Waspada, Orang Dewasa Ternyata Juga Bisa Mengalami ADHD


Orang dewasa tidak mengetahui bahwa mereka menderita ADHD sampai mereka mendapat masalah lain, seperti kecemasan atau depresi. (Foto: Freepik/Dashu83)
ATTENTION Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) memang lebih banyak ditemui pada anak-anak. Saat mengalami ADHD, anak biasanya sulit dikendalikan, tidak bisa diam, dan selalu bergerak. Namun rupanya, tidak cuma anak-anak, orang dengan usia dewasa juga bisa mengalami kondisi ini.
Melansir laman Klikdokter, dr. Fiona Amelia MPH menjelaskan bahwa ADHD bisa saja dialami oleh orang dengan usia yang sudah dewasa. Ini merupakan gangguan jiwa yang terkombinasi dengan gejala seperti kesulitan fokus atau konsentrasi pada suatu hal, berperilaku hiperaktif, dan juga memiliki perilaku impulsif.
"Pada orang usia dewasa, ADHD dapat menyebabkan hubungan interpersonal kurang stabil, produktivitas, dan kinerja menurun, serta kepercayaan diri turun," jelas Fiona.
Gejala ini bisa dimulai sejak kecil dan berlanjut hingga dewasa. Namun demikian, bisa juga ADHD baru dikenali dan muncul ketika seseorang telah dewasa.
"Gejalanya tidak sejelas ADHD pada anak. Pada orang dewasa, hiperaktif tidak menonjol. Lebih kelihatan adalah perilaku impulsif, gelisah, dan kesulitan fokus terhadap suatu hal," tuturnya.
Baca juga:

Namun, mendiagnosis ADHD pada orang dewasa tidak mudah. Banyak orang dewasa tidak mengetahui bahwa mereka menderita ADHD sampai mereka mendapat masalah lain, seperti kecemasan atau depresi.
Menurut dr Fiona, menangani ADHD pada usia dewasa sama seperti pada anak. Yang berbeda adalah jenis obat yang diberikan.
Melansir laman onhealth, obat-obatan yang paling umum untuk ADHD adalah stimulan. Obat-obatan ini disinyalir dapat mempertajam konsentrasi dan mengurangi distraksi oleh sirkuit otak yang memperbaiki fokus serta perhatian.
Jika stimulan tidak cukup membantu, dokter mungkin akan meresepkan antidepresan untuk menstabilkan suasana hati dan membantu mengendalikan perilaku impulsif pasien.
Apakah mengonsumsi obat akan efektif? Meski studinya masih sedikit dan terbatas, hasilnya ternyata cukup menjanjikan.
Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa yang menggunakan stimulan memiliki lebih sedikit gejala ADHD. Sementara itu, beberapa orang mungkin merasa mereka dapat berkonsentrasi lebih baik dalam waktu sekira 30 menit.
"Pemberian obat-obatan harus diimbangi dengan konsultasi dan konseling (psikoterapi bersama psikiater) dan penanganan gangguan jiwa lain yang biasa terjadi bersamaan dengan ADHD (seperti gangguan mood, gangguan cemas, gangguan kepribadian, dan kesulitan belajar/berkomunikasi) juga biasa dilakukan," ungkap Fiona.
Baca juga:

Ada cara praktis untuk menangani ADHD pada orang dewasa, terutama bagi kamu yang mau membantu orang lain. Berikut beberapa caranya:
-Buat daftar tugas/target yang ingin dicapai setiap harinya. Berikan prioritas dan pastikan tidak terlalu banyak.
-Setiap tugas yang ingin dicapai kembali dipecah-pecah menjadi langkah-langkah yang lebih sederhana dan mudah. Gunakan checklist akan lebih memudahkan.
-Gunakan memo kecil atau sticker notes yang dapat kamu tempel di kulkas atau tempat lain untuk memudahkan orang dewasa dengan ADHD membaca pesan tersebut.
-Siapkan satu buku atau gunakan kalender elektronik untuk mencatat janji temu atau deadline.
-Selalu bawa agenda atau gawai agar orang dengan ADHD dapat mencatat ide atau hal-hal yang perlu diingat.
-Selalu biasakan untuk mengatur dokumen dan informasi agar lebih mudah dicari. Ini akan membuat orang dengan ADHD kamu tidak panik dan tidak cemas.
Selain itu, selalu simpan hal-hal penting, seperti kunci, dompet, dan kacamata di tempat yang sama. Jangan sungkan pula untuk minta bantuan kepada keluarga terdekat atau sahabat bila diperlukan. (dgs)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Waspada, Orang Dewasa Ternyata Juga Bisa Mengalami ADHD

White Noise Bisa Menjadi Alternatif Pengobatan ADHD
