Yayasan Puteri Indonesia Anggap Bidding Lisensi Miss Universe Indonesia Tidak Adil

YAYASAN Puteri Indonesia (YPI) mengeluarkan sikap terkait perpindahan lisensi Miss Universe Indonesia ke organisasi baru sejak Rabu (8/2). Akibat perpindahan lisensi itu, pemenang Puteri Indonesia yang diadakan oleh YPI kini sudah tidak dapat berlanjut ke ajang kecantikan semesta, Miss Universe.

YPI sudah memegang lisensi tersebut sejak 1992. Melalui akun Instagram resmi YPI, Ketua Bidang Komunikasi Yayasan Puteri Indonesia Mega Angkasa merilis siaran pers mengenai perpindahan lisensi pada Sabtu (11/2).

YPI mengaku terkejut dengan perpindahan lisensi yang secara tiba-tiba itu. Organisasi Miss Universe Indonesia di bawah Poppy Capella, aktris dan penyanyi asal Indonesia, mengklaim telah memperoleh lisensi atas kontes Miss Universe Indonesia.

Padahal menurut Mega, pihaknya sedang menunggu kabar lebih lanjut terkait bidding perpanjangan liseni melalui e-mail.

Baca juga:

Poppy Capella Pemilik Baru Miss Universe Indonesia

“Yayasan Puteri Indonesia sempat terkejut karena pada saat itu kami masih menunggu berita resmi dari Director for Global Franchise Miss Universe Organization Carlos Capetillo perihal kelanjutan untuk lisensi seperti tahun tahun sebelumnya,” ujar Mega dalam unggahannya.

YPI merasa kecewa terhadap Orgnisasi Miss Universe, pemilik lisensi kontes Miss Universe, yang kurang transparan terhadap bidding tersebut.

Mega menuturkan, YPI memperoleh informasi bidding pada 25 Januari 2023. Namun, mereka hanya diberi waktu untuk mempersiapkan bidding selama tiga hari kerja.

YPI lalu mengajukan penawaran sesuai tenggat terakhir yang diminta oleh Organisasi Miss Universe pada 31 Januari 2023. YPI menawarkan biaya lisensi yang naik 10 kali lipat daripada harga tahun sebelumnya, menjadikan Miss Universe sebagai brand ambassador dari produk Mustika Ratu, sponsor prouduk kecantikan Mustika Ratu, dan merchandise untuk Miss Universe Indonesia.

Organisasi Miss Universe kemudian memberitahu YPI bahwa jawaban atas penawaran tersebut akan diberikan pada 7 Februari 2023. Namun, sampai 8 Februari 2023 belum ada informasi yang diterima oleh YPI dari organisasi terkait.

Sekonyong-konyong, YPI justru memperoleh informasi tentang konferensi pers ajang kecantikan baru, yaitu Miss Universe Indonesia yang telah dimiliki oleh PT. Capella Swastika Karya yang dipegang oleh Poppy Capella.

YPI juga mendapat kabar bahwa organisasi yang didirikan oleh Mooryati Soedibyo tidak dapat meneruskan lisensi Miss Universe, 20 menit setelah konferensi pers berakhir.

Baca juga:

3 Gaun Finalis Miss Universe Rancangan Desainer Indonesia

Kabar mengejutkan lainnya adalah bahwa informasi tersebut tidak dikeluarkan oleh Organisasi Miss Universe atau Carlos Capetillo, melainkan dikeluarkan oleh JKN Global yang mengakusisi Miss Universe pertengahan tahun kemarin.

Atas dasar kronologi tersebut, YPI merasa diperlakukan tidak adil dan tidak mendapat transparansi terkait bidding perpanjangan lisensi. Apalagi waktu persiapan untuk bidding di negara-negara berlangsung 5–10 hari.

Meski sudah kehilangan lisensi, Mega mengatakan bahwa kontes Puteri Indonesia telah melekat di hati masyarakat Indonesia. Puteri Indonesia juga tetap menjadi kebangaan bangsa yang telah mencerminkan perempuan muda Indonesia yang cerdas dan beprestasi.

Perpindahan lisensi juga tak berpengaruh terhadap kelanjutan ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2023 yang akan diselenggarakan pada Mei mendatang. Kini Yayasan Puteri Indonesia menyisakan dua lisensi ajang kecantikan dunia, yaitu Miss Supranational dan Miss International.

Berakhirnya lisensi membuat Laksmi Shari DeNeefe menjadi perwakilan terakhir dari Yayasan Puteri Indonesia yang berkompetisi di Miss Universe. (mro)

Baca juga:

Potret Busana Laksmi DeNeefe di Miss Universe 2022