Kenalan dengan Lima Seniman dari Irlandia di Pameran 'Ireland's Eye'

Terdapat karya-karya dari lima seniman dari Irlandia. (Foto: Dok/Prefinete)
PAMERAN seni bertajuk Ireland’s Eye kembali digelar di Jakarta mulai 16 Maret hingga 7 April 2023. pameran ini merupakan kerja sama antara ISA Art Gallery dan Jakarta Land untuk merayakan St Patrick’s Day.
Baca juga:
KJRI New York Ajak Kerja Sama Gibran Tampilkan Gamelan di USA
Lihat postingan ini di Instagram
Pameran seni yang dilangsungkan di lobi gedung World Trade Center 2, Jakarta, ini menampilkan karya-karya lima seniman dari Irlandia dengan berbagai gagasan serta eksplorasi isu-isu yang menarik. Berikut lima seniman yang akan tampil di ajang tersebut:
Lucy Peters
Seniman ini memiliki latar belakang di dunia fesyen, dan seperti kebanyak orang, ia menjadi sangat khawatir dengan volume raksasa dari pakaian yang diproduksi secara massal dan berakhir di pembuangan sampah. Instalasi bertajuk “Making It Laaaast” adalah koleksi seni berisi patung-patung yang terbuat dari pakaian-pakaian bekas yang dipotong lalu dipintal dan diikat menjadi satu patung berukuran besar. Tiap patung membutuhkan waktu paling lama lima bulan untuk menyelesaikannya, dan setiap patung dibuat dari material pakaian yang telah didaur ulang, didonasikan, atau dibuang.
Mady O’Neill
Mandy merupakan seorang fotografer berkebangsaan Irlandia yang tinggal di Dublin. Karya-karyanya menempati ruang antara komentar sosial dan strategi representasional, dengan penekanan pada hubungan antara manusia dan tempat. Sebagian besar kemahirannya diasah melalui residensi seniman yang kemudian dikembangkan di lembaga pendidikan dan melalui keterlibatannya dengan kaum muda. Penelitiannya saat ini mempertimbangkan tema tempat, kepemilikan, dan dampak pembangunan pada lanskap, melalui studi berbasis fotografi di distrik Cabra di pinggiran kota Dublin.
Michelle Malone
Keahlian Michelle Malone dibentuk dari pengalaman pribadinya tumbuh di sejumlah perumahan umum di pusat kota Dublin. Instalasi multi-disiplinnya terdiri dari patung, pembuatan gambar, sejarah lisan, audio dan teks. Karya seninya berupaya memberikan suara kepada sejarah kelas pekerja dari perspektif pengalaman hidup. Ia yakin bahwa industri seni perlu membiarkan orang-orang yang terpinggirkan menceritakan kisah mereka sendiri.
Baca juga:
Lima Seniman Asal Irlandia Pamerkan Eksplorasi Seni Melalui 'Ireland's Eye' di Jakarta
Lihat postingan ini di Instagram
Myfanwy Frost-Jones
Merupakan seorang seniman yang juga berprofesi sebagai peternak kerang yang tinggal di West of Ireland. Karya Myfanwy mengeksplorasi hubungan antara lahan, lanskap, dan ekologi di dalam sebuah ruang rural. Menggabungkan cerita sejarah kolonialisme dan invasi yang penuh konflik dengan masalah terkini di bidang peternakan kerang, biodiversity, dan erosi pantai, dia menciptakan foto-foto dan instalasi gambar bergerak yang memikat.
Orla Comeford
Terakhir adalah seorang seniman visual visual yang bekerja menggunakan medium video, audio, fotografi, dan kayu. Eksplorasi mengenai glitch art dan pertanyaan tentang siapa yang dapat melihat dalam resolusi tinggi adalah tema-tema utama dalam koleksi karyanya. Sebagai seorang seniman dengan gangguan penglihatan, glitch art dan distorsi gambar diceritakan dari bagaimana dia melihat dunia. Kecintaannya akan dunia pertukangan kayu serta kemampuan mengolah kayu yang didapatkan dari sesepuhnya telah menjadi pokok bahasan penting dalam karya-karyanya. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer

Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'

Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal

Pameran ‘PARALLELS’ di Ubud Art Ground Tampilkan Warisan Seni dalam Perspektif Kontemporer

Menilik Pameran Seni Rupa Bertajuk Beyond Imagination di Gedung JDC Jakarta

One Satrio Rayakan Tahun Kedua dengan Urban Oasis
Kisah Urbanisme dan Identitas dalam Pameran Foto ’TRANSIT’ di Prancis La Maison de L’Indonésie

Menilik Pameran Karya Lini Natalini Widhiasi Bertajuk Infinity Yin Yang di Galnas
