Fenomena 'Lingkaran Peri' nan Misterius di Namibia

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Sabtu, 05 September 2020
Fenomena 'Lingkaran Peri' nan Misterius di Namibia

Fenomena 'lingkaran peri' aneh terjadi di Namibia (Foto: thorsten becker/wikimedia commons)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BANYAK yang menganggap 'Lingkaran Peri' di Namibia merupakan jejak kaki para dewa. Ada juga anggapan bahwa itu merupakan pemandangan pendaratan UFO.

Terkait dengan lingkaran misterius itu, para ilmuwan memiliki teori mereka sendiri. Namun, kenyataannya tak ada yang benar-benar tahu bagaimana 'lingkaran peri' yang menghiasi Gurun Pesisir Namibia muncul.

Baca Juga:

Viral, di Negara Ini Ada Festival Membakar Gunung

'Lingkaran Peri' adalah sebuah celah bundar yang terdistribusi secara seragam di padang rumput gersang di seberang Namibia. Lingkaran tersebut terlihat seperti bintik-bintik pada kain bila dilihat dari udara.

Belum ada teori yang berhasil menjelaskan tentang adanya fenomena Lingkaran Peri. (Foto: thorsten becker/wikimedia commons)

Hingga 2014, lingkaran tersebut diketahui hanya terjadi di sepanjang Gurun Namib di Afrika Selatan. Namun, lingkaran yang hampir identik juga ditmeukan di dekat kota pertambangan Newman di Australia Barat.

Meskipun begitu, 'Lingkaran Peri' di Namibia tetap menjadi yang paling terkenal dan menarik bagi para ilmuwan yang telah mempelajarinya sejak 1970-an.

Teori tentang pembentukan dan tujuannya pun berlimpah. Namun, sejauh ini tak ada yang mampu membuktikan tanpa keraguan bahwa teori mereka merupakan jawaban yang benar untuk teka-teki yang sudah berusia puluhan tahun ini.

"Itu merupakan area melingkar yang kosong, tak ada apa-apa di atasnya, dan ada cincin rumput di sekitarnya. Jika dilihat dari udara atau dari tempat yang tinggi, hampir terlihat seperti bercak campak," tutur Manajer Penelitian di Institut Penelitian Gobabeb-Namib, Eugene Marais, seperti dikutip laman Odditycentral.

Baca Juga:

'Rumah Pie' Mendadak Viral di Media Sosial, Ini Penyebabnya

Para ilmuwan lain telah mencoba menjelaskan alasan\lingkaran tandus itu ada selama beberapa dekade. Meskipun sains telah berkembang sejak 70-an, para ilmuwan masih kesulitan memahami fenomena alam yang misterius tersebut.

"Kami sedang duduk dengan sesuatu yang seharusnya mudah dijelaskan, tapi menemukan penjelasan yang dapat diterima dengan kamu dapat menunjukkan apa yang menyebabkannya ternyata ternyata sangat sulit," tambah Marais.

lingkaran peri
Tampak bak noda pada kain jika dilihat dari atas. (foto: phys.org)

Terlepas dari penjelasan mistis dan sci-fi, seperti peri menari di lingkaran dan mencegah tumbuh-tumbuhan tumbuh, atau UFO mendarat di gurun pada malam hari, ada beberapa penjelasan yang masuk akal mengapa lingkaran peri muncul.

Beberapa ilmuwan yakin itu ada hubungannya dengan rayap yang menjadikan Namib sebagai rumah mereka. Penelitian telah menunjukkan ada koloni rayap di bawah sebagian besar lingkaran tandus yang dibatasi tumbuh-tumbuhan.

Teori mengatakan koloni rayap menyerang dan menaklukkan satu sama lain, tetapi ketika koloni berukuran sama bertemu, mereka tidak bisa memusnahkan satu sama lain, sehingga mereka menciptakan penyangga 'tidak ada tanah rayap' di antara mereka.

Teori lain yang masuk akal yakni bahwa lingkaran peri merupakan hasil persaingan tanaman untuk memperebutkan air langka yang jatuh di Namib setiap tahun. Tanaman membantu tetangga terdekat mereka dengan menciptakan naungan dan menjaga air di permukaan tanah, tetapi menghalangi pertumbuhan lainnya dengan menumbuhkan akar yang panjang dan mengekstraksi air dari tanah.

Ada pula yang percaya bahwa lingkaran peri Namib entah bagaimana terhubung ke semak beracun Euphorbia yang tumbuh di Namib. Hal itu lantaran beberapa sisa dari tanaman ini telah ditemukan di lingkaran peri.

Namun, kenyataannya tidak ada yang tahu pasti apakah salah satu dari teori-teori itu benar, atau apakah jawabannya sebenarnya ialah kombinasi teori.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan pada 'lingkaran peri' baru di Australia menemukan bahwa rayap tidak menyebabkan bercak tandus, tetapi rayap merupakan hasil dari proses abiotik seperti pelapukan mekanis tanah oleh hujan deras dalam siklon, panas yang ekstrem, dan penguapan.

"Celah vegetasi yang disebabkan rayap pemanen hanya berukuran setengah 'lingkaran peri' dan lebih sedikit lagi keteraturannya. Dalam kebanyakan kasus, kami bahkan tidak menemukan termitaria bawah tanah keras yang di tempat lain di Australia bisa mencegah pertumbuhan rumput," jelas Dr Stephan Getzin dari Universitas Gottingen.

Misteri 'lingkaran peri' masih harus dipecahkan. Meskipun para ilmuwan telah membuat kemajuan sejak 1970-an, belum ada seorang pun yang tahu apa tujuan dari formasi tersebut. (Ryn)

Baca juga:

Hias Rumah dengan 10 Ribu Piring Porselen, Pria Ini Jadi Viral

#Viral #Berita Unik
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Dunia
Nyaris Dikremasi, Perempuan Thailand Bangkit dari Peti Mati
Ia mengetuk cukup lama sampai akhirnya peti mati dibuka.
Dwi Astarini - Selasa, 25 November 2025
 Nyaris Dikremasi, Perempuan Thailand Bangkit dari Peti Mati
ShowBiz
Fenomena Labubu Berlanjut, Sony Kembangkan Film dari Boneka yang Viral Berkat Lisa BLACKPINK
Sony resmi mengembangkan film karakter Labubu. Boneka viral ini menjadi fenomena global dan siap memasuki dunia waralaba film.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 19 November 2025
Fenomena Labubu Berlanjut, Sony Kembangkan Film dari Boneka yang Viral Berkat Lisa BLACKPINK
ShowBiz
Dari Trauma Masa Kecil Menjadi Film, 'Waluh Kukus' Segera Tayang Di Bioskop
Cerita viral Waluh Kukus akan hadir di layar lebar. Falcon Pictures merilis poster perdana dan memulai produksi film berdasarkan kisah nyata Ainay.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 15 November 2025
Dari Trauma Masa Kecil Menjadi Film, 'Waluh Kukus' Segera Tayang Di Bioskop
Indonesia
Kemenag Tegaskan Tidak Ada Larangan Istirahat di Masjid, Tapi Pengelola Wajib Pasang CCTV Biar Aman
Ia mendorong optimalisasi fungsi sosial masjid yang luas, mencontoh fungsi di zaman Nabi, sambil tetap memperhatikan aspek keamanan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 05 November 2025
Kemenag Tegaskan Tidak Ada Larangan Istirahat di Masjid, Tapi Pengelola Wajib Pasang CCTV Biar Aman
Indonesia
Tragedi Masjid Sibolga: Kemenag Murka Rumah Ibadah Diubah Jadi Arena Kekerasan, Program Inklusif Terancam Gagal Gara-Gara Aksi Para Pelaku
Direktur Arsad Hidayat tegaskan program Masjid Ramah dan inklusif harus tetap berjalan, termasuk untuk Natal dan Tahun Baru
Angga Yudha Pratama - Rabu, 05 November 2025
Tragedi Masjid Sibolga: Kemenag Murka Rumah Ibadah Diubah Jadi Arena Kekerasan, Program Inklusif Terancam Gagal Gara-Gara Aksi Para Pelaku
Dunia
Bertahan Seabad, Pesan dalam Botol dari Prajurit Perang Dunia I Ditemukan di Pantai Australia
Surat-surat itu kini telah diserahkan kepada keturunan mereka, yang terkejut dan terharu dengan penemuan tersebut.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
Bertahan Seabad, Pesan dalam Botol dari Prajurit Perang Dunia I Ditemukan di Pantai Australia
Indonesia
A2O MAY Merilis "PAPARAZZI ARRIVE" dengan Synth Sirene dan Beat Dubstep yang Bikin Candu Generasi Muda
Album ini tidak hanya menampilkan karakter unik grup
Angga Yudha Pratama - Selasa, 28 Oktober 2025
A2O MAY Merilis
Lifestyle
Raisa Tumpahkan Kekecewaan Dalam Lirik Lagu 'Terserah'
Melalui lagu tersebut, Raisa seolah menumpahkan rasa kecewa dan lelah
Angga Yudha Pratama - Selasa, 28 Oktober 2025
Raisa Tumpahkan Kekecewaan Dalam Lirik Lagu 'Terserah'
ShowBiz
Kalya Islamadina Rilis EP Perdana “Orange”, Ungkap Cinta Lewat Kejujuran
Setiap lagu punya waktunya sendiri
Angga Yudha Pratama - Selasa, 28 Oktober 2025
Kalya Islamadina Rilis EP Perdana “Orange”, Ungkap Cinta Lewat Kejujuran
ShowBiz
Bekantan Berjubah di Artwork 'Pandir Wara', Primitive Monkey Noose Rilis Single Paling Satir Agar Melek Soal Kepalsuan Hidup
Reggy mengungkapkan pandangan Bekantan yang mengarah ke belakang
Angga Yudha Pratama - Selasa, 28 Oktober 2025
Bekantan Berjubah di Artwork 'Pandir Wara', Primitive Monkey Noose Rilis Single Paling Satir Agar Melek Soal Kepalsuan Hidup
Bagikan