Kuliner

Hangatnya Akulturasi Budaya dalam Wedang Ronde

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 18 Oktober 2022
Hangatnya Akulturasi Budaya dalam Wedang Ronde

Wedang ronde merupakan perpaduan 3 budaya. (Foto: Instagram@Resepharianumma)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEMANGKUK air jahe nan hangat berisikan bola-bola ketan, kolang-kaling, pacar cina, dan pugasan kacang tanah sangrai selalu jadi ide terbaik menghangatkan diri di kala hujan. Ya, wedang ronde namanya. Inilah minuman hangat favorit banyak orang.

Biarpun namanya terdengar Jawa banget, nyatanya wedang ronde bukan asli sana. Minuman yang pertama kali populer di sekitaran Jawa Tengah, khususnya Solo dan Salatiga ini merupakan versi Indonesia dari sajian Tionghoa bernama tangyuan.

BACA JUGA:

Tang Yuan Sebutan Lain dari Wedang Ronde

Racikan tangyuan yang punya rasa manis dan hangat masuk ke Nusantara lewat hubungan perdagangan nan erat di masa lalu. Para pedagang Tiongkok mengenalkan minuman ini kepada penduduk Nusantara. Dengan kreativitas dan inovasi, tangyuan diracik ulang dengan menambahkan rempah khas Jawa, yakni jahe dan gula jawa.

wedang
Berawal dari kuliner Tiongkok, tangyuan. (Foto: instagram@misskuliner)

Tak hanya racikan tangyuan yang berubah, namanya pun ikut berganti. Seperti diungkap dalam sebuah artikel di Budaya-Indonesia.org, nama wedang dalam bahasa Jawa berarti minuman. Sementara itu, nama ‘ronde’ awalnya berasal dari bahasa Belanda rond atau rondje yang berarti bulat. Itu mengacu pada bola-bola ketan yang ada pada sajian wedang ronde. Lama-kelamaan pengucapan rondje berganti jadi ‘ronde’. Lebih pas di lidah orang Nusantara kala itu.

BACA JUGA:

Khasiat Wedang Jahe untuk Kesehatan

Kini, kita mengenal wedang ronde sebagai minuman hangat teman di kala dingin. Minuman ini disajikan dalam mangkuk kecil. Bola-bola ketan atau tepung beras merupakan isian utama dalam wedang ronde. Selain itu, acap ditambahkan pula potongan roti tawar, kolang-kaling, agar-agar, atau pacar cina. Semuanya kemudian disiram kuah hangat nan manis beraroma jahe. Rempah jahe membuat wedang ronde bermanfaat bagi tubuh. Selain memberi sensasi hangat di tenggorok, jahe juga bisa meredakan mual, sakit, kepala, radang tenggorok, hingga menghilangkan mabuk.

wedang ronde
Wedang ronde dijajakan di gerobak atau angkringan. (foto: Instagram @solonyaman)

Di beberapa daerah Jawa Tengah, semisal Solo, Yogyakarta, dan Salatiga, penjaja wedang ronde banyak ditemukan berjualan saat malam menjelang. Meski dijajakan di gerobak sederhana atau angkringan, wedang ronde tetap jadi favorit banyak orang. Kehangatan wedang ronde sanggup mengusir dinginnya angin malam.(dwi)

BACA JUGA:

Hangatkan Tubuh dengan Wedang Khas Indonesia Ini!

#Kuliner
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis
ni merupakan perdana bakso Solo buka setelah tutup sejak Senin (3/11).
Dwi Astarini - Jumat, 07 November 2025
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis
Kuliner
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Gastrodiplomacy merupakan strategi kebudayaan dan ekonomi yang memperkenalkan identitas bangsa melalui cita rasa.
Wisnu Cipto - Sabtu, 01 November 2025
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Kuliner
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Hidangan fusion Korea yang disajikan dibuat dari bahan-bahan terbaik dari seluruh Korea
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Kuliner
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Bakso Boedjangan menghadirkan inovasi terbaru kuah keju.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Kuliner
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Tahun ini, Jakarta Coffe Week memasuki usia satu dekade, menunjukkan aksi progresif.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Lifestyle
Makanan Khas Demak yang Unik dan Wajib Dicoba, 10 Rekomendasi Terlezat!
Sedang liburan ke Kota Wali? Jangan lewatkan 10 makanan khas Demak yang legendaris dan menggugah selera dari Caos Dhahar Lorogendhing hingga Mangut Kepala Manyung.
ImanK - Sabtu, 25 Oktober 2025
Makanan Khas Demak yang Unik dan Wajib Dicoba, 10 Rekomendasi Terlezat!
Lifestyle
10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut
Yuk jelajahi 10 kuliner khas Kudus yang paling terkenal! Mulai dari soto kerbau legendaris, nasi pindang, hingga gethuk nyimut yang manis dan unik.
ImanK - Minggu, 19 Oktober 2025
10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut
Tradisi
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Sebanyak 14 warisan budaya Solo berbagai kategori berbeda dari makanan hingga olahraga tradisional ditetapkan WBTb.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Dunia
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber
Sebelumnya, produsen bir ternama ini terpaksa menghentikan seluruh operasi akibat serangan siber.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber
Fun
Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B
Wadah ekspresi yang menyatukan inovasi produk F&B dengan berbagai sektor gaya hidup.
Wisnu Cipto - Rabu, 01 Oktober 2025
Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B
Bagikan