Headline

Berada di Lempeng dan Patahan, Indonesia Harus Perkuat Mitigasi Bencana

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Senin, 27 Agustus 2018
Berada di Lempeng dan Patahan, Indonesia Harus Perkuat Mitigasi Bencana

Bangunan runtuh akibat gempa bumi yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat. Foto: @Sutopo_PN

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan wilayah Indonesia rawan gempa bumi sehingga yang perlu disiapkan adalah memperkuat mitigasi bencana, salah satunya membuat bangunan tahan gempa.

"Kita pasti akan mengalami gempa karena wilayah Indonesia rawan gempa dan berada di kawasan cincin api, sehingga sistem mitigasi bencana yang perlu diperkuat, daripada meramal dimana dan kapan gempa terjadi," kata Dwikorita pada diskusi Forum Merdeka Barat dengan tema Rekonstruksi Fasilitas Dasar Pascagempa Lombok 2018 di Jakarta, Senin (27/8).

Dwikorita menekankan bahwa selain mitigasi yang terpenting adalah edukasi kepada masyarakat bahwa Indonesia memang rawan gempa bumi karena berada di antara lempeng dan patahan.

"Itu sesuatu yang tidak bisa kita hindari, semestinya hal yang normal yang harus kita hadapi. Pasti kita masih akan alami gempa karena negara kita rawan gempa, sehingga sistem mitigasi bencana yang perlu diperkuat," kata dia.

Dia mengatakan, salah satu faktor penyebab banyaknya korban jiwa saat terjadi gempa bumi di Lombok dan sekitarnya, karena tertimpa bangunan yang roboh.

Korban gempa Lombok. Foto: @Sutopo_PN

Dari pantauan di lapangan diketahui bahwa struktur bangunan di Pulau Lombok memang tidak memenuhi standar bangunan tahan gempa sehingga ketika terjadi gempa yang disebabkan oleh Sesar Naik Flores, rumah-rumah tidak mampu menahan guncangan gempa.

Dia menjelaskan terdapat 295 patahan di Indonesia, maka perlu disiapkan bangunan di wilayah-wilayah patahan itu agar memiliki standar yang tahan gempa.

"Yang penting mitigasi, siapkan bangunan rumah biar harmoni dengan gempa. Walaupun struktur bangunan kuat kalau tidak harmoni maka akan roboh juga," katanya dikutip Antara.

Gempa bumi yang terjadi di Nusa Tenggara Barat sejak 29 Juli 2018 dengan kekuatan 6,4 SR dan gempa utama pada 5 Agustus dengan guncangan 7 SR dan gempa-gempa susulan lainnya hingga saat ini telah menimbulkan korban jiwa sebanyak 565 orang. (*)

#Bencana Alam #Kampung Siaga Bencana #Gempa Bumi #BMKG
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Sebagai Wilayah Tangerang Terancam Banjir Rendah di Pertengahan November 2025
Masyarakat juga diminta menghindari aktivitas di luar ruangan saat terjadi hujan lebat
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 16 November 2025
 Sebagai Wilayah Tangerang Terancam Banjir Rendah di Pertengahan November 2025
Indonesia
2 Siklon Aktif Mendekat, Berbagai Wilayah Terancam Cuaca Ekstrem
Namun, potensinya masih rendah untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 72 jam ke depan.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 16 November 2025
2 Siklon Aktif Mendekat, Berbagai Wilayah Terancam Cuaca Ekstrem
Indonesia
12 Orang Masih Hilang, Tim SAR Persempit Pencarian Korban Longsor di Cilacap
Dukungan alat berat terus ditingkatkan, termasuk tiga unit ekskavator PC200 dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 16 November 2025
12 Orang Masih Hilang, Tim SAR Persempit Pencarian Korban Longsor di Cilacap
Indonesia
Pencarian Korban Longsor di Cilacap, Polri Turunkan 155 Personel dan 4 Anjing Pelacak
Pencarian korban longsor di Cilacap kini masih berlangsung. Polisi telah menurunkan 155 personel dan empat anjing pelacak.
Soffi Amira - Jumat, 14 November 2025
Pencarian Korban Longsor di Cilacap, Polri Turunkan 155 Personel dan 4 Anjing Pelacak
Indonesia
Terkini Korban Meninggal Longsor Cilacap 2 Orang, Ini Identitas Jasad Terbaru
Sedikitnya 46 orang menjadi korban dalam bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (13/11) malam.
Wisnu Cipto - Jumat, 14 November 2025
Terkini Korban Meninggal Longsor Cilacap 2 Orang, Ini Identitas Jasad Terbaru
Indonesia
Potensi Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Pemkab Bima NTB Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana 14 Hari
Status tersebut ditetapkan dalam Keputusan Bupati Bima Nomor 188.45/370/07.04 Tahun 2025, yang ditandatangani Bupati Bima Ady Mahyudi tertanggal 8 November 2025.
Frengky Aruan - Kamis, 13 November 2025
Potensi Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Pemkab Bima NTB Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana 14 Hari
Indonesia
Prakiraan Cuaca BMKG Kamis, 13 November: Hujan Ringan Dominasi Sejumlah Wilayah, Waspada Kilat di Jakarta dan Palembang
Waspada potensi hujan disertai kilat/petir di Jakarta, Semarang, Palembang, dan Kupang
Angga Yudha Pratama - Kamis, 13 November 2025
Prakiraan Cuaca BMKG Kamis, 13 November: Hujan Ringan Dominasi Sejumlah Wilayah, Waspada Kilat di Jakarta dan Palembang
Indonesia
Prakiraan BMKG 13 November 2025: Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan dengan Intensitas Ringan pada Pagi Hingga Siang Hari
Jakarta akan tetap berawan pada malam hari
Angga Yudha Pratama - Kamis, 13 November 2025
Prakiraan BMKG 13 November 2025: Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan dengan Intensitas Ringan pada Pagi Hingga Siang Hari
Indonesia
Prakiraan BMKG 12 November 2025: Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujang Ringan Hingga Lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang
BMKG juga memberikan peringatan terkait kondisi maritim
Angga Yudha Pratama - Rabu, 12 November 2025
Prakiraan BMKG 12 November 2025: Mayoritas Kota di Indonesia Bakal Diguyur Hujang Ringan Hingga Lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang
Indonesia
Prakiraan BMKG: Hanya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Hujan Ringan pada Rabu, 12 November 2025
Adapun wilayah lain akan berawan, yakni Wilayah Administrasi Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat.
Frengky Aruan - Rabu, 12 November 2025
Prakiraan BMKG: Hanya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Hujan Ringan pada Rabu, 12 November 2025
Bagikan