Jokowi pada Akhirnya Jadi Penentu dalam Koalisi Capres


Presiden Joko Widodo bersama pelaku UMKM bernama Vivi di Jakarta, Jumat (13/1/2023). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden
MerahPutih.com - Koalisi Partai menjelang Pemilu 2024 dinilai masih prematur. Bahkan, bisa saja parpol yang berkoalisi saat ini bubar di tengah jalan.
Politisi muda Golkar Rudolfus Jack Paskalis menilai, belum ada koalisi yang permanen sebelum didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai syarat pencalonan capres dan cawapres.
"Semua masih prematur dan bisa saja berubah. Karena dinamika politik yang dinamis," kata Jack di Jakarta, Senin (16/1).
Baca Juga:
Presiden Jokowi Tinjau Kesiapan Lokasi KTT ASEAN 2023
Justru, Jack melihat, Pilpres 2024 merupakan pertarungan gengsi Presiden Joko Widodo.
Ini semata-mata demi meneruskan program pemerintahan yang selama ini sudah berjalan.
Sebab, jika yang menjadi Presiden bukan "jagoannya" Jokowi dikhawatirkan visi misi yang selama ini dibangun terhenti di tengah jalan.
"2024 ini adalah pertarungan gengsi Jokowi, yang nantinya bakal bertarung itu adalah all Jokowi man tidak mungkin lepas daripada itu," ungkap Jack.
Jadi, lanjut Jack, koalisi yang telah dibangun masih hanya gimik politik.
"Kalau bicara koalisi semuanya ini gimik belaka," ucap Jack Paskalis.
Sementara itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Gerindra makin mantap menuju Pemilu 2024.
Keduanya bergabung dengan Gerindra dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Baca Juga:
Peringatan 1 Abad NU di Solo Dimeriahkan Jalan Sehat Bersama Presiden Jokowi
Juru Bicara Milenial PKB Mikhael Sinaga mengaku, partainya percaya diri dan solid menghadapi Pilpres 2024.
Bahkan, tanpa ada parpol lain Gerindra dan PKB bisa berjalan sendri head to head dengan koalisi lainnya dalam merebut kursi presiden dan wakil presiden 2024 mendatang.
Pasalnya, koalisi ini telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.
Apalagi, PKB memiliki basis massa yang cukup kuat baik dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) hingga milenial di republik ini.
"Koalisi dengan Gerindra itu satu paket tinggal siapa jadi capres siapa cawapres. Apalagi PKB punya program jelas yang betul-betul menyasar masyarakat, seperti subsidi tambahan kepada sepeda motor dan angkutan umum," ujarnya.
Koalisi parpol yang telah dibangun saat ini, baik itu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, Poros Perubahan, maupun Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih bisa mencair.
Namun, terlepas dari itu, semua dinilai masih menunggu PDIP di tikungan.
Apalagi PDIP sebagai satu-satunya parpol, yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.
Direktur Eksekutif Ethical Politics Hasyibullah Mulyawan menuturkan, dinamika politik dengan wacana yang berkembang, semua partai lagi menunggu di tikungan.
"Karena kalau kita melihat kita melihat penentu kemenangan pilpres itu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dari PDIP karena secara elektabilitas tinggi," katanya. (Knu)
Baca Juga:
Pakar Sebut Isi Pidato Megawati Bukti PDIP tak Kerdilkan Posisi Presiden Jokowi
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
KPU Batalkan Aturan Kerahasiaan 16 Dokumen Syarat Capres-Cawapres, Termasuk Soal Ijazah

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anies Punya Cucu Pertama, Ingin Dipanggil ‘Bang’ tapi Dilarang sang Istri

Pemilu Presiden Korea Selatan Digelar Selasa (3/6), Warga Antusias Datang ke TPS

Partisipasi Pemilih Awal Pilpres Korsel Capai 34,74 Persen, Perhatian Tertuju pada Hasil Pemungutan Suara Pekan Depan

Jadi Warga Negara yang Baik, J-Hope BTS Berikan Suara dalam Pemungutan Suara Awal Pilpres Korea Selatan

Pemungutan Suara Awal untuk Pilpres Korsel Dimulai, 6 Kandidat Bersaing

Han Duck-soo Mundur Sebagai Penjabat Presiden Korsel Demi Ikut Pilpres 3 Juni

Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Lawan Prabowo di Pilpres 2029

Golkar Siap Dukung Prabowo 2 Periode, Tapi Tergantung Prabowo
