Wakil Ketua Komisi V DPR Dorong Transformasi Penerbangan Indonesia


Ilustrasi pesawat. (Foto: Unsplash/Ross Parmly)
MerahPutih.com - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, menyampaikan pentingnya menciptkan ekosistem terbaik untuk industri penerbangan Indonesia. Menurutnya, Indonesia harus memiliki ekosistem industri penerbangan yang progresif dan bahkan melampaui negara-negara tetangga di Asia.
“Saya mendukung penuh terciptanya ekosistem terbaik bagi industri penerbangan dengan melakukan transformasi penerbangan Indonesia. Saya yakin ini sudah waktunya Indonesia memiliki ekosistem industri penerbangan yang progresif," kata Huda kepada wartawan, Jumat (23/5).
Menurut Huda, jika ada komitmen bersama untuk menciptakan transformasi penerbangan Indonesia, maka langkah yang harus segera dilakukan adalah mewujudkan roadmap penerbangan nasional. Penyusunan roadmap ini harus disepakati waktu pelaksanaannya secara bersama-sama.
"Jika ini dilakukan, maka kita akan memiliki rancangan masa depan industri penerbangan yang jauh lebih baik,” ujarnya.
Baca juga:
Prabowo Sambut Positif Rute Penerbangan Bangkok–Surabaya–Medan, Diharapkan Tingkatkan Pariwisata
Salah satu isu utama yang perlu mendapat perhatian besar, kata Huda, adalah modernisasi teknologi dan peremajaan peralatan.
"Apa pun yang kita investasikan ke depan, harus menjadi bagian dari semangat transformasi yang terintegrasi. Ini harus dilakukan secara menyeluruh, tidak setengah-setengah,” bebernya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini melanjutkan, isu lain yang juga harus dibahas adalah terkait harga tiket. Menurutnya, masih tingginya harga tiket menjadi salah satu permasalahan yang harus segera diatasi.
“Penurunan harga tiket ini penting. Tapi sebetulnya kalau harga tiket masih tinggi tapi pelayanan yang diberikan prima, tidak ada keterlambatan penerbangan dan infrastruktur yang nyaman, maka masyarakat bisa menerima harga yang sedikit lebih tinggi karena merasa mendapatkan nilai dan pelayanan yang sepadan,” katanya.
Baca juga:
Masih tingginya harga tiket, kata Huda, disebabkan harga avtur yang selama ini hanya dikuasai oleh satu pihak yakni PT Pertamina. Menurutnya, beberapa isu yang selama ini dianggap tabu, justru perlu dibuka ke publik, dibahas secara terbuka dan dicari solusi bersama.
"Mengapa tidak kita diskusikan kemungkinan membuka pasar ini? Kalau kita sepakat bahwa ini bagian dari reformasi, maka harus ada perubahan. Karena harga avtur adalah salah satu komponen terbesar dari biaya operasional penerbangan,” ucapnya.
“Saya berharap pemerintah dan seluruh stakeholder bisa duduk bersama dan menjadikan isu industri penerbangan ini sebagai agenda nasional bahkan sebagai legacy bangsa. Indonesia punya potensi besar. Dan dengan cara seperti ini, perbaikan menyeluruh bisa kita wujudkan, tidak hanya terbatas pada lima isu yang selama ini kita bahas,” tutupnya. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Komisi V DPR Minta Kemendes Segera Selesaikan Kasus Desa yang Dijadikan Agunan

Garuda Operasikan 70 Rute Penerbangan Dengan Tingkat Keterisian 78 Persen, Knock Off Rute Tidak Menguntungkan

Maskapai Fly Jaya Rute Jember-Jakarta Terbang Perdana 18 September, Tiket Dibandrol Rp 1,3-1,4 Juta

Imbas Demo, Penerbangan Perdana Rute Jember-Jakarta PP Hari Ini Ditunda Sepekan

Komisi V DPR Minta Fasilitas Umum yang Rusak Akibat Kerusuhan Segera Diperbaiki

Demi Percepat Pembangunan, Komisi V DPR Usulkan Pembentukan Badan Otorita Pengembangan Madura

Prabowo Lantik Kepala Otorita Pantura, Komisi V DPR: Tugas dan Kewenangannya Harus Jelas

Buka Penerbangan Setiap Hari ke Singapura, Pelita Air Ingin Perbanyak Wisatawan Asing ke Indonesia

Palu Kini Punya Bandara Internasional, Mutiara Sis Aljufri Bikin Pengadaan Alat X-Ray Rp 2,5 M

Zero ODOL Berlaku 2027, Komisi V DPR Minta Pemerintah Lakukan Sosialisasi Masif
