Jakarta Pernah Punya Trem seperti Kota di Eropa


Trem listrik di Jerman, Jakarta juga pernah ada alat transportasi seperti ini. (Foto: Pixabay/pureshot)
APA kamu merasa asing dengan alat transportasi trem? Jika iya, hal ini wajar saja, karena transportasi ini pertama datang sebagai trem kuda pada 1869 di Batavia (jakarta), kemudian digeser trem uap lalu listrik. Kendaraan ini sekilas berbentuk seperti kereta dan membutuhkan jalur rel untuk melaju. Serta memiliki gerbong, tetapi tidak sebanyak kereta.
Trem juga banyak digunakan di kota-kota besar di dunia pada waktu itu. Lantas, kenapa sekarang sudah tidak ada? Dimulai dari Sejarah trem di Jakarta yang perlu kamu ketahu terlebih dahulu.
Baca Juga:
Menparekraf Gandeng Komunitas Motor untuk Bangkitkan Wisata Indonesia

Menurut jurnal Uras Siahaan, staf pengajar jurusan Arsitektur Universitas Kristen Indonesia, trem pertama adalah trem kuda pada 1869. Dalam Buku Kisah Betawi Tempo Doeloe: Robin Hood Betawi karya Alwi Shahab menyebut, trem kuda berupa kereta panjang yang memuat 40 penumpang.
Sesuai namanya, trem ditarik tiga sampai empat ekor kuda. Sang kusir biasanya menggunakan terompet sebagai klakson peringatan. Trem kuda lewat lima menit sekali dan beroperasi setiap hari, mulai pukul 05.00WIB-20.00WIB. Tarif yang harus dibayar sebesar 10 sen dengan rute Kota Tua sampai Jatinegara.
Kemudian pada 1881, keberadaan trem kuda digantikan trem uap. Ini karena melihat kuda-kuda penarik trem kerap kelelahan dengan jam kerja yang semakin padat.
Kemajuan teknologi, menciptakan trem yang dijalankan menggunakan lokomotif tenaga uap dari pembakaran batubara. Trem dengan tenaga uap ini berbunyi sangat bising ketika melaju, layaknya kereta api uap.
Rutenya pun diperpanjang dari Pasar Ikan sampai Jatinegara. Kemudian jalur bercabang di kawasan Harmoni. Selain ke arah Tanah Abang, jalur trem juga bercabang ke Jatinegara melintasi kawasan Pasar Baru-Gunung Sahari-Kramat-Salemba-Matraman.
Baca Juga:
Mobil Legendaris Eks Michael Schumacher Dijual dengan Harga Fantastis

Kurang lebih 20 tahun kemudian, perkembangan teknologi mengubah trem uap secara perlahan digeser oleh trem listrik. Namun, trem uap waktu itu masih mendampingi kemunculan trem listrik secara bertahap. Hingga akhirnya, pada 1933 trem uap benar-benar dihapus.
Setelah mengeser generasi trem sebelumnya. Trem listrik sangat membantu warga Jakarta yang bepergian dan sampai lebih cepat sampai tujuan. Menjelajahi kota Jakarta selama kurang lebih 27 tahun, trem listrik harus pamit undur diri pada 1960 digantikan oleh bis-bis Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD).
Trem listrik diganti kemungkinan karena tata kota Jakarta yang semakin berkembang, sehingga keberadaan trem listrik dengan jalur relnya dinilai sudah tidak cocok lagi. Karena banyak dikawatirkan membahayakan pengguna jalan lainnya, seperti pejalan kaki, becak, dan oplet.
Mungkin jika sekarang masih ada, bisa ramai dikunjungi buat foto ala-ala zaman dulu gitu. (rzk)
Baca Juga:
Canggih, Perusahaan Eropa Bangun 'Portal' untuk Menghubungkan Kota
Bagikan
Berita Terkait
Halte Transjakarta Senen Ganti Nama Jadi Jaga Jakarta, Pramono Ungkap Alasannya

Pramono Resmikan Halte Transjakarta Senen, Ganti Nama Jadi 'Jaga Jakarta'

Ada Kebakaran di Dekat Stasiun Cipete Raya, MRT Tetap Beroperasi Normal

Pramono-Rano Hadir di Jakarta Bersholawat, Doakan Ibu Kota Aman

KAI Dapat PSO Rp 5,8 T untuk Subsidi Tiket LRT Jabodebek dan KRL Jabodetabek Tahun 2026

Menilik Konservasi Tugu Pancoran Simbol Kemajuan Dirgantara Indonesia di Kota Jakarta

Potret Galian Pipa Limbah di Jalan TB Sumatupang Jaksel Ditargetkan Rampung Desember 2025

Gulkarmat: 65% Kasus Kebakaran di Jakarta Akibat Masalah Kabel Listrik

Potret Kondisi Jakarta Pasca Demo, Warga Sudah Kembali Beraktivitas Normal

Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov
