Yogyakarta Gencarkan Promosi Batik Pola Tertua ke Dunia


Batik motif nitik dipamerkan dalam Gebyar Gebyar Batik Nitik DIY. (Foto: Pemkab Bantul)
MerahPutih.com - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta menggencarkan promosi batik batik yang merupakan batik yang tidak digambar dengan pola coretan atau garis, namun dengan pola titik-titik.
Batik nitik yang merupakan batik tertua di Yogyakarta ini diharapkan menjadi produk kerajinan yang populer dan menembus pasar internasional dengan nilai ekonomi tinggi.
Baca Juga:
Batik Jawa Barat Dipamerkan di Dubai Expo 2021
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Aris Riyanta menjelaskan, batik nitik telah mendapat perlindungan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) berupa kekayaan intelektual (Haki) komunal Indikasi Geografis (ciri khas suatu daerah).
"Kekayaan intelektual komunal indikasi geografis batik tulis nitik DIY mempunyai potensi nilai ekonomi yang tinggi, sehingga harus tetap dijaga karakternya, ditingkatkan kualitas dan reputasinya agar menjadi produk yang mendunia," kata Aris melalui keterangan pers di Yogyakarta, Rabu (24/11).
Ia mengatakan, memuluskan promosi Pemda DIY menggelar Gebyar Batik Nitik DIY. Acara yang diselenggarakan sejak Selasa (23/11) dibuka oleh Gubernur DIY SRI Sultan Hamengkubuwono X .
Dalam event ini gubernur turut meresmikan Indikasi Geografis Batik Nitik. Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu produk karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam dan manusia atau kombinasi kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas dan karakteristik tertentu pada produk yang dihasilkan.
Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan Batik Nitik berasal dari desa Trimulyo Kabupaten Bantul DIY. Batik tulis nitik menjadi satu-satunya motif batik tulis yang memiliki hak kekayaan intelektual sebagai indikasi geografis oleh Kemenkumham karena memiliki ciri khas yang berbeda dari batik pada umumnya.
"Ciri khas itu baik dari kisah sejarahnya, kenapa ujung canting yang dibelah menjadi empat dan cara membatiknya dengan diketuk dan bukan diseret,"ujarnya.
Ia menegaskan, dengan peluncuran Indikasi Geografis ini maka akan memperjelas identifikasi batik nitik dan menetapkan standar produksi serta proses di antara para pemangku kepentingan.
Selain itu, akan menjamin kualitas batik nitik sebagai produk asli yang akan memberikan kepercayaan kepada konsumen.

Ia melanjutkan, tidak ada di daerah manapun di Indonesia yang pengembangan batik nitik sekuat Desa Trimulyo yang diusahakan masyarakat sendiri.
Pihaknya akan terus mendukung para pengrajin memproduksi batik ini. Serta terus mendorong seniman semakin kreatif menciptakan motif dan strategi promosi agar terkenal di dunia internasional.
"Bagi Bantul, membuat semakin memahami tren pasar batik nasional dan internasional, di mana batik nitik ini mulai diminati orang banyak, dan akan terus mengembangkan ini di Kabupaten Bantul," katanya. (Patricia Vicka / Yogyakarta).
Baca Juga:
Terdampak Pandemi, Pengrajin Batik Go Digital
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Rahasia Batik Indonesia Tak Hanya Warisan Budaya, Tapi Senjata Ampuh di Kancah Global

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi

Melonjak Signifikan, 47.471 Penumpang Wisatawan WNA Manfaatkan KA di Daop 6 Yogyakarta
