Apakah Tempura Kuliner Autentik Jepang?


Tempura menjadi hidangan paling populer bahkan di luar Jepang. (Foto: Unsplash-David Klein)
ISINYA bisa berupa hasil laut, seperti udang, cumi, ikan, atau olahan tersebut dicampur ayam, bisa juga beragam jenis sayuran (kakiage). Camilan atau hidangan pendamping berbalut tepung nan renyah, ringan, dan tidak terlalu berminyak tersebut dikenal luas bahkan di luar Jepang.
Tempura menjadi pilihan tak sedikit orang saat berkunjung ke restoran Jepang, selain sushi dan sashimi. Mereka sudah mahfum jika ingin merasakan kriuk tempura harus menyambangi kedai atau restoran Jepang karena dianggap 'Negeri sebagai muasal makanan tersebut'.
Baca juga:
CDC Masukkan Jepang ke Daftar Risiko Tinggi untuk Dikunjungi
"Tempura jadi masakan Jepang paling sulit untuk dimasak dengan benar, karena sangat sederhana. Maka, saya suka membuatnya," kata master tempura kepala koki di Tempura Uchitsu Hong Kong Eisaku Hara dikutip South China Morning Post.
Meski tempura dikenal luas sebagai hidangan Jepang, lanjutnya, ternyata persentuhan budaya Barat berperan besar bagi kelahiran hidangan tersebut.
Tempura diyakini dibawa orang Portugis, tiga misionaris semula ingin menuju kantong kolonial Makau pada 1543 namun terdampar keluar jalur hingga mendarat di Jepang.

Antonio da Mota, Francisco Zeimoto, dan Antonio Peixoto menjadi orang Eropa pertama menginjakkan kaki di tanah Jepang. Mereka hidup sebagai perantau mengadu nasib dengan berdagang senjata, tembakau, dan tepung dengan orang Jepang kemudian berbagi resep untuk hidangan kacang hijau goreng populer disebut peixinhos da horta.
Koki Portugis Rodolfo Vicente mengatakan di Portugal abad ke-16 peixinhos da horta atau diartikan sebagai ikan kecil dari kebun hanya merupakan 'makanan rakyat' karena tiga bahannya sangat sederhana, antara lain tepung, telur, dan air.
"[Kacang goreng] diberi nama ini karena terlihat mirip dengan ikan kecil goreng nan juga dimasukkan ke dalam adonan dan digoreng," jelas kepala koki di Casa Lisboa Hong Kong Vicente.
Baca juga:
Terimbas Pandemi, Sega Tutup Industri Wisata Arcade Ikonik di Jepang
Peixinhos da horta lumrahnya dihidangkan saat sebelum paskah sebagai kudapan selama umat Katolik berpuasa makan daging.
Meski sebagian besar narasi asal-usul tempura selalu berkait dengan kisah peixinhos da horta, data autoritatif tentang kaitan tersebut hingga kini belum juga tersaji secara komprehensif. Teori ketiga misionaris terdampar tersebut, menurut antropolog makanan berbasis di Inggris Annabel Jackson, sangat tidak masuk akal.

"Saya pikir itu sangat tidak mungkin," katanya. "Kita tahu dari sejarah, orang Portugis benar-benar pelaut andal. Mereka sudah berkeliling Afrika Selatan, melewati pulau-pulau India, dan tiba di Goa," lanjutnya.
Ketimbang mengaitkan cerita pelaut terdampar, Jackson justru berpendapat mencari keterkaitan hal tersebut dari segi bahasa. Kata tempura, menurutnya, memiliki tiga kemungkinan akar kata dalam bahasa Portugis.
"Jika melihat kata memasak dalam bahasa Portugis, itu tertera tempera, dan masakan dalam bahasa Portugis temporo. Dan kemudian kata ketiga, temporas. Jadi ini menunjukkan dengan sangat kuat tempura berasal dari istilah Portugis ini," katanya mencoba membuat keterkaitan muasal tempura dan kaitannya dengan bahasa Portugis meski juga masih sangat utak-atik.
Di sisi lain, asal-usul tempura dengan Portugis, menurut Hara, menunjukkan orang Jepang sangat terbuka menerima budaya lain dan mau belajar. "Tahun 1500-an di Jepang merupakan periode perang saudara (dan penyatuan)," jelasnya. "Saat itu orang berpikiran terbuka terhadap ide-ide baru. Mereka ingin belajar lebih banyak tentang dunia, terutama dari pengunjung Barat".

Hara mengatakan orang Jepang mengambil resep peixinhos da horta dan mengubahnya, meringankan adonan, dan menggunakan bahan berbeda.
"Orang Jepang sudah tahu cara menggunakan senjata, tetapi berbeda dengan tepung. Ketika mereka bertanya harus lakukan apa dengan tepung, orang Portugis menyuruh mereka menggorengnya dengan sayuran saja. Orang Jepang masih tidak yakin bagaimana membuatnya, jadi orang Portugis mengajari mereka. Begitulah tempura dimulai di Jepang," katanya sedikit mengutak-atik awal mula tempura.
Di Jepang, Portugis akhirnya mendirikan pos perdagangan bahkan tinggal selama kurang dari satu abad. Selama waktu ini, tempura mulai menyebar ke seluruh negeri, disajikan di warung pinggir jalan kecil biasa dikelola keluarga atau disebut Yatai.
Tak hanya digemari kalangan bawah, tempura selanjutnya segera menarik perhatian kaum bangsawan. Dari orang Portugis, orang Jepang belajar tentang fungsi lain menggoreng membantu mengawetkan makanan lebih lama.
"Belajar mengawetkan belut laut dengan menggorengnya sebagai tempura terbukti sangat berguna, karena itu berarti akan bertahan selama beberapa hari dalam perjalanan panjang dari Edo (Tokyo) ke Kyoto, sehingga dapat disajikan kepada kaisar," kata Hara. (*)
Baca juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
RADWIMPS Rayakan 2 Dekade Karier Lewat Album ‘Anew’ dan Tur Akbar di Jepang

Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar

Indonesia dan Jepang Perkuat Diplomasi Olahraga, Fokus Cetak Atlet Kelas Dunia

Presiden Trump Setuju Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang dari 27,5% Jadi 15%

Tokyo Banjir Mendadak, Penerbangan dan Operasional Terganggu

'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif

Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Kota di Jepang Usulkan Batasan Penggunaan Ponsel Dua Jam Sehari

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa
