Anggota DPR Sebut Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sudah Bermasalah Sejak Awal


Salah satu suasana pengerjaan konstruksi proyek kereta cepat Jakarta Bandung. (ANTARA/HO-Istimewa)
MerahPutih.com - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami kelebihan biaya atau cost overrun menjadi Rp 114,24 triliun. Biaya itu membengkak Rp 27,09 triliun dari rencana awal sebesar Rp 86,5 triliun.
Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengungkapkan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang telah dimulai sejak tahun 2015, sudah bermasalah sejak awal. Mulanya dua negara berminat, yaitu Jepang dan Tiongkok.
Baca Juga
Saat itu Jepang berminat tapi (dalam proposalnya) meminta jaminan dari pemerintah Indonesia dalam hal pembiayaan. Tiongkok tidak mensyaratkan itu, makanya pemerintah tergiur memilih Tiongkok,” kata Suryadi, Selasa (2/8).
Namun, kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, dalam perjalanannya Tiongkok justru meminta pertanggungjawaban pemerintah berupa jaminan biaya yang diambil dari APBN.
Menurutnya, pemerintah masih kurang pengalaman dalam menangani proyek tersebut. Hal ini tercermin dari permasalahan karakteristik tanah dan masih diterapkan penggunaan teknologi GSM-Real Way yang sebenarnya akan usang pada tahun 2030.
“Penempatan stasiun (berada) di Halim sebagai kawasan pinggiran Jakarta. Tentu itu bukan lokasi strategis karena harus mengandalkan transportasi lainnya jika ingin sampai ke pusat kota,” ujarnya.
Baca Juga
PT KAI Ajukan Tambahan PMN Rp 4,1 Triliun Buat Proyek Kereta Cepat
Pemerintah, kata Suryadi, seharusnya punya perhitungan yang matang. Sebab, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bukan kegagalan yang pertama.
"Contohnya Bandara di Sumsel tidak ada pesawat mendarat di sana," imbuhnya.
Anggota DPR RI Dapil NTB II ini juga menyinggung soal proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang beriringan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara yang sama-sama membutuhkan sumber daya besar. Menurutnya, hal itu mencerminkan inkonsistensi kebijakan pemerintah.
"Pemerintah juga harus lebih tegas dan kuat serta bernegosiasi ulang dengan China Development Bank dalam menepati janjinya untuk tidak menggunakan dana pemerintah,” pungkasnya.
Untuk diketahui China Development Bank (CDB) meminta Pemerintah Indonesia turut menanggung pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Ini seiring terjadinya cost overrun dalam pengerjaan konstruksi proyek tersebut. (Pon)
Baca Juga
Dubes Lu Kang Sebut Kereta Cepat Penting dalam Hubungan Diplomatik Indonesia-Tiongkok
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
PT KCIC Tangkap Pencuri Kabel Grounding Bagian Pagar Sound Barrier Jalur Kereta Cepat

Peringati Hari Pelanggan Nasional KCIC Catat 11 Juta Orang Telah Gunakan Kereta Cepat Whoosh

Turun Kereta Cepat Whoosh Langsung Terkoneksi ke Bandara Soetta dan Halim, Catat Jadwal dan Besaran Tarifnya

Benang Layang-Layang Ganggu Whoosh, DPR Minta KCIC Lakukan Antisipasi

Kronologis Perjalanan Whoosh Jakarta-Bandung Berantakan Akibat Layang-Layang

PT KCIC Pastikan Sistem Pendeteksi Gempa Berfungsi di Sepanjang Jalur Whoosh

Gara-gara Gempa Bekasi Magnitudo 4,9, 8 Jadwal Whoosh Dibatalkan dan Penumpang Kebingungan

Long Weekend HUT ke-80 RI, Penumpang Whoosh Diprediksi Naik hingga 23 Ribu Orang per Hari

AHY Janjikan Kereta Cepat Jakarta - Surabaya Dilengkapi Konsep Transit Oriented Development

KAI Group Layani 286,57 Juta Pelanggan dalam 7 Bulan: LRT Jabodebek Naik 47 Persen
