Jaya mengecek TKP ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Soffi Amira - Jumat, 07 November 2025
54 Orang Jadi Korban, Kapolda Metro Jaya Langsung Cek TKP Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading
Indonesia
Ledakan Misterius Terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, 2 Orang Luka-luka
Ledakan misterius terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dua orang terluka akibat kejadian ini.
Soffi Amira - Jumat, 07 November 2025
Ledakan Misterius Terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, 2 Orang Luka-luka
Indonesia
Ledakan Guncang Masjid SMA 72 Kelapa Gading, 8 Korban Dilarikan ke Rumah Sakit
Ledakan terjadi di Masjid SMA Negeri 72 Kodamar, Jakarta Utara. Delapan orang terluka, dua di antaranya serius. Polisi dan Jihandak selidiki penyebab ledakan.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 07 November 2025
Ledakan Guncang Masjid SMA 72 Kelapa Gading, 8 Korban Dilarikan ke Rumah Sakit
Indonesia
3 Mahasiswa KKN UIN Semarang Hanyut dan Meninggal di Sungai Jolinggo Kendal
Rektor UIN Semarang menyampaikan rasa duka yang mendalam dan komitmen penuh universitas dalam penanganan musibah ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 04 November 2025
3 Mahasiswa KKN UIN Semarang Hanyut dan Meninggal di Sungai Jolinggo Kendal
Bagikan