Jakarta Jadi Sorotan Gegara Penambahan Kasus COVID-19 Tak Terkendali


Latar belakang spanduk peringatan bahaya COVID-19 di Sunter, Jakarta, Sabtu (22/8/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
MerahPutih.com - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyatakan kondisi pandemi di Indonesia kembali mengkhawatirkan. Padahal, Satgas sempat mengklaim berhasil mengendalikan penyebaran virus corona.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menilai, hal ini menjadi tugas bagi seluruh lapisan masyarakat untuk selalu menjaga kedisplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.
Baa Juga:
Dia melanjutkan bahwa ada 4 provinsi yang perlu menjadi perhatian bersama, yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Mengutip data Kementerian Kesehatan, keempat provinsi ini berkontribusi 61,18 persen terhadap total kasus baru per hari secara nasional pada 3 September 2020.
Secara umum ibu kota mengalami peningkatan kasus baru setiap pekan. Sebanyak 5 dari 6 wilayah administratif di DKI Jakarta berstatus zona merah atau memiliki tingkat risiko penularan tinggi.
Namun, angka kematian di wilayah ini terkendali di bawah rata-rata nasional, yakni 2,92 persen, sedangkan angka nasional 4,2 persen.

Kemudian penambahan kasus baru di Provinsi Jawa Barat fluktuatif, tetapi cenderung meningkat.
Per 3 September 2020, kasus harian di provinsi ini berkontribusi 6,57 persen terhadap total kasus harian nasional.
Sama seperti DKI Jakarta, tingkat kematian pasien COVID-19 di Jawa Barat tergolong terkendali, yakni 2,4 persen atau di bawah rata-rata nasional.
Pada periode yang sama Jawa Tengah dan Jawa Timur juga mengalami penambahan kasus secara fluktuasi.
Namun, Jawa Tengah melaporkan penambahan kasus yang cenderung menurun, sedangkan Jawa Timur meningkat.
Wiku mengingatkan kedua provinsi tersebut memiliki pekerjaan rumah yang sama. Selain menekan penambahan kasus baru, Jateng dan Jatim juga perlu menekan angka kematian.
Pasalnya, dua wilayah ini melaporkan tingkat kematian di atas rata-rata nasional. Secara berurutan, tingkat kematian pasien COVID-19 di Jateng dan Jatim, sebesar 7,22 persen dan 7,07 persen.
“Kasus meninggal perlu menjadi perhatian agar bisa ditekan paling tidak sama dengan angka nasional,” tegas Wiku, Kamis (3/9).
Baca Juga:
Tingkat Keterpakaian Tempat Tidur Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Makin Meningkat
Dia mengatakan bahwa kemudian beberapa pekan terakhir kembali terlihat peningkatan jumlah kasus yang sangat signifikan.
Artinya, kata dia, Indonesia belum berhasil menekan dan mencegah penularan secara konsisten.
"Artinya apa, artinya kita belum berhasil menekan dan mencegah penularan secara konsisten, secara nasional. Dan ini tugas kita semua, tidak hanya pemerintah tapi seluruh masyarakat agar patuh menerapkan kedisiplinan protokol kesehatan, baik individu maupun masyarakat secara kolektif," katanya.
Sejauh ini pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menyikapi pandemi agar masyarakat tetap aman namun juga produktif.
Pada awal masa pandemi, pemerintah telah menerapkan pembatasan sosial berskala besar.
Selanjutnya pemerintah menggalakkan penerapan protokol kesehatan agar publik tetap aman beraktivitas dalam kondisi normal baru, demikian Wiku Adisasmito. (Knu)
Baca Juga:
Usai Tes COVID-19, Seluruh Paslon Pilkada di Jatim Dilarang Pulang
Bagikan
Berita Terkait
Rekayasa Lalin di TB Simatupang Bantu Urai Kemacetan, Pramono Sebut Perpanjang Diputuskan Besok

MPR Tanggapi Polemik Komeng dan Pramono soal Banjir, Sarankan Kolaborasi Selesaikan Bersama

Bus Transjakarta Kecelakaan di Cakung, 6 Orang Teluka

Jakarta masih Sering Kebakaran, Legislator PSI Pertanyakan Program 1 RT 1 APAR

F-PKS DPRD DKI Minta Transjakarta Perluas Rute Mikrotrans

Pramono Tanggapi Gerakan Publik Menolak Pejabat Pakai Strobo

Pemprov DKI Diminta Antisipasi Kebutuhan Pangan Jelang Nataru

Naik Transportasi Publik Jakarta pada 17-19 September Dikenai Tarif Rp 1

Sepanjang Agustus 2025, 4 Juta Lebih Warga Naik MRT Jakarta

Pramono Bantah Istrinya Punya Jabatan dan Terima Gaji dari Pemprov DKI
