Kemensos Nyatakan Pemenuhan Hak Pendidikan Penyandang Disabilitas Rendah
Ilustrasi. Merahputih.com / Rizki Fitrianto
Merahputih.com - Kementerian Sosial menyatakan capaian pemenuhan hak pendidikan penyandang disabilitas baik dari angka melek huruf, partisipasi murni, ijazah, kelompok disabilitas jauh lebih rendah dari yang non disabilitas.
“Kita prihatin, keberlangsungan pendidikan dari penyandang disabilitas yang gapnya semenjak jenjang SMP, SMA hingga perguruan tinggi sangat rendah," kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat.
Baca juga:
Hal ini ia sampaikan dalam ebinar Edukasi Hak Penyandang Disabilitas di Media. Hadir sejumlah narasumber, yaitu Asep Setiawan (Anggota Dewan Pers), Agoes Rakhman (Direktur Pelaksana YPAC), Cheta Nilawaty, (wartawati tempo)serta diawali dengan pengantar seminar dari Mohammad Nuh yang juga Ketua Dewan Pers.
"Ini akan mempengaruhi kemampuan akses dari penyandang disabilitas ketika sulit melanjutkan pendidikannya,” kata Harry.
Mayoritas tingkat pendidikan penyandang disabilitas SD kebawah. Bahkan sebagian besar tidak mempunyai ijasah SD.
"Hal ini menjadi tantangan bersama karena pendidikan menjadi instrumen penting untuk akses informasi kelompok penyandang disabilitas," ucap Harry.
Kemensos melalui Balai Abiyoso melakukan berbagai terobosan untuk memastikan literasi bagi disabilitas melalui asistensi rehabilitasi sosial. Pada hakekatnya, literasi berbasis keluarga menjadi sangat penting.
Story telling bagi keluarga, parenting skill, dan peningkatan kapasitas keluarga diklaim menjadi hal yang urgen.
"Begitu juga story telling di komunitas, peningkatan kapasitas komunitas, pembentukan kelompok belajar, misalnya belajar tentang Braille di tingkat komunitas," imbuh Harry.
Ia berharap, kedepannya Balai Sosial perlu memberikan kesempatan akses secara lebih luas kepada para penyandang disabilitas.
Baca juga:
Seperti di BLBI Abiyoso yang menyediakan fasilitas bioskop berbisik dimana berbagai film, informasi, materi pendidikan, bisa didengarkan penyandang disabilitas sensorik netra melalui bioskop berbisik tersebut.
"Selanjutnya meningkatkan kapasitas pendamping disabilitas agar bisa mengelola mobile akses, buku bicara dari Braille, sehingga mereka bisa mendapatkan informasi yang lebih luas bagi kaum disabilitas," imbuh Harry.
Ia ingin memastikan wahana komunikasi bisa diakses, bisa dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas. "Bahkan penyandang disabilitas bisa terlibat didalam kepemilikan, penyimpanan, pengolahan, dan menyampaikan kembali informasi yang diperoleh kepada pihak luar baik tulisan, suara, gambar, dan berbagai data terkait,”tegas Harry. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
150 Disabilitas Telah Menerima Pekerjaan Setelah Job Fair, Termasuk Zidan
Job Fair Disabilitas Buka 107 Lowongan di Jakarta, Sasaranya Bisa Serap 300 Disabilitas
Gelar 13 Kali Job Fair, 150 Disabilitas Telah Diterima Kerja di Jakarta
21 Perusahaan Top Jakarta Termasuk BUMD Tawarkan 107 Posisi Eksklusif di Job Fair Disabilitas 2025, Simak Syaratnya
Buka Program Difabel Empowering, PAM Jaya Beri Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas
4 Permintaan Koalisi Nasional Organisasi Disabilitas Dalam Revisi KUHAP
Kurangi Angka Pengangguran, Penyandang Disabilitas di Jakarta Harus Diberi Kesempatan Bekerja
Gubernur Pramono Beri Akses Gratis untuk Disabilitas, Lansia, dan Pemilik KJP Masuk Wisata Jakarta
Pemprov Jakarta Cairkan Bantuan Rp 300 Ribu Perbulan Bagi149.687 Lansia, Disabilitas dan Anak Jalanan
Terobosan Formula Skincare Maju Pesat, Sayang Packaging tak Inklusif