Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem saat Libur Natal dan Tahun Baru


Ilustrasi cuaca ektrem. Foto: Puxabay/AbelEscobar
MerahPutih.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada saat libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
"Dari monitoring yang dilakukan BMKG, kami mendeteksi perkembangan kondisi cuaca yang sangat berpotensi untuk menjadi ekstrem," ucap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (20/12).
Baca Juga
Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Sabtu (17/12), Waspada Hujan Petir di Jaksel-Jaktim
Dwikorita mengemukakan, ada empat fenomena yang dapat memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem di beberapa wilayah Indonesia.
"Jadi biasanya satu per satu, tapi ini ada empat fenomena yang terjadi secara bersamaan yang mengakibatkan kondisi dinamika atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem," ujarnya.
Ia menyebutkan fenomena pertama adalah peningkatan aktivitas Monsun Asia yang memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.
Fenomena kedua, intensifikasi atau semakin intensifnya fenomena Seruakan Dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatkan pembentukan awan-awan hujan menjadi lebih intensif.
"Peningkatan pembentukan awan-awan hujan menjadi lebih intensif itu berpotensi terjadi di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara," papar Dwikorita.
Fenomena ketiga, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem.
Baca Juga
Prakiraan Cuaca Jakarta Selasa (13/12), Hujan Petir Siang dan Sore Hari
Selain itu, berpotensi terjadi peningkatan kecepatan angin permukaan serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.
Fenomena keempat, terpantaunya aktivitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation.
Dwikorita menjelaskan fenomena Madden Julian Oscillation merupakan fenomena pergerakan arak-arakan awan hujan dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika.
"Jadi melintasi Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik tetapi melewati kepulauan Indonesia," tuturnya.
Ia mengingatkan empat fenomena yang terjadi secara bersamaan itu berpotensi mengakibatkan cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia
"Dengan empat fenomena yang terjadi bersamaan itu maka BMKG melakukan prakiraan berbasis dampak, dan dari prakiraan itu terdeteksi adanya potensi untuk siaga," pungkasnya. (*)
Baca Juga
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Gempa Dangkal Parigi Moutong Terasa Hingga Palu dan Poso, BKMG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Landa Parigi Moutong Sulteng Pagi Tadi, Sekolah Langsung Diliburkan

Gempa Magnitudo 4,3 Guncang Tasikmalaya Pagi Ini

Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan pada Jumat, 29 Agustus 2025

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Lampung Pagi ini, BMKG Jamin Tak Berpotensi Tsunami

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan di Sejumlah Kota pada Kamis, 28 Agustus, Lainnya Berawan Tebal

Hari Ini Jabodetabek Cerah Berawan Kecuali Bogor, Suhu Maksimal 33 Derajat Celcius

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan Masih Turun di Sejumlah Kota pada Rabu, 27 Agustus 2025, Lainnya Cerah hingga Berawan Tebal

Bakal Terjadi Perubahan Suhu Selama Satu Pekan Mendatang, Warga Harus Jaga Kesehatan

Prakiraan BMKG: Hujan Ringan Turun di Sebagian Besar Kota pada Selasa, 26 Agustus
