PDIP Sedih Ditinggal Jokowi-Gibran, Prabowo: Banyak Kader Saya Diambil Pihak Lain
Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka setelah menjalani tes medis di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023). ANTARA/Hendri Sukma Ind
MerahPutih.com - Bakal calon presiden (Bapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto menanggapi santai perihal PDI Perjuangan (PDIP) yang merasa sedih ditinggal kader terbaiknya Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Prabowo, hal tersebut merupakan bagian demokrasi. Ia pun juga merasakan hal yang sama, dimana kader-kadernya banyak memilih minggat dan berlabuh di partai lain.
Baca Juga:
"Ini kan proses demokrasi, saya juga banyak kader saya juga yang diambil pihak lain," ujar Prabowo saat menghadiri acara tasyakuran dan peresmian Posko Pemilih Prabowo-Gibran atau KOPI PAGI di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (30/10).
Olah sebab itu, Prabowo mengajak, semua kalangan agar tetap menjaga hubungan baik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
"Ya kita baik-baik aja ya kan. Kan kita satu bangsa satu negara," kata Prabowo.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan tentang suasana di internal PDIP. Ia mengungkap, kini PDIP tengah dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini.
"Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi," kata Hasto melalui keterangan tertulisnya, Minggu (29/10).
Baca Juga:
Djarot Saiful Hidayat Merasa Gagal ketika Gibran Jadi Cawapres Prabowo
Ia juga berbicara mengenai keistimewaan yang telah diberikan PDIP kepada Jokowi. Karena, Menurut Hasto, PDIP begitu mencintai Jokowi hingga menjabat sebagai Presiden RI selama dua periode.
"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan konstitusi," ujar Hasto.
"Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi," sambungnya.
Lebih lanjut, Hasto pun menyampaikan, awalnya PDIP memilih untuk diam. Akan tetapi, akhirnya berani buka suara atas dorongan dari sejumlah tokoh, di antaranya Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dan lain-lain beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society,
"Akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," urainya. (Asp)
Baca Juga:
Jokowi Undang Makan Siang 3 Capres, Prabowo Ucapkan Terima Kasih
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Eddy Soeparno Tegaskan Presiden Prabowo tidak Dikendalikan Jokowi
Polisi Tunggu Kedatangan Roy Suryo, Segera Diperiksa sebagai Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
Sudah Kantongi Barang Bukti, Polisi Sebut Tersangka Edit hingga Manipulasi Ijazah Jokowi
Roy Suryo Jadi Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polda Metro Jaya: Terbukti Sebarkan Hoax
Polisi Tetapkan 8 Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Salah Satunya Berinisial RS
Nasib Laporan Jokowi Terkait Ijazah Palsu ke Polda Metro Ditentukan Hari Ini
Penentuan Penerus Takhta Kerajaan Surakarta, Jokowi Tolak Ikut Campur
Ini Kata Jokowi Soal Rencana Pemberian Gelar Pahlawan Nasional ke Soeharto
Prabowo Bantah Takut dengan Jokowi, Minta Rakyat Hormati Mantan Presiden
Projo Bakal Hilangkan Logo Muka Jokowi, Budi Arie Berikan Sinyal Tinggalkan Jokowi