Vinera, Inovasi Rehabilitasi Pasien Stroke


Wamenkes RI sedang menjajal teknologi VR Vinera. (Foto: Aruvana)
PENYAKIT stroke dapat mengintai siapa saja. Mengutip data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, stroke merupakan penyebab kematian kedua tertinggi di dunia dan menjadi penyebab kematian nomor satu dengan pembiayaan kesehatan yang paling tinggi di Indonesia.
Meski begitu, kini hadir inovasi teknologi baru untuk menangani pasien stroke yang menjalankan rehabilitasi. Vinera siap menjadi solusi pasien stroke untuk memaksimalkan proses rehabilitasi.
Baca Juga:
“Hari ini kita lihat bahwa banyak sekali inovasi kesehatan yang muncul. Sektor kesehatan bisa menjadi salah satu komoditi yang bagus untuk melakukan investasi di dalamnya. Salah satu yang paling baik untuk melakukan investasi di sektor kesehatan adalah melakukan investasi dengan menggunakan teknologi,” ujar Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono di gedung Kementerian Kesehatan RI dalam acara Health Innovation Sprint Accelerator 2023.
Vinera sebagai aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR) untuk rehabilitasi stroke di Indonesia, menawarkan solusi inovatif untuk membantu pelatihan terapi jarak jauh bagi pasien stroke.

Fitur inovatif Vinera dikombinasikan dengan antarmuka yang ramah pengguna dan adanya sistem gamifikasi, menjadikannya alat yang efektif dan menyenangkan untuk latihan terapi mandiri selama rehabilitasi stroke. Dengan menciptakan lingkungan virtual yang imersif, Vinera memungkinkan pasien untuk terlibat dalam latihan terapi dengan fleksibilitas tinggi, yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan fungsi motorik dan peningkatan pemulihan secara keseluruhan.
Vinera merupakan inovasi yang dihadirkan oleh startup asal Yogyakarta Aruvana yang berkolaborasi dengan PT Medika Brain Sejahtera. Vinera juga mendapatkan penghargaan pada program Health Innovation Sprint Accelerator 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan East Ventures.
Baca Juga:
Program Health Innovation Sprint Accelerator 2023 merupakan program inkubasi yang bertujuan untuk mendukung pengembangan inovasi digital di bidang kesehatan, khususnya di bidang teknologi kesehatan dan bioteknologi. Tahun ini, sebanyak 146 inovator berpartisipasi dalam program tersebut dengan menampilkan solusi teknologi mutakhirnya.

"Kami berharap acara yang mengedepankan inovasi seperti ini dapat terus berkembang dan berdampak lebih besar lagi. Bersama-sama, mari mendobrak batas-batas teknologi kesehatan dan menciptakan perubahan positif bagi masyarakat,” ujar CEO Aruvana Indra Haryadi
Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes Setiaji menambahkan, Kemenkes RI telah melaksanakan berbagai inisiatif dalam upaya mendukung ekosistem inovasi kesehatan dan mendorong para inovator di bidang teknologi kesehatan, salah satunya melalui Health Innovation Day. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W
