Cyber Security Butuh Pekerja Perempuan Supaya Lebih Efektif
Perempuan juga melek teknologi (Foto: Pexels/Negative Space)
PEKERJA di bidang cyber security lebih identik dengan pria. Karena pria terlihat lebih menguasai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Namun, bukan berarti perempuan enggak bisa bergelut di dunia cyber security.
Cyber security butuh pekerja perempuan supaya lebih efektif. Penelitian menunjukkan tim yang lebih beragam memiliki kinerja lebih baik jika dibandingkan dengan tim yang homogen. Namun faktanya hingga hari ini, hanya 11% dari profesional cybersecurity merupakan perempuan.
Hasil penelitian perbedaan gender tersebut dan ditambah dengan kekurangan keterampilan cybersecurity menawarkan kesempatan karir yang baik bagi perempuan. Serta memberi perusahaan sarana untuk mengisi kesenjangan keterampilan yang saat ini menjangkiti industri.
Kekurangan pekerja dan terampil keamanan cybersecurity yang sudah ada diperkirakan akan semakin buruk, dengan 51% dari 3,5 juta lowongan pekerjaan di cybersecurity enggak akan terisi sampai tahun 2021.
"Membangun tim yang inklusif gender bisa menjadi solusi dimana perekrutan perempuan lebih banyak untuk mengisi bagian-bagian yang kosong," ujar Edwin Lim, Country Manager Fortinet Indonesia sebagaimana tertulis di berita pers yang diterima merahputih.com.
Fortinet baru-baru ini mengadakan webinar bertajuk 'Menyadari Manfaat Keanekaragaman Gender dalam Cybersecurity' untuk membahas masalah ini. Webinar analitik ini menampilkan dua pemimpin industri yang paling berkualitas, Joyce Brocaglia dan Renee Tarun.
Dalam proyek fortinet dengan Datalere, mereka menggunakan pemrosesan bahasa alami dan mencerna ribuan iklan pekerjaan dan resume untuk jenis pekerjaan mulai dari Incident Response Specialist hingga CISO.
Baca juga:
Sudah Saatnya Perempuan Mengenal Teknologi
Ketika melihat iklan pekerjaan ini dan struktur resume, Fortinet menganalisis hard-skill dan soft-skill serta berbagai demografi, termasuk kenaikan pekerjaan, masa kerja, dan keragaman gender.
"Dari sana, kami membagi soft-skill menjadi empat kuadran untuk melakukan analisis yang lebih mendalam tentang persyaratan peran dan individu yang memenuhi kriteria," tukas Edwin.
Intinya Cybersecurity dapat menjadi karier yang hebat bagi siapa saja yang memiliki keterampilan. Kombinasi soft-skill kepemimpinan dan hard-skill dalam strategi cybesecurity, manajemen, pendidikan pengguna, penilaian risiko, dan operasi keamanan memenuhi syarat siapa pun. Tanpa memandang jenis kelamin, identitas seksual, ras, atau latar belakang. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Teaser OPPO Reno 15 Series Sudah Dirilis! Bawa Kamera Beresolusi Tinggi
Samsung Galaxy S26 Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5, tapi Masih Andalkan Exynos 2600
Desain iPhone Air 2 Bocor! Pakai Kamera Ganda dan Diperkirakan Rilis 2026
OPPO Reno 15 Series Rilis 17 November 2025, Bawa 3 Kamera Samsung HP5 200MP!
Samsung Galaxy S26 Ultra Bikin Kecewa! Cuma Tambah Lensa Telefoto 3x
OPPO Find X9 Series Resmi Rilis di Indonesia, Berikut Spesifikasi dan Harganya!
Xiaomi 17 Ultra Raih Sertifikasi 3C, Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5
Vivo X300 Ultra Jadi HP Pertama yang Pakai Kamera Ganda 200MP, ini Spesifikasi Lengkapnya
Bocoran OPPO Reno 15 Pro: Dibekali Baterai 6.300mAh dan Kamera 200MP
OPPO Reno 15 Muncul di Geekbench, Spesifikasinya Kini Mulai Terungkap!