Anak Emo Negeri Aing Pernah Berjaya Pada Masanya
Mengenal fashion anak emo tahun 2000-an di Indonesia. (Foto: Istimewa)
PADA tahun 2000-an awal, musik emo mulai populer di Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak muda. Popularitas musik emo beriringan dengan happening-nya scene pop punk, melodic punk hingga metalcore kala itu.
Pada masa itu, banyak anak muda yang ikut membuat band emo dengan inspirasi dari beberapa band emo di luar negeri. Band-band tersebut seperti Alesana, Story of the Year, Saosin, Asking Alexandria, Eyes Set to Kill, hingga Sleeping with Sirens.
Baca Juga:
Ramainya scene emo di Indonesia tak lepas dari grup-grup band emo Indonesia yang cukup berpengaruh pada zamannya. Di antara banyak band besar di scene emo Tanah Air pada masa itu, yang cukup mencolok yakni Killing Me Inside.
Killing Me Inside punya peran sangat penting dalam membawa emo bisa menjadi viral di era itu. Khususnya saat grup band tersebut masih dalam formasi awal yang dimotori oleh Sansan, Onadio, Joshapat, dan Raka.
Pada masanya Killing Me Inside menjadi salah satu 'raja pensi' Ibukota. Kala itu lagu Tormented menjadi single andalan mereka untuk 'menaklukkan' anak muda di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dengan semangat serta energi tinggi di atas panggung, popularitas Killing Me Inside meroket dengan cepat.
Selain para personelnya yang memiliki kemampuan luar biasa dalam mengolah musik, Killing Me Inside juga dikenal dengan fashion para personilnya yang dinilai 'keren' pada masanya.
Fashion para personel Killing Me Inside menjadi trendsetter para pencinta scene emo di tanah air. Gaya fashion tersebut dimulai dari rambut lurus berponi yang menutupi wajah.
Gaya rambut lurus berponi seakan menjadi 'style wajib' dari para pencinta emo di tahun 2000-an. Untuk mendapat gaya rambut seperti itu, ada sejumlah cara yang bisa kamu lakukan. Yakni pergi ke salon, atau melakukan sendiri dengan catokan bahkan setrika listrik untuk yang tidak mau keluar banyak uang.
Baca Juga:
'Dilan 1990' Hits, Jaket Jeans Jadi Gegayaan Terkini di Negeri Aing
Untuk gaya berpakaian sebetulnya tidak terlalu ada patokan, tapi biasanya kaos yang banyak digunakan ialah berwarna hitam, untuk menimbulkan kesan sangar, serta mencitrakan kesedihan dan kekelaman yang hakiki. Tapi, banyak juga anak emo Indonesia yang mengenakan kaus berwarna cerah dengan gambar monster.
Gaya yang ketiga ini terbilang cukup 'wajib', yaitu skinny jeans. Pada masa itu Skinny jeans berwarna hitam sangat populer. Selain itu skinny jeans dengan aksen sobek-sobek pun turut menjadi OOTD anak emo. Biasanya skinny jeans dikombinasikan dengan sentuhan sepatu converse atau vans.
Selain itu, gaya wajib keempat yakni tato pada bagian lengan. Untuk memberikan kesan gahar, gaul dan 'anak band abis', banyak pencinta scene emo atau personel grup band emo yang menorehkan tato di lengannya. Dengan adanya Tato di lengan, maka style emo tampak lebih 'proper'.
Saking happeningnya tato saat itu, orang yang mau keren tapi tak mau ditato juga bisa ikut eksis. Caranya dengan mengedit fotonya dan menempelkan 'tato photoshop' di lengan.
Kemudian, tindikan di telinga dan bibir juga tidak kalah happening pada masa itu di kalangan anak-anak emo Tanah Air. Menariknya, ada juga sebuah kisah unik dibalik maraknya tindikan. Banyak yang menggunakan 'anting magnet' bulat dan tindikan bibir ala-ala alias fake, demi terlihat keren pada saat itu.
Mungkin bila 'starter pack' anak emo tersebut diterapkan pada masa sekarang, akan dianggap 'aneh' atau 'norak'. Khususnya untuk rambut lurus berponi hingga menutupi wajah. Namun, gaya anak emo negeri aing pernah berjaya pada masanya. (ryn)
Baca Juga:
Ramah Lingkungan, 3 Brand Ini Mengusung Konsep Sustainable Fashion
Bagikan
Berita Terkait
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Semangat Segar di Tahun Baru, Converse Sambut Komunitas Converse All Star Class of ’26 dan Katalis Musim ini, Harra.
Converse Sambut Musim Liburan Akhir Tahun dengan Koleksi Terbaru, Gaya Maksimal di Segala Perayaan
Gaya Sporty Luxe ala Justin Hubner: Maskulin, Melek Mode, dan Anti Ribet
Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025