Masyarakat Tidak Disiplin, Agustus Kehidupan Belum Bisa Berjalan Normal
Jubir Pemerintah untuk penanganan covid-19, Achamd Yurianto (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengungkapkan perlunya kedisiplinan masyarakat dalam mengikuti protokol kesehatan terkait pencegahan penyebaran virus corona.
Jika masyarakat tidak disiplin, sampai bulan Agustus kehidupan belum bisa berjalan normal seperti sedia kala.
Baca Juga:
Pasien Sembuh COVID-19 Menjadi 1.954, Sebanyak 18 Provinsi Tak Laporkan Kasus Baru
Meski demikian, Yurianto memastikan pemerintah terus berusaha untuk bisa mengendalikan penyebaran Covid-19.
Sehingga pada Agustus, diharapkan kehidupan masyarakat sudah bisa berangsur normal.
“Kami berharap di bulan Agustus kita sudah bisa menjalankan kehidupan yang lebih baik lagi,” kata dia kepada wartawan, Selasa (5/5).
Untuk mencapai harapan tersebut, Yurianto meminta masyarakat untuk tetap disiplin menjaga jarak. Dia meminta masyarakat tetap di rumah.
“Kuncinya adalah memutus mata rantai penularan,” kata dia.
Ia menilai, peraturan yang meminta masyarakat untuk membatasi pergerakan sudah dibuat, kebijakan jaring pengaman sosial juga sudah dilakukan.
Saat ini, kata dia, kuncinya adalah kepatuhan masyarakat untuk tetap melakukan pembatasan sosial dan menjaga kebersihan.
“Kepatuhan, disiplin, komitmen yang kuat, dan harus dilakukan oleh kita semua,” tegas Yurianto.
Yurianto menjelaskan, bahayanya jika semakin banyak masyarakat Indonesia yang tertular virus corona.
Bahayanya, rumah sakit akan semakin banyak menangani pasien sedangkan sumber daya dan fasilitas rumah sakit itu sendiri tidak cukup banyak.
"Karena kalau kemudian semakin banyak kasus yang tertular, dan kemudian harus masuk rumah sakit, maka beban layanan rumah sakit akan semakin berat dan resources yang kita dibutuhkan semakin besar," ujarnya.
Baca Juga:
Oleh karena itu, kata Yurianto, kunci utamanya hanya satu yakni jangan sampai sakit.
Ia menyatakan bahwa untuk memutus mata rantai penyebaran virua corona dibutuhkan peran dari semua pihak. Sehingga, penyebaran Covid-19 bisa dihentikan dengan cara gotong-royong.
"Bagaimana kemudian memutuskan mata rantai penyebaran virus ini. Ini hanya bisa dilakukan manakala kita bergotong royong dan bersatu terus menerus dan tidak terputus untuk melawan Covid-19," pungkasnya.(Knu)
Baca Juga:
Dua Wilayah ini Jadi Penyumbang Pasien Corona Sembuh Terbanyak
Bagikan
Berita Terkait
Kemenkes Respons Temuan Mikroplastik di Air Hujan Jakarta: Waspadai, Bukan Ditakuti
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Profil Benjamin Paulus Octavianus, Sosok Dokter Spesialis Paru yang Dipercaya Prabowo Jabat Wamenkes
Presiden Prabowo Lantik Benjamin Paulus Octavianus Jadi Wakil Menteri Kesehatan
Kasur Pasien RSUD Cut Meutia Dipenuhi Belatung, DPR Desak Kemenkes Tindak Tegas
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat