Yang Chil Sung, Orang Korea Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia
Yang Chil Sung atau Komarudin dan Hasegawa sesaat setelah ditangkap. (Foto/Gahetna.nl)
PAGI kelam melanda lapangan Kerkhoff di seberang sungai Cimauk, Garut. Sekira pukul 06.00 WIB pada 10 Agustus 1948, terdengar beberapa kali letusan senjata dan pekik "Merdeka!". Tiga tubuh roboh. Meregang nyawa.
Tak lama, kabar tersiar tentara Belanda mengeksekusi mati 3 eks-tentara Jepang saat Agresi Militer II.
Eksekusi Aoki, Hasegawa, dan Yang Chil Sung bukan tanpa alasan. Mereka merupakan buronan Belanda lantaran melanggar sebuah kesepakatan.
Ketiganya membelot berjuang bersama kaum republik untuk mempertahankan kemerdekaan.
Saat pelarian, ketiganya sempat ditangkap pasukan Papak di Garut dan siap dieksekusi. Di ujung eksekusi, ternyata suara pasukan Papan ya sepenuhnya bulat. Sebagian menganggap tawanan mereka bisa memberi informasi penting tentang strategi musuh.
"Mereka akhirnya diajak memeluk agama Islam dan diganti namanya," kata Jurnalis Sejarah, Hendi Jo dalam diskusi sejarah bertemakan 'Universalitas Sejarah Kemerdekaan: Peran Pejuang Korean dalam Revolusi Indonesia' di Wisma Proklamasi, Sabtu (8/18).
Sosok Yang Chil Sung
Dari ketiga tawnan, nama Yang Chil Sung wa paling menonjol. Chil Sung bukan orang Jepang asli. Ia merupakan tentara hasil mobilisasi Jepang asal Korea.
Chil Sung kemudian berganti nama menjadi Komarudin. Ia sosok berkharisma dan tersohor di Garut sebagai ahli strategi peperangan, lihai merakit bom, dan mahir membuat peluru.
Banyak peran ia mainkan dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia. "Ia pernah melindungi warga Garut dengan cara meledakkan jembatan Sungai Cimanuk agar Belanda tidak bisa masuk ke Garut," jelas Hendi.
Jiwa nasionalisme Komarudin semakin melambung setelah mempersunting perempuan pribumi bernama Lince. Namun, hubungan mereka tak bertahan lama. Setelah dikaruniai seorang anak mereka berpisah. Lince pergi ke kampung halamannya dan Komarudin masih bertahan di Garut untuk berjuang bersama laskar.
Tak berselang lama, petaka datang. Aroma busuk pengkhianatan begitu menyengat di dalam tubuh pasukan Papak.
Saat menggelar rapat merancang strategi pengusiran Belanda pada malam awal Agustus 1958, Komarudin bersama dua kawan Jepangnya di tangkap Belanda di wilayah kaki Gunung Dora atau perbatasan Garut dan Tasikmalaya.
"Diceritakan bahwa mereka dihianati oleh warga daerah tersebut. Penghianat itu melaporkan posisi Yang Chil Sung dan dua kawan Jepangnya," Jelas Hendi.
Setelah penangkapan, ketiganya dieksekusi. Saat peluru melaju, mereka bersama-sama berteriak memekik kata perjuangan "Merdeka!".
Menjadi Pahlawan
Setelah eksekusi di Garut, ketiga jenazah itu dibawa ke Bogor dan dimakamkan di pemakaman umum Pasir Pogor, Kecamatan Tarogong Kidul. Komarudin dikuburkan secara Islam sesuai dengan permintaan terakhirnya.
Karena dianggap pro-Indonesia, Komarudin dianggap sebagai pahlawan. Pada 1995 makamnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Hendi Jo dalam penelitiannya juga pernah menumukan fakta menarik. Pada tahun 1979, ada orang Jepang mencari kerangka para tentara Dain Nippon nan mati dieksekusi. Mereka datang ke tempat pemakaman Komarudin dan dua kawannya. Tengkorak tiga sekawan itu pun diangkut ke negeri Sakura.
"Namun pada tahun 95 juga ada pemindahan makam Kamarudin. Sampai sekarang saya masih bingung, apakah yang dipindahkan memang kerangkanya atau hanya simbol saja," sebut Hendi di akhir pemaparannya. (Zai)
Bagikan
Berita Terkait
PBNU Dukung Soeharto dan Gus Dur Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Tidak Ada Korban Jiwa dalam Banjir Bandang di Banyuresmi Garut, BPBD Kerahkan Tim Gabungan Tanggulangi Dampak
Dari Negara Pengamat Jadi Anggota Negara Penuh ASEAN, Perjalan Panjang 14 Tahun Timor Leste
Realisasi Investasi Indonesia Triwulan III Tahun 2025 Tembus Rp491,4 Triliun
Menteri Budaya Janji Seleksi Penerima Gelar Pahlawan Bakal Lebih Ketat dan Cepat
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
14 Truk Bantuan Indonesia untuk Warga Palestina Berhasil Masuk Gaza
Tingkat Kerawanan Bencana Alam di Garut Cukup Tinggi, BPBD Keluarkan Surat Edaran
Prabowo Beri Sinyal Indonesia Dukung Qatar yang Baru Diserang Israel
Pengamat Ingatkan Indonesia Bisa Seperti Nepal, Fenomenanya Mirip Pejabat Flexing dan Korup