Virgin Atlantic Terbang dari London ke New York dengan Bahan Bakar Ramah Lingkungan


Penerbangan terjauh pertama dengan bahan bakar nabati. (Foto: Virgin Atlantic)
BEPERGIAN dengan pesawat terbang kini menjadi lebih ramah lingkungan dengan prestasi baru yang diraih oleh pesawat komersial Virgin Atlantic. Pesawat Boeing 787 milik Virgin Atlantic terbang dari London ke New York dengan bahan bakar ramah lingkungan.
Penerbangan itu menandai penerbangan komersial jarak jauh pertama yang sepenuhnya menggunakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF). Sebelumnya, penerbangan dengan bahan bakar ramah lingkungan masih sebatas uji coba saja.
Pesawat ini ditenagai oleh mesin Rolls-Royce Trent 1000, lepas landas dari Bandara Heathrow London sekitar pukul 7 pagi EST beberapa waktu lalu dan mendarat di Bandara Internasional John F. Kennedy di New York sekitar pukul 3 sore EST.
Baca juga:
Boeing Targetkan Pesawat Berbahan Bakar Berkelanjutan di 2030

Flight100, sebagaimana pesawat ini disebut, menjadi tonggak sejarah karena merupakan penerbangan pertama yang berhasil mengeksekusi penggunaan SAF 100 persen dalam penerbangan komersial jarak jauh, ungkap Robb Report pekan ini.
Miliarder pendiri Virgin Atlantic Richard Branson, CEO maskapai penerbangan Shai Weiss, dan menteri transportasi Inggris Mark Harper turut serta dalam penerbangan tersebut, meskipun tidak ada penumpang atau kargo lain di dalamnya.
Richard Branson menyampaikan kebanggaannya terkait pencapaian ini, menyatakan bahwa Flight100 menciptakan landasan untuk dekarbonisasi penerbangan jarak jauh dengan melibatkan kerja sama dari Virgin Atlantic dan mitra mereka.
Penerbangan ini mengikuti jejak jet bisnis Gulfstream G600 yang hanya seminggu sebelumnya, menyelesaikan penerbangan transatlantik pertama menggunakan biofuel serupa.
Baca juga:
Emirates Berhasil Uji Terbang dengan Bahan Bakar Minyak Goreng?

SAF, yang terbuat dari bahan limbah seperti minyak goreng atau lemak hewani, mampu mengurangi emisi CO2 hingga 80 persen, mengurangi partikel hingga 90 persen, dan menghilangkan sulfur oksida.
Meskipun berpotensi berperan besar dalam dekarbonisasi penerbangan jarak jauh, harga yang tinggi dan ketersediaan yang terbatas menjadi tantangan utama bagi penerbangan komersial dengan bahan bakar berkelanjutan.
Meski demikian, SAF menawarkan harapan untuk mendekati tujuan 'jet zero' atau net zero pada tahun 2050, yang saat ini menjadi fokus industri penerbangan dalam mengurangi kontribusinya terhadap emisi karbon global.
CEO Virgin Atlantic Shai Weiss, menegaskan bahwa untuk mencapai produksi SAF dalam skala besar, diperlukan investasi dan dukungan pemerintah dengan kepastian peraturan serta mekanisme dukungan harga. (waf)
Baca juga:
Bentley Gunakan Bahan Bakar Nabati tanpa Modifikasi Mesin
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Selamatkan Putrinya yang Jatuh ke Laut, Seorang Ayah Melompat dari Kapal Pesiar Disney Dream

Momen Libur Panjang Waisak, KAI Daop 6 Kerahkan KA Tambahan

Tim Siber Polisi Pantau Percakapan Pemesanan Travel Gelap untuk Mudik Lebaran

Seoul Diserbu 13 Juta Wisatawan, Istana Kerajaan Jadi Magnet Baru

Mineral King, Proyek Ski Resort Impian Walt Disney yang Tak Pernah Terwujud

Kebanggan Bulukamba, Festival Pinisi Masuk Daftar KEN 2025

Polisi Amankan 100 Travel Gelap, Biar Enggak Cari Penumpang Saat Lebaran

Solo Traveling Jadi Ekspresi Self-Love di Hari Valentine, Jepang Destinasi Paling Favorit

Korsel Keluarkan Travel Advisory untuk Santorini dan Pulau Yunani Lainnya akibat Ratusan Gempa
