Parenting

Ada Risiko Lain dari Memuji Anak Pintar

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 09 April 2022
Ada Risiko Lain dari Memuji Anak Pintar

Anak-anak yang dipuji karena 'kerja keras' cenderung lebih gigih. (Foto: freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

HAMPIR semua orangtua ingin membesarkan anak-anak yang percaya diri yang sangat percaya pada kemampuan mereka sendiri. Namun, bagaimana tepatnya orangtua dapat mendorong anak-anak untuk melihat diri mereka sebagai orang yang cerdas dan kompeten?

Akankah memanggil anak-anak kamu 'pintar' membantu meningkatkan harga diri? Untungnya bagi orangtua, ada serangkaian penelitian yang menjawab pertanyaan ini. Penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa memuji anak-anak karena 'pintar' dikaitkan dengan lebih banyak konsekuensi negatif daripada memuji anak-anak atas usaha mereka.

Baca Juga:

Edukasi Anak Laki-laki untuk Cegah Pelecehan Seksual

anak
Ketika anak-anak dipuji karena 'pintar', mereka cenderung kurang tertarik pada pembelajaran itu sendiri. (Foto: freepik/Lifestylememory)

Menurut laman Psychology Today, pertama, penelitian menemukan bahwa, ketika anak-anak dipuji karena 'pintar', mereka cenderung kurang tertarik pada pembelajaran itu sendiri dan lebih tertarik pada kinerja diri mereka sendiri dan orang lain, dibandingkan dengan anak-anak yang dipuji atas usahanya. Ketika menghadapi kegagalan, anak-anak yang dipuji karena 'pintar' cenderung menyalahkan kegagalan mereka karena tidak cukup pintar dan kemudian lebih tergoda untuk menyerah begitu saja.

Anak-anak yang dipuji karena 'kerja keras' cenderung menyimpulkan bahwa mereka hanya perlu bekerja lebih keras ketika mereka gagal. Dengan demikian, mereka cenderung lebih gigih. Anak yang dipuji karena 'pintar' juga cenderung melihat kecerdasan sebagai sesuatu yang tidak bisa diubah. Sedangkan anak yang dipuji karena 'kerja keras' lebih termotivasi untuk terus belajar atau berusaha lebih baik, disebut sebagai growth mindset.

Memuji anak-anak karena 'pintar' bahkan dapat mengarahkan pada kecurangan. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang disebut sebagai 'pintar' lebih mungkin untuk menyontek daripada anak-anak yang dipuji karena kinerjanya (misalnya: "Kamu melakukannya dengan sangat baik kali ini"), atau tidak dipuji sama sekali.

Para peneliti berspekulasi bahwa anak-anak yang disebut 'pintar' merasa tertekan untuk menjunjung tinggi reputasi ini. Kemudian mengarahkan mereka menyontek untuk memastikan bahwa kinerja mereka konsisten dengan menjadi 'pintar'. Penelitian juga menemukan bahwa anak kecil bahkan menunjukkan lebih banyak perilaku menyontek ketika mereka hanya mendengar orang lain disebut pintar.

Baca Juga:

Sering Memberikan Tekanan pada Anak? Ini Akibatnya!

anak
Anak-anak yang disebut pintar merasa tertekan untuk menjunjung tinggi reputasi ini sehingga mereka menyontek. (Foto: freepik/pressfoto)

Lalu, bagaimana seharusnya orangtua memuji anak? Berikut beberapa kiat dari psikolog klinis berlisensi Cara Goodwin, PhD yang menulis di Psychology Today. Goodwin mengkhususkan diri dalam menerjemahkan penelitian ilmiah menjadi informasi yang berguna, akurat, dan relevan bagi orangtua.

1) Cobalah untuk tidak menyebut anak sebagai 'pintar' atau label apa pun yang mengacu pada kemampuan mereka (atletik, berbakat, kreatif dll.). Penelitian secara konsisten menemukan bahwa jenis 'pujian orang' ini memiliki berdampak negatif pada motivasi dan ketekunan.

2) Sebaliknya, pujilah anak-anak atas kerja keras dan usaha mereka. Orangtua juga dapat memuji mereka karena fokus mereka pada tugas, bertahan pada sesuatu yang sulit, atau strategi yang mereka gunakan. Jadi, alih-alih mengatakan, "Wow, kamu sangat pintar," coba katakan, "Ide yang bagus untuk membangun fondasi yang kuat untuk menaramu sebelum kamu mulai membangun." Alih-alih mengatakan, "Kamu sangat pandai matematika," katakan, "Saya sangat suka bagaimana kamu berkonsentrasi pada masalah matematika itu." Alih-alih mengatakan, "Kamu adalah pembaca yang berbakat," katakan, "Ibu suka bagaimana kamu menantang diri sendiri dengan membaca dan jangan menyerah ketika itu menjadi sulit."

3) Berhati-hatilah dalam menggunakan istilah 'pintar' untuk menyebut orang lain di hadapan anak. Penelitian menunjukkan bahwa bahkan mendengar istilah yang terkait dengan orang lain mungkin memiliki dampak negatif.

4) Hindari melabeli anak-anak sebagai 'berbakat' yang mungkin memiliki dampak serupa. Jika mereka berada dalam program 'berbakat', usahakan ekstra untuk memuji kerja keras dan ketekunan mereka jika bisa.

Singkatnya, bertentangan dengan nasihat pengasuhan konvensional, penelitian menunjukkan bahwa ada kerugian serius untuk menyebut anak 'pintar'. Orangtua mungkin ingin menghindari label ini atau pujian apa pun yang berfokus pada sifat stabil yang tidak dapat mereka ubah. Sebaliknya, cobalah untuk memuji upaya, strategi, ketekunan, dan fokus. (aru)

Baca Juga:

Kembangkan Literasi pada Anak sejak usia Dini

#Parenting #Anak #Anak-anak
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus
KPAI sudah tiba di Polda Metro Jaya sejak pagi tadi untuk mengawasi proses pemeriksaan terhadap ratusan anak yang diamankan karena terlibat unjuk rasa depan Gedung.
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus
Berita Foto
Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta
Anak-anak dengan penuh keceriaan mengikuti pawai karnaval HUT ke-80 Republik Indonesia di Kawasan Juraganan, Grogol Utara, Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 23 Agustus 2025
Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta
Indonesia
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang
Program pemerintah sebenarnya lengkap, tinggal bagaimana memastikan petugas lapangan benar-benar aktif
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
 Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Indonesia
Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie
Perubahan pola makan tidak cukup hanya dengan menyuruh anak, tapi harus dimulai dari kebiasaan seluruh keluarga.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 Juli 2025
Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie
Indonesia
Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma
Aksi pelecehan terjadi di dalam pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG 9669 rute Denpasar-Jakarta pada hari Senin (14/7) malam
Wisnu Cipto - Rabu, 16 Juli 2025
Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma
Indonesia
Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron
Aparat penegak hukum untuk bergerak cepat, tegas, dan transparan dalam mengusut tuntas kasus tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 14 Juli 2025
Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron
Bagikan