Menakar Tantangan LADI setelah Bebas dari Sanksi WADA
Kantor LADI. Foto: Istimewa
MerahPutih.com - Sanksi dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) terhadap Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) segera dicabut pada Februari mendatang. Alhasil, bendra Merah Putih dapat kembali berkibar di setiap ajang internasional.
Tetapi, selepas sanksi dari WADA, tidak berarti tugas LADI juga ikut setelah. LADI masih memiliki banyak tantangan di masa depan agar sanksi tidak kembali didapat.
Baca Juga
Pengamat olahraga, Abdul Sukur mengapresiasi kinerja Gugus Tugas Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA bentukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali yang telah membuka pintuk komunikasi ke pihak terkait serta mendorong LADI dalam menyelesaikan kewajibannya.
“Kerja Gugus Tugas ini luar biasa karena sanksi LADI yang seharusnya berlaku satu tahun hingga 7 Oktober 2022 bisa di-review dalam waktu empat bulan. Tentu itu tidak lepas dari diplomasi Gugus Tugas yang dipimpin Ketua NOC Indonesia Pak Raja Sapta Oktohari dan kerja keras LADI dalam memenuhi kekurangan yang diminta WADA serta dukungan penuh Kemenpora,” ucap Abdul dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (26/1).
Pekan lalu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA, ex-officio Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari melaporkan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali bahwa Merah Putih dapat berkibar lagi pada Februari.
Baca Juga
Soal Sanksi WADA, Legislator Gerindra Desak Pemerintah Turun Tangan
Kabar tersebut diperkuat dengan keterangan resmi WADA pada 17 Januari lalu. Lembaga Anti-Doping Dunia yang berpusat di Kanada ini menginformasikan dua National Anti-Doping Organization (NADO) tengah dalam proses pemulihan, yakni Thailand dan Indonesia.
Abdul berharap sanksi kali ini bisa menjadi peringatan bagi Indonesia untuk mengedapankan fungsi LADI yang sesungguhnya. Meskipun untuk sampai pada posisi tersebut perlu pengawasan internal yang dapat dilakukan oleh Gugus Tugas.
Apalagi, Okto sebagai Ketua Gugus Tugas selalu menekankan di depan WADA bahwa pemerintah Indonesia serius menjadikan LADI sebagai lembaga profesional, independen, dan modern.
“Semoga sanksi LADI kali ini menjadi yg terakhir diterima Indonesia. Ke depan, LADI harus independen, profesional, dan modern karena ini aspek penting dalam mendukung olahraga prestasi Indonesia,” ujar Abdul yang juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan II UNJ.
“Agar hal ini tidak terulang kembali di masa depan, saya rasa perlu ada tim pengawas dan pendampingan yang mungkin bisa dibentuk Kemenpora sampai memastikan LADI bisa bekerja dengan memenuhi standar WADA.” pungkasnya. (*)
Baca Juga
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Buntut Kasus Doping, Mykhailo Mudryk Didakwa FA hingga Terancam Dilarang Main 4 Tahun
Dilirik DC United, Paul Pogba Akui Mesih Berharap Main di Eropa
Mykhailo Mudryk Kena Kasus Doping, Enzo Maresca: Kami Tunggu Hasilnya
Paul Pogba Berjanji akan Lebih Baik Lagi usai Terkena Kasus Doping
Paul Pogba Segera Kembali Merumput, Hukuman Doping Dikurangi Jadi 18 Bulan
China Minta Perbanyak Tes Doping untuk Atlet Amerika di Olimpiade Paris 2024
Tersandung Doping, Odie Purnama Dilarang 3 Tahun Ikut Lomba Balap Sepeda
Apa itu Doping? ini Jenis dan Efek Sampingnya
PSSI Datangkan Orang Tua Pemain Timnas U-17 untuk Beri Tambahan Motivasi
Timnas Indonesia Berpeluang Lawan Portugal di FIFA Matchday