Waspada Serangan Flu Babi, Kemenkes: Surveilans Kita Masih Jalan

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 02 Juli 2020
Waspada Serangan Flu Babi, Kemenkes: Surveilans Kita Masih Jalan

Ilustrasi: Bangkai babi ditemukan Danau Siombak, Kota Medan. ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mewaspadai kemungkinan serangan flu babi pada manusia dengan terus melakukan surveilans untuk mendeteksi setiap kemungkinan yang dapat terjadi di masa depan.

"Jadi surveilans kita masih jalan untuk memantau kemungkinan mengenai hal itu. Untuk mendeteksi kemungkinan kasus pada orang atau petugas, pekerja yang bekerja di peternakan (peternakan babi). Itu sebenarnya ranahnya Kementerian Pertanian (Kementan)," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dilansir Antara, Kamis (2/7).

Baca Juga:

Kesadaran Bersama Menyikapi Penyebaran COVID-19

Ia menyampaikan hal itu merespons laporan dari ilmuwan Tiongkok tentang galur baru virus influenza G4 EA H1N1 yang dikabarkan berpotensi menular dari hewan ke manusia (zoonosis).

Selain melakukan surveilans, Kemenkes memiliki tugas dan fungsi menginformasikan kemungkinan penemuan kasus pada orang yang sakit flu pada satu populasi tertentu, misalnya pada pekerja di peternakan babi.

"Kemudian oleh Puskesmas bersama Dinas Peternakan sama-sama melakukan kajian epidemiologi kalau di suatu daerah mungkin ada," katanya.

Namun demikian, sampai saat ini, baik Kementan maupun Kemenkes belum menemukan potensi serangan flu babi galur baru tersebut, baik pada hewan maupun potensi penularannya dari hewan ke manusia. "Kita belum ada laporan seperti itu," katanya.

Ilustrasi. Foto: Journal Science

Nadia mengatakan virus tersebut pada dasarnya merupakan "self limiting desease" atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dan sudah dinyatakan sebagai flu biasa di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Vaksinnya pada hewan juga sudah ada.

"Vaksinnya sudah ada. Jadi ya pertama vaksin hewan, karena flu babi, influenza pada hewan itu tentu sudah ada vaksin. Kemudian vaksin pada manusia, kalau memang diperlukan. Sebenarnya (untuk pencegahan) standarnya sama, cuci tangan, melakukan praktik-praktik untuk pencegahan dan sebagainya," kata dia.

"Jadi, sampai sekarang kuncinya adalah surveilans. Selama surveilans jalan, kita tidak terlalu jadi masalah. Karena sampai saat ini belum ada kasus. Artinya, kita melihat kasus pada manusianya belum ada laporan. Tapi kasus pada hewannya juga kita tidak mendapat laporan dari Kementan," kata Nadia.

Baca Juga:

ODP dan PDP yang Meninggal Tidak Dihitung Dalam Jumlah Pasien Corona

Sebelumnya, sebagaimana dikutip Antara, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan menjelaskan bahwa virus flu babi (swine flu) berbeda dengan virus demam babi Afrika atau African swine fever (ASF).

"Kasus penyakit pada babi yang ada di Indonesia pada saat ini adalah ASF dan bukan flu babi," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita di Jakarta, Rabu. (*)

#Babi Guling #Daging Babi
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
300 Kg Daging Babi Tanpa Dokumen Diamankan, Ada yang Dicampur Bakso Ikan
Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengamankan 300 kilogram lebih daging babi tanpa dokumen di Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Januari 2025
 300 Kg Daging Babi Tanpa Dokumen Diamankan, Ada yang Dicampur Bakso Ikan
Indonesia
Pemprov Papua Tutup Akses Masuk Ternak dan Produk Olahan Babi
Demi menangkal penyebaran virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.
Wisnu Cipto - Kamis, 22 Februari 2024
Pemprov Papua Tutup Akses Masuk Ternak dan Produk Olahan Babi
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Biskuit Oreo Mengandung Minyak Babi
Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa biskuit Oreo terbuat dari lemak babi. Pernyataan itu diklaim disampaikan oleh perusahaan yang memproduksi Oreo.
Mula Akmal - Senin, 30 Januari 2023
[HOAKS atau FAKTA]: Biskuit Oreo Mengandung Minyak Babi
Kuliner
Rekomendasi Babi Guling Nikmat di Bali
Nasi campur nonhalal ini bisa jadi menu makan pagi, siang, bahkan makan malam.
Dwi Astarini - Jumat, 11 November 2022
Rekomendasi Babi Guling Nikmat di Bali
Bagikan