Usia Berapakah Manusia Mencapai Puncak Ketidakbahagiaan?


Ternyata manusia tidak selamanya bisa bahagia. (Foto: Unsplash/Andre Hunter)
HAMPIR tidak ada orang yang bahagia sepanjang waktu. Ketidakbahagiaan adalah pengalaman umum bagi kebanyakan orang. Kendati demikiab, usia tampaknya menjadi faktor yang berpengaruh kuat pada ketidakbahagiaan.
Sebagian besar dari kita menganggap anak-anak kecil sebagai individu yang bahagia, masa dewasa pertengahan tampaknya menjadi usia yang sangat sulit, dan usia paruh baya menjadi usia yang tidak bahagia.
Baca Juga:

Munculnya istilah quarter life crisis atau yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan ketidakbahagiaan yang dialami beberapa orang di usia 20-an.
Namun, apakah ketidakbahagiaan terkait usia ini hanyalah laporan individu atau fenomena umum yang dapat ditemukan pada kebanyakan orang? Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Economic Behavior & Organization secara sistematis menyelidiki pertanyaan ini pada banyak sampel orang.
Dalam studi tersebut, penulis menganalisis data dari lebih dari 14 juta peserta dari lebih dari 40 negara yang berbeda. Secara spesifik, peserta telah menjawab pertanyaan terkait ketidakbahagiaan seperti kesehatan mental, interaksi sosial, kesejahteraan fisik, dan kesejahteraan nasional.
Kategori kesehatan mental mencakup pertanyaan tentang menderita depresi, khawatir, merasa sedih, mengalami stres, sedang tegang, memiliki saraf yang buruk, menderita fobia dan panik, menjadi cemas, sedang putus asa dan tidak bahagia).
Sementara kategori Interaksi dan Perasaan Sosial mencakup pertanyaan tentang perasaan tersisih dari masyarakat, tidak mampu mengatasi kesulitan, kehilangan kepercayaan pada diri sendiri, menganggap diri sebagai orang yang tidak berharga, merasa gagal, kesepian, dan merasa tegang.
Baca Juga:

Adapun kategori Kesejahteraan Fisik mencakup pertanyaan tentang kesehatan seperti mengalami nyeri dan tidak bisa tidur nyenyak. Dan kategori Kesejahteraan Nasional difokuskan pada ada atau tidaknya situasi di negara responden pada saat studi dilakukan semakin parah.
Hasilnya cukup jelas. Di seluruh Eropa dan Amerika Serikat, ketidakbahagiaan mencapai puncaknya pada akhir tahun empat puluhan, khususnya pada usia 49 tahun. Secara umum, ketidakbahagiaan mengikuti kurva berbentuk bukit di sepanjang umur. Dengan demikian, anak-anak kecil mulai dengan ketidakbahagiaan yang agak rendah dan meningkat hingga usia 49 tahun lalu mulai landai lagi setelag 49 tahun.
Dibalik deskriptif tersebut penulis penelitian memberikan tiga argumen berbeda. Pertama, orang mungkin menyerah untuk memenuhi impian yang mustahil setelah usia 49 tahun dan menerima tujuan yang realistis, yang mungkin bisa membantu dalam mengurangi ketidakbahagiaan.
Kedua, orang yang kurang bahagia bisa hidup lebih lama, yang menyebabkan berkurangnya ketidakbahagiaan di usia tua. Ketiga, ini mungkin efek kontras, di mana orang lanjut usia melihat bagaimana orang lain di generasi mereka jatuh sakit dan meninggal dan merasa lebih bersyukur karena masih dalam keadaan sehat, mengurangi ketidakbahagiaan. (avia)
Bagikan
Berita Terkait
Kurangi Rasa 'Pesimisme' untuk Lebih Bahagia

9 Rahasia Kebahagiaan Abadi Menurut Ilmuwan
