Makin Ganas, BBKSDA Riau Tambah Personel untuk Relokasi Harimau Sumatera

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Selasa, 13 Maret 2018
Makin Ganas, BBKSDA Riau Tambah Personel untuk Relokasi Harimau Sumatera

Ilustrasi Harimau Sumatera. (Pixalbay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau menambah personel khusus terdiri atas tim medis dan bius guna menyelamatkan dan merelokasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) setelah dua kali insiden menerkam warga di Indragiri Hilir.

"Kami meningkatkan jumlah personel khusus untuk pembiusan agar dapat lebih tersebar di hamparan hutan dan kebun yang panjang jalur sampai 40 kilometer," kata Ketua Tim Penyelamat Harimau Sumatera, Mulyo Hutomo seperti dilansir Antara, Senin (12/3).

Namun, dia mengatakan saat ini pihaknya masih berupaya melakukan mediasi kepada masyarakat pascaraja rimba tersebut menerkam seorang warga bernama Yusri Efendi hingga meninggal akhir pekan ini.

Hutomo mengatakan, apabila situasi telah berhasil dikendalikan, tim tersebut akan segera diberangkatkan ke Kecamatan Pelangiran, lokasi penerkaman harimau.

Sebenarnya, sesuai rencana ia menjelaskan tim tersebut akan diberangkatkan pada hari ini. Akan tetapi, dia belum dapat menyebut jumlahnya karena tim tersebut saat ini tengah disiapkan oleh BBKSDA Riau di Pekanbaru.

Hutomo menjelaskan, penambahan jumlah personel khusus untuk upaya pembiusan telah disetujui dan merupakan instruksi langsung oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam dan Ekosistem.

Yusri Efendi, seorang buruh bangunan di Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir meregang nyawa setelah diserang seekor harimau sumatera pada Sabtu malam (10/3).

Kejadian tersebut berawal saat korban bersama tiga orang rekannya masing-masing Rusli (41) Indra (26) dan Syahran (41) sedang mengerjakan bangunan rumah walet. Korban dan warga merupakan pendatang asal Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan.

Sempat dinyatakan hilang, korban Yusri berhasil ditemukan di atas tanaman kumpai (sejenis rumput yang terdapat di atas air) sekira pukul 19.00 WIB. Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui korban meninggal dunia karena mengalami pendarahan akibat luka robek bekas gigitan harimau di tengkuknya.

Beberapa bulan sebelum insiden tewasnya Yusri, awal Januari 2018 lalu seorang warga bernama Jumiati juga meninggal dunia karena insiden yang sama, diserang harimau.

Perempuan berusia 33 tahun itu meninggal saat sedang melakukan perawatan sawit di tempat ia bekerja, PT Tabung Haji Indo Plantantion (THIP).

Sebenarnya, pascainsiden pertama, tim BBKSDA Riau telah diturunkan untuk menangkap dan menyelamatkan harimau tersebut. Tim tersebut terdiri dari TNI, Polisi dan sejumlah pegiat satwa dilindungi.

Sejumlah perangkap juga telah dipasang. Perangkap-perangkap berbentuk kotak berisi kambing jantan dan babi hutan menyebar di sekitar lokasi itu.

Begitu juga kamera pengintai, yang dipasang di setiap sudut dimana perangkap itu berada. Namun, selama lebih kurang dua bulan pencarian, belum ada perkembangan berarti.

Di sekitar TKP, Hutomo mengatakan terpantau dua ekor harimau Sumatera. Keduanya berjenis kelamin betina, berusia sekitar empat tahun. Untuk mempermudah identifikasi, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memberi nama keduanya dengan nama Boni dan Bonita.

Dalam kejadian ini, Bonita diduga kuat pelaku penerkam warga. Pasalnya, Jumiati sebelumnya tewas ditangan Bonita. Bonita juga disebut mengalami perubahan prilaku pascamenerkam Jumiati. Di antaranya, tidak sungkan untuk bertemu dan mendekati manusia. Sementara, harimau normal akan menghindar dan lari saat melihat kerumunan manusia.

Beberapa kali pula warga melihat Bonita berkeliaran di areal perkebunan sawit. Tidak sedikit gambar rekaman Bonita berkeliaran di perkebunan sawit direkam warga. Namun, untuk memastikan hal tersebut, Hutomo mengatakan pihaknya masih terus mendalaminya. (*)

Baca juga berita terkait di: Pemburu Harimau Sumatera Asal Medan Divonis 2 Tahun Penjara

#Harimau Sumatra #Harimau Sumatera
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Indonesia
Pekebun Kopi di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Tewas Diduga Diserang Harimau
Korban ditemukan dalam keadaan tubuh tidak utuh, sementara tubuhnya dari leher hingga kaki hilang tanpa jejak.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 27 Mei 2025
Pekebun Kopi di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Tewas Diduga Diserang Harimau
Indonesia
Harimau Sumatra Terjebak Perangkap Warga Solok Hingga Menderita Dehidrasi Berat
BKSDA Sumbar belum dapat memastikan berapa umur harimau berjenis kelamin betina yang terjebak perangkap buatan warga.
Wisnu Cipto - Kamis, 14 November 2024
Harimau Sumatra Terjebak Perangkap Warga Solok Hingga Menderita Dehidrasi Berat
Indonesia
Harimau Sumatra Betina Mati Terjerat Dekat Sawah Warga di Agam
Kondisi harimau naas itu pertama kali diketahui warga bernama Simar saat sedang berada di sawahnya.
Wisnu Cipto - Jumat, 26 Juli 2024
Harimau Sumatra Betina Mati Terjerat Dekat Sawah Warga di Agam
Indonesia
Yang Bikin Harimau Jawa Diyakini Belum Punah
Harimau jawa yang bernama latin Panthera tigris sondaica merupakan hewan endemik Pulau Jawa dan tersebar luas di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Maret 2024
Yang Bikin Harimau Jawa Diyakini Belum Punah
Indonesia
Harimau di Medan Zoo Tidak Bisa Berkembang Biak
Medan Zoo tidak berhasil membiakkan harimau.
Ikhsan Aryo Digdo - Kamis, 15 Februari 2024
Harimau di Medan Zoo Tidak Bisa Berkembang Biak
Berita
Hewan Dilindungi Mati, Izin Medan Zoo Bisa Dicabut
"Kalau memang tidak memadai cabut saja izinnya, dan tutup sementara sampai BUMD (PUD Pembangunan, red) sebagai pengelola memenuhi kelayakan konservasi Medan Zoo," kata Rianda.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 30 Januari 2024
Hewan Dilindungi Mati, Izin Medan Zoo Bisa Dicabut
Bagikan