Hadapi Bencana Akibat La Nina, 241 Bendungan Dikosongkan


Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. (Foto: Kementerian PUPR)
MerahPutih.com - Hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.
La Nina tahun ini diprediksikan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 - 70 persen di atas normalnya. Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut, BMKG meminta kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.
Baca Juga:
Pantau Bencana, CCTV Harus Terintegrasi ke Ruangan Anies Baswedan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menginstruksikan seluruh bendungan yang ada di Indonesia sebanyak 241 bendungan segara dikosongkan guna mengantisipasi dampak badai La Nina untuk menampung debit air di saat puncak musim penghujan.
"Ada 231 bendungan yang ada, plus sembilan yang baru ini. Jadi total 241 bendungan yang besar itu akan kita akan kosongkan di titik yang terendah," kata Basuki.
Ia memaparkan, tujuan dari pengosongan debit air pada ratusan bendungan tersebut, untuk mengantisipasi dampak La Nina yang dianggap sebagai badai ekstrem basah, diprediksi terjadi pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022.
"Supaya pada saat hujan maksimum masih bisa tertampung dan mengendalikan banjir di situ," ujarnya.
Hari ini, Bendungan Karalloe diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dalam proses peresmiannya akan langsung dilakukan pengosongan. Pengosongan tersebut diharapkan mampu mengurangi dampak banjir di Kabupaten Jeneponto hingga 49 persen.

Bendungan Karalloe terletak di Kabupaten Gowa bakal mengairi areal persawahan di Kabupaten Jeneponto seluas 7.004 hektar serta menjadi sumber air baku untuk masyarakat Jeneponto sebesar 440 liter per detik, potensi listrik sebesar 4.5 MW, sebagai pengendali banjir, konservasi air, dan tentunya potensi destinasi wisata serta pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat sekitar.
Pembangunan Bendungan Karalloe ini, termasuk ke dalam rencana 65 bendungan pada Nawacita dan sempat diterjang banjir bandang pada Januari 2019 lalu. Bendungan yang sumber airnya berasal dari Sungai Karale ini merupakan tipe bendungan Concrete Face Rockfill Dam dan direncanakan memiliki tampungan efektif sebesar 28.27 juta meter kubik dan seharusnya selesai 2020 lalu.
Bendungan Karalloe ini merupakan bendungan kesembilan yang akan diresmikan oleh Presiden Jokowi selama tahun 2021. Dari sembilan bendungan tersebut, tiga di antaranya berada di Sulawesi Selatan (Sulsel). (*)
Baca Juga:
Hadapi Bencana, BPBD Kota Tangerang Siagakan 360 Personel
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Topan Super Ragasa Terjang Filipina, Berpotensi Katastrofik dengan Ribuan Orang Dievakuasi

Gempa Bumi Terdeteksi di Kabupaten Bekasi, Getaran Terasa hingga Karawang

53 Rumah di Kabupaten Madiun Rusak karena Puting Beliung, Tidak Ada Korban Jiwa yang Dilaporkan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 22 September 2025: Siap-siap Payung! Hujan Ringan Mengguyur Sebagian Wilayah pada Sore dan Malam Hari.

Mayoritas Wilayah Indonesia Bakal Berawan Hingga Berawan pada Senin (22/9)

Semburan Abu Tebal Gunung Semeru Setinggi 700 Meter, Pahami Zona Merah untuk Hindari Awan Panas dan Lahar Hujan

Prakiraan Cuaca Jakarta Minggu (21/9), BMKG: Pagi Berawan, Malam Hujan Ringan

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erups, Beberapa Desa Terancam Banjir Lahar Hujan

Gempa Nabire Papua M 6,6 Sebabkan Jaringan Telekomunikasi Terputus dan Objek Vital Rusak

BNPB Kirim Tim Reaksi Cepat ke Nabire, Tangani Dampak dan Kerusakan Akibat Gempa
