Aktivitas Merapi Meningkat, BPPTKG Nilai Warga Belum Perlu Mengungsi


Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar. (Foto: MP/Twitter BPBD DIY)
MerahPutih.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, aktivitas Gunung Merapi meningkat usai mengeluarkan awan panas guguran (APG) sejak Rabu (09/03) hingga Kamis (10/03 malam.
Namun BPPTKG menilai, aktivitas ini belum membahayakan, sehingga warga belum perlu mengungsi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menjelaskan, aliran material lava yang meluncur paling jauh belum menjangkau permukiman penduduk.
Baca Juga:
Erupsi Gunung Merapi, Desa Tlogolele Terkena Hujan Abu Vulkanik
"Kondisi atau aktivitas Merapi saat ini masih belum membahayakan penduduk yang ada di luar area yang sudah kami tentukan potensi bahayanya," tegas Hanik saat konferensi pers virtual di Yogyakarta, Kamis (10/3).
BPPTKG mencatat, APG yang keluar pada Rabu (9/03) sebanyak lima kali sejauh 5 kilometer ke arah tenggara. Keluarnya APG berlanjut hingga Kamis (10/03) sebanyak 11 kali kejadian ke arah tenggara sejauh 2 kilometer. Selain itu, teramati pula lava pijar sebanyak 7 kali dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.
Serangkaian awan panas guguran yang bertubi-tubi meluncur dari Merapi mulai 9-10 Maret 2022 dipicu oleh runtuhnya kubah lava bagian tengah kawah karena akumulasi tekanan magma yang terus menerus bertambah.
Menurut Hanik, kubah lava yang berada di tengah kawah puncak Merapi terus mengalami pertumbuhan, namun karena posisinya tepat berada di tengah maka relatif stabil hingga magma yang terakumulasi mengalami pembekuan dan pembebanan di permukaan.
"Begitu ada tekanan yang menerus, ada akumulasi tekanan sehingga ada ketidakstabilan. Ketidakstabilan itu ada di sisi tenggara sehingga begitu ada bukaan maka terjadi awan panas yang menerus seperti ini," kata dia.
Baca Juga:
Gunung Merapi Berpotensi Membahayakan pada Radius 3 Kilometer
Selama ini, awan panas maupun guguran lava Merapi lebih banyak meluncur melalui kubah lava barat daya karena posisinya yang tidak stabil di lereng sisi barat daya puncak Merapi atau di atas lava sisa erupsi tahun 1997.
"Aktivitas selama ini ada di (kubah lava) sisi barat daya begitu ada suplai magma kemudian langsung meluncur," ujarnya.
Hanik memprediksi, jika kembali keluar luncuran material baik lava pijar maupun APG, masih akan mengalir melalui alur-alur sungai berhulu Merapi dan masih dalam kawasan radius batas aman.
"Masyarakat belum perlu mengungsi tetapi aktivitas ini terus kami pantau perkembangannya dan kalau ada yang signifikan akan kami evaluasi," kata dia.
Radius potensi bahayanya, menurut Hanik, masih sesuai rekomendasi yang ditetapkan BPPTKG sebelumnya.
Pada sektor tenggara, potensi bahaya guguran lava dan awan panas meliputi Sungai Woro sejauh 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau 3 kilometer dari puncak.
Ia mengatakan BPPTKG masih mempertahankan status Merapi pada Level III atau Siaga. (Patricia Vicka/Yogyakarta)
Baca Juga:
Merapi Alami 120 Kali Gempa Guguran
Bagikan
Berita Terkait
Pendaki Viral di TikTok Nekat Masuk Kawasan Puncak Merapi Dihukum Bersihkan OWA Kalitalang

BPBD DIY Ingatkan Masyarakat Soal Status Siaga Gunung Merapi, Jangan Coba-Coba Mendaki!

Puluhan Pendaki Ilegal Gunung Merapi Diamankan Polisi, Dicegat Saat Turun

BNPB Fokus ke Tiga Gunung Berapi Ini Karena Sedang 'Aktif'

Gunung Marapi Lontarkan Abu Kelabu 1 Kilometer

Hingga Pagi Ini, Pemkab Flores Timur Catat Korban Tewas Letusan Lewotobi 8 Orang

Erupsi Merapi Picu 40 Kali Gempa, Lontarkan 21 Guguran Lava

Mentan Geser Anggaran Bantu Korban Lahar Dingin Gunung Marapi

Puluhan Orang Masih Hilang Akibat Banjir Lahar Dingin, Modifikasi Cuaca Dilakukan di Sumbar

Guguran Lava Merapi Meluncur 1,8 Km ke Arah Kali Bebeng
