Yang Bikin Harimau Jawa Diyakini Belum Punah
Sampel rambut harimau jawa yang ditemukan di Sukabumi, Jawa Barat. (ANTARA/HO-BRIN)
MerahPutih.com - Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengategorikan harimau jawa sejak 1980-an dan harimau bali yang bernama latin Panthera tigris balica telah punah berdasarkan assesment pada 2008 dari IUCN.
Penampakan terakhir harimau jawa terkonfirmasi di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, pada tahun 1976. Adapun saat ini hanya harimau sumatera yang bernama latin Panthera tigris sumatrae yang masih tersisa di Indonesia.
Baca juga:
Harimau di Medan Zoo Tidak Bisa Berkembang Biak
Hasil serangkaian uji DNA yang dilakukan terhadap sampel rambut harimau yang ditemukan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 19 Agustus 2019, memantapkan keyakinan para ilmuwan tentang keberadaan harimau jawa.
Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Wirdateti mengatakan, hasil perbandingan antara sampel rambut harimau di Sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06 persen dengan harimau sumatera dan 96,87 persen dengan harimau benggala.
"Sedangkan spesimen harimau jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) memiliki 98,23 persen kemiripan dengan harimau sumatera,” ujarnya dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Senin (25/3).
Selain menemukan sampel rambut, bekas cakaran mirip harimau juga ditemukan di lokasi tersebut. Di mana, hasil studi pohon filogenetik menunjukkan sampel rambut harimau sukabumi dan spesimen harimau koleksi Museum Zoologicum Bogoriense berada dalam kelompok yang sama, namun terpisah dari kelompok sub-spesies harimau lain.
Selanjutnya, macan tutul jawa berdasarkan sampel yang diperoleh dari spesimen Museum Zoologicum Bogoriense. Analisis genetik DNA memiliki tingkat sensitivitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi.
Para ilmuan lantas merekonstruksi filogeografi dan demografi untuk menyelidiki nenek moyang genetik subspesies. Ekstraksi DNA total yang dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit sesuai protokol. Protokol tersebut telah dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut.
"Amplifikasi PCR seluruh sitokrom b mtDNA dilakukan dengan primer khusus untuk harimau. Selanjutnya, seluruh hasil sekuens nukleotida disimpan menggunakan BioEdit dan diserahkan ke GenBank," kata Wirdateti.
Urutan komplemen antara primer forward dan reverse diedit menggunakan Chromas Pro. Semua urutan nukelotida dugaan harimau jawa dibandingkan dengan data sekuen Genbank National Center for Biotechnology Information (NCBI). Penyelarasan DNA dilakukan menggunakan Clustal X dan data dianalisis menggunakan MEGA.
Harimau jawa yang bernama latin Panthera tigris sondaica merupakan hewan endemik Pulau Jawa dan tersebar luas di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan. Aktivitas perburuan dan perubahan tata guna lahan membuat keberadaan spesies kucing terbesar itu menghilang. (*)
Baca juga:
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Ngaku Punya Harimau, Dibeli Sendiri tapi Titipkan Harimau di Ragunan yang Dibeli Secara Pribadi
Pramono Bantah Pakan Satwa Ragunan Diembat Petugas: Lihat Sendiri Sri Deli Sekarang Besar Sehat
Cek Harimau Benggala Miliknya di Ragunan, Gubernur Pramono Pesan Begini ke Perawat Raja
Ternyata Harimau Kurus di Ragunan Bukan Milik Pramono, Namanya Sri Deli Bukan Raja
Pramono Tegaskan Video Harimau Kurus di Ragunan Hoaks, Gambar Waktu COVID Sekarang Sehat
Harimau Kurus di Ragunan Milik Gubernur Viral, Pramono: Mungkin Rindu Sama Saya
Pekebun Kopi di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Tewas Diduga Diserang Harimau
Harimau di Solo Safari Lahirkan 3 Anak, Diberi Nama Bantolo, Tirto, dan Maruto
Duo Harimau Langka yang Jadi Bintang di Media Sosial dan Mengguncang Thailand
Terancam Punah, Harimau Siberia Terlihat di China