Waspadai Cyber Grooming pada Anak dan Remaja
Cyber grooming memiliki dampak yang sangat buruk dan membahayakan. (Foto: Pexels/August de Richelieu)
ADA banyak kejahatan yang dilakukan seseorang, salah satunya cyber grooming. Pasalnya, cyber grooming dapat menimbulkan trauma baik fisik maupun psikis terhadap anak dan remaja.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pengajar Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Novi Kurnia. Cyber grooming. Menurut Novi seperti dilansir laman ANTARA, Minggu (30/10), itu merupakan kejahatan yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan dan kepercayaan dengan anak atau remaja sehingga mereka dapat dimanipulasi.
Kemudian, anak atau remaja tersebut akan dilecehkan oleh pelaku. Ia menilai cyber grooming memiliki dampak yang sangat buruk dan membahayakan.
Baca juga:
“Secara fisik, anak atau remaja yang menjadi korban bisa mengalami kerusakan pada organ intim atau bahkan dibunuh. Secara psikis, mereka akan menderita kesedihan yang amat dalam, selalu ketakutan, kecemasan, dan merasa tidak berharga. Perkembangan kecerdasan anak akan terganggu,” kata Novi.
Menurut Novi, melindungi dan mendampingi anak dari cyber grooming adalah salah satu praktik berbudaya digital. Ini terutama untuk memberikan hak aman di ruang digital terhadap anak dan remaja. Dibutuhkan sinergi antarlembaga untuk mencegah anak-anak dan remaja menjadi korban cyber grooming.
Dari sisi literasi atau edukasi tentang bahaya cyber grooming, dibutuhkan peran pemerintah, institusi pendidikan, komunitas perlindungan anak, media massa, hingga komunitas literasi digital.
"Demikian pula dari sisi peran pendampingan pada korban. Sementara dari sisi penegakan hukum dibutuhkan kolaborasi pemerintah, lembaga bantuan hukum, maupun aparat penegak hukum,” kata Novi.
Baca juga:
Di sisi lain, Ketua Relawan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Provinsi Bali I Gede Putu Krisna Juliharta menambahkan, bahwa ciri anak dan remaja yang menjadi korban cyber grooming adalah sering menerima hadiah dari pelaku dan enggan bercerita dari mana asal hadiah tersebut.
Mereka juga kerap berbohong tentang apa yang dilakukan, tidak mau menghabiskan waktu bersama teman, dan enggan terbuka mengenai perasaannya. Selain itu, korban juga menghabiskan waktu bersama orang dewasa atau terkadang suka menyendiri di kamar.
"Cara mencegah anak menjadi korban cyber grooming adalah dengan memperkuat komunikasi dengan anak, menggunakan aplikasi parental control, menjadi teman yang baik bagi anak di media sosial sekalipun, dan menjadi teladan bagi anak di kehidupan nyata,” ucapnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Gambar Xiaomi 17 Ultra Bocor sebelum Rilis, Dibekali Baterai 6.000mAh
Samsung Bakal Gelar 'The First Look' Jelang CES 2026, Galaxy Z TriFold Segera Unjuk Gigi?
Desain Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Siap Bikin Gebrakan Lewat Tombol Khusus AI!
Vivo S50 Pro Mini Muncul di Geekbench, Bawa Chipset Snapdragon 8 Gen 5?
Huawei Pura X2 Meluncur 2026, Kemungkinan Pakai Chipset Kirin 9030
Bocoran Vivo X300 Ultra: Bawa Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Baterai 7.000 mAh
Galaxy Z TriFold Resmi Meluncur 12 Desember di Korea Selatan, ini Spesifikasi dan Harganya
Samsung Luncurkan Galaxy Z TriFold 12 Desember, hanya untuk Pasar Korea di Penjualan Perdana
OPPO Find N6 Sudah Masuk Uji Coba di India, Siap Meluncur dalam Waktu Dekat!
Kamera Samsung Galaxy S27 Ultra Dinilai Mengecewakan, tak Banyak Perubahan?